Pintu kamar terbuka perlahan membuat si pemilik kamar menoleh mendapati sang kakak keduanya yang datang mendekati nya sembari tersenyum lebar.
"Kak Chisaa.." Gadis cantik yang baru saja berumur 22 tahun itu tersenyum menatap sang kakak.
"Hai adik kecill..." Chisa naik ke atas kasur Asa yang empuk itu.
"Apa kakak baru kembali?" Asa sedikit memiringkan kepalanya menatap Chisa.
"Iya... Hari ini aku tidak memiliki banyak pekerjaan seperti Lisa... Maka dari itu aku langsung pulang.... Bagaimana dengan mu adik kecil? Ada hal yang menarik hari ini?" Chisa yang berbaring.
"Tidak sama sekali... Karena aku tetap di rumah saja.." Hal tersebut membuat Chisa terdiam sejenak.
"Tapi aku sangat senang karena kakak sudah kembali..." Asa yang tersenyum kembali.
Chisa yang mendengar itu juga tersenyum, mengingat nasib adik kecilnya itu membuat ia benar benar sedih.
Gadis cantik yang polos dan sangat penurut ini bernama Asa, Enami Asa, anak bungsu dari keluarga Enami. Adik kecil Lisa dan Chisa yang sangat polos. Asa tidak pernah di izinkan oleh papa dan mama nya untuk keluar dari rumah, bahkan anak ini saja di homeschooling.
Anak ini benar benar hanya boleh berada di rumah saja, tidak seperti kakak kakaknya. Bahkan juga Asa tidak boleh memegang ponsel seperti kakaknya, ia benar benar tidak tahu menahu bagaimana dunia luar itu, mungkin ia tahu sedikit karena para kakaknya yang diam diam memberi tahu bagaimana dunia luar itu. Entah apa yang ada di pikiran kedua orangtua mereka yang sengaja tidak mengenalkan dunia luar.
Padahal, Asa ini anak yang sangat pintar, ia fasih dalam berbagai bahasa asing, seperti Korea, Inggris, Mandarin dan beberapa bahasa lainnya yang ia pelajari selama homeschooling dahulu. Namun minusnya, anak ini terlalu penurut dan polos. Kata Lisa, adiknya itu terlalu mudah mempercayai seseorang.
Pernah sekali Lisa diam diam membawa adiknya itu pergi keluar rumah yang berujung Lisa dan Chisa di hukum tidak boleh bertemu dengan adik kecil mereka selama tiga hari, dan juga Asa yang di pukuli oleh papa nya dan tidak boleh keluar kamar selama tiga hari, lebih tepatnya ia di kurung.
Benar benar jalan pikiran yang sangat aneh, begitulah yang di pikirkan para kakak si gadis polos itu. Bahkan Lisa pernah sekali bertengkar hebat dengan papa nya karena ia membela adiknya yang terus di pukuli jika sang papa sedang stress dan juga Asa yang terus terusan di kurung di rumah.
Tak hanya Lisa, Chisa juga pernah hampir masuk rumah sakit karena bertengkar juga dengan papa nya.
Mama nya? Mama Enami sangat berbeda dengan kepala keluarga mereka, ia juga sebenarnya tidak tega anak bungsunya itu terus seperti itu, namun ia tak bisa apa apa. Ia hanya bisa mengikuti perkataan suaminya.
"Apa kak Lisa akan kembali larut malam?" Pertanyaan Asa itu membuat Chisa tersadar dari lamunannya.
"Aku rasa ya... Karena tadi dia mengatakan pada ku bahwa dia masih memiliki banyak pekerjaan.." Chisa mengangguk.
"Eum... Begitu ya..." Asa mengangguk.
"Ah ya, aku membelikan ini untuk mu.." Chisa mengeluarkan sesuatu dari balik jas yang ia pakai.
Sebungkus permen strawberry kesukaan adiknya.
"Eh, apa ini tidak kebanyakan kak?" Asa yang sedikit tertegun.
"Tidak adik kecil... Aku sengaja membelikan nya untuk mu.." Chisa menggeleng.
"Bagaimana jika papa tau?" Ucapan Asa membuat Chisa terdiam sejenak.
"Papa tidak akan tau... Kamu bisa menyembunyikan nya di laci rahasia kita.." Chisa tersenyum.
Bahkan membelikan makanan dari luar, apapun itu untuk Asa saja tidak boleh, sangat tidak di izinkan sang papa.
"Apa papa melakukan sesuatu lagi saat aku dan Lisa pergi?" Asa yang mendengar itu menggeleng.
"Benarkah?" Chisa yang menyipitkan matanya.
Ia bertanya seperti itu karena tidak sengaja melihat di bawah dagu adiknya itu ada plaster kecil.
"Iya.." Asa mengangguk.
"Katakan lah yang sebenarnya, Asa... Kamu tidak bisa berbohong..." Chisa terduduk.
Asa sendiri hanya diam saja dan mengalihkan pandangannya dari sang kakak kedua.
"Papa bilang aku tidak boleh mengatakan nya padamu dan kak Lisa..." Ucap Asa.
"Ada apa? Apa dia membentak mu sangat kasar lagi?" Chisa merengut.
Asa hanya menggeleng saja, ia benar benar melakukan hal yang papanya perintahkan. Chisa yang melihat itu hanya menghela nafas.
"Katakan lah padaku, Asa... Aku kakak mu... Aku tak ingin sesuatu terjadi pada mu..." Ucap Chisa.
Asa yang mendengar itu meremas selimut yang menutupi kakinya.
"Kepala ku sakit.." Cicit Asa membuat Chisa kembali merengut.
"Apa yang papa lakukan pada mu?" Ucap Chisa yang menarik adiknya itu ke pelukan.
Bukannya menjawab, si adik hanya memeluknya dengan erat.
"Asa?" Chisa mengelus pelan rambut Asa.
"Kepalaku... Eum.. Terbentur.." Chisa yang mengerti perkataan Asa itu langsung melonggarkan pelukannya.
"Papa membenturkan kepalamu, huh?" Asa yang mendengar itu mengangguk pelan.
"Ck, pria bajingan itu..." Gunggam Chisa.
"Lalu apa ada yang terluka? Sudah di obati??" Chisa menangkup dagu adiknya.
"Sudah... Mama mengobatinya.." Asa mengangguk.
"Syukur lah kalau begitu..." Chisa kembali memeluk adiknya.
Oke udah sepakat, IDOL (RUPHA) & KOST (BBANGSAZ & RUPHA) masuk ke draf lagi di tuker sama cerita ini, see u di tahun 2025.
Vote and comment 😉😉😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelinci Kecil Tuan Muda (RORASA)
Teen FictionTIDAK ADA TERKAIT NYA DENGAN IDOL ASLI!! 18+ Rorasa G!P Futa