Rora yang baru masuk ke dapur itu di sambut oleh wangi masakan yang sangat menggoda. Ia baru saja selesai membersihkan dirinya.
"Apa yang kamu masak, bunny? Kelihatan nya sangat enak.." Rora yang memeluk Asa dari belakang saat Asa masih sedikit sibuk menata makanannya.
"Karaage dan chicken katsu..." Jawab Asa.
"Karaage?" Rora yang tampak bingung.
"Ya, daging yang di bumbui saus rendaman asin lalu di baluri tepung terigu dan di goreng.." Ucap Asa melirik Rora sekilas.
"Ah, aku belum pernah mendengar nya.." Ucap Rora.
"Di Jepang ini makanan ringan yang sering di jual di jalanan.... Kata mamaku seperti itu..." Ucap Asa.
"Ah, aku lupa jika kamu orang Jepang... Pantas saja nama makanannya terdengar asing.." Ucapan Rora membuat Asa terkekeh kecil.
"Kamu ingin mencobanya?" Asa menyodorkan sepotong karaage pada Rora.
Hal tersebut membuat Rora membuka mulutnya lalu memakan suapan yang di beri Asa.
"Hm, ini enak..." Rora menaikkan kedua alisnya.
"Benarkah?" Tanya Asa.
"Ya, ini sangat enak... Aku menyukainya.." Rora kembali mengambil sepotong karaage.
Asa yang melihat itu hanya tersenyum saja karena Rora yang menyukai masakan nya.
❢❢
Asa yang berada di pangkuan Rora itu hanya anteng saja melihat film yang berada di TV, sedangkan Rora sibuk mengotak atik laptopnya mengerjakan sedikit dokumen perusahaan nya.
"Ah ya, bunny... Senin depan aku akan pergi.." Celetuk Rora memecahkan keheningan mereka sembari menutup laptopnya karena sudah selesai.
"Kamu akan pergi kemana?" Asa yang bertanya saat Rora menaruh laptopnya di meja.
"Aku akan pergi ke Busan melihat perusahaan ku... Apa kamu ingin ikut?" Rora yang memeluk Asa.
"Apa aku boleh ikut?" Tanya Asa.
"Tentu saja, bunny.. Tidak ada yang melarang mu.." Rora mengangguk.
"Aku mau ikut.." Asa yang ikut mengangguk.
"Baiklah senin depan kamu ikut dengan ku..." Rora yang mengelus perut Asa.
Mereka berdua terdiam dengan pikiran masing-masing. Asa yang sibuk menonton film namun ia sedikit bergerak kesana kemari seperti mencari posisi nyaman.
Sedangkan Rora sendiri hanya bisa diam karena sebenarnya sedaritadi Asa menyenggol adik kecilnya.
"Bunny, you ok?" Rora yang menatap Asa.
"E-eum ya.." Asa yang mengangguk.
"Kamu kenapa, bunny? Apa duduk mu tidak nyaman?" Rora memegang posisi pinggang Asa.
"Tidak kok.." Ucap Asa yang menggeleng.
"Katakan lah jika kamu tak nyaman bunny... Aku tidak akan memarahimu.." Rora memundurkan tubuh mungil Asa sehingga Asa bisa bersandar di bidang dada nya.
Namun sebenarnya bagian belakang Asa tak sengaja menduduki junior nya sehingga jika Asa bergerak sedikit, itu akan membangunkan adik kecilnya.
Belum lagi Asa yang memakai celana pendek di atas paha membuat Rora sedikit was-was.
"Boleh aku bersandar?" Tanya Asa melirik Rora.
"Tentu, bunny, bersandarlah jika kamu mau.." Rora yang mengangguk.
Ku harap kau tidak bangun, lee kecil... Aku tidak ingin membuat nya takut sekarang.
❢❢
Pintu ruangan di ketuk dari luar membuat Rora yang sedang sibuk dengan dokumen nya itu menoleh.
"Masuklah, bunny..." Rora yang tau siapa yang mengetuk pintu tersebut.
Mendapat jawaban dari dalam, pintu terbuka dari luar memunculkan gadis mungil milik si tuan muda itu.
"Dainie.." Asa yang masuk ke dalam ruangan.
"Iya, bunny? Ada apa?" Rora yang membenarkan posisi kacamata nya.
"Ada seseorang yang mencarimu di luar.." Ucap Asa.
"Ah itu pasti Louise..." Rora yang berdiri dari duduknya.
Ia menarik Asa untuk ikut dengannya membuat Asa sedikit tertegun karena di tarik.
"Tuan muda.." Louise menunduk sekilas.
"Louise, kamu membawanya?" Tanya Rora.
"Tentu tuan muda... Aku membawa apa yang kamu minta." Louise memberikan dua paperbag berukuran kecil.
"Ah terimakasih Louise.." Rora menerima paperbag tersebut.
"Kalau begitu saya permisi dulu tuan muda." Ucap Louise sebelum pergi dari sana meninggalkan keduanya.
"Bunny, ayo lihat ini.." Rora menarik Asa duduk ke sofa.
Ia mengarahkan Asa agar duduk di pangkuan nya membuat Asa hanya menurutinya saja.
"Itu apa?" Asa bertanya saat melihat dua paperbag itu.
"Ini? Ini ponsel yang baru aku beli untuk mu..." Rora mengeluarkan kotak handphone terbaru itu.
"Untukku?" Asa bingung.
"Ya, agar aku tidak susah menghubungi mu jika aku sedang di luar..." Rora mengangguk sembari membuka kotak Handphone tersebut.
"E-eum?"
"Ini sekarang milikmu, bunny.." Ucap Rora menyodorkan ponsel baru tersebut.
Asa dengan sedikit ragu menerima ponsel itu.
"Itu sudah ada nomornya, aku menyuruh Louise memasangnya tadi.. Jika ada sesuatu yang tidak kamu tau, katakan padaku..." Rora kembali memeluk pinggang Asa dengan tangan kanannya.
"Terimakasih..." Asa yang tersenyum.
"Tidak masalah.... Ah ya... Aku ada satu lagi untuk mu.." Rora kembali mengambil satu paperbag lainnya.
Sebuah kotak berukuran sedang ternyata isi dari paperbag itu. Hal tersebut membuat Asa sedikit bingung.
Rora mengeluarkan sebuah kalung dari kotak berukuran sedang itu, kalung cantik dengan liontin emas yang mengkilat membuat Asa sedikit kagum.
"Ini untuk ku?" Asa yang bertanya saat Rora memasangkan kalung tersebut pada leher mulus nya.
"Ya, bunny.. Ini untuk mu... Aku harap kamu menyukai nya..." Rora yang tersenyum.
"Terimakasih, aku sangat menyukainya..." Asa yang reflek memeluk leher Rora membuat Rora sedikit tertegun dan terkekeh.
"Tidak masalah bunny..." Rora yang memeluk Asa balik.
vote and comment😉😉😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelinci Kecil Tuan Muda (RORASA)
Teen FictionTIDAK ADA TERKAIT NYA DENGAN IDOL ASLI!! 18+ Rorasa G!P Futa