6

1.8K 220 57
                                    

Asa menatap bingung makanan yang berada di hadapannya itu.

"Ada apa Asa?" Rora yang menyirit.

"Ini... Apa?" Asa bertanya.

"Ini pizza dan hamburger.. Apa kamu tidak mengetahuinya?" Rora yang bertanya balik.

"Tidak.. Papa melarang ku memakan makanan dari luar rumah..." Ucapan Asa membuat Rora terdiam sejenak.

"Melarang?" Rora tampak bingung.

"Iya... Bahkan papa tidak pernah mengizinkanku keluar dari rumah selama ini.." Ucap Asa.

"Lalu waktu sekolah apa kamu tidak keluar rumah?"

"Tidak, aku sekolah di rumah..." Asa yang menggeleng.

Dari sini Rora bisa mengambil kesimpulan kenapa Furoki sempat ragu karena Rora memilihnya.

"Kalau begitu makan lah, ini tidak ada racunnya sama sekali.." Asa yang mendengar itu mengangguk.

Asa tidak ada memakan apapun sejak kemarin malam.

"Apa kamu menyukai nya?" Rora melihat Asa yang memakan satu potong pizza.

"Ini enak..." Asa yang tampak seperti anak kecil membuat Rora terkekeh.

"Makanlah jika kamu menyukai nya.."

❢❢

Asa melihat keluar jendela besar yang berada di hadapannya itu. Hujan deras mengguyur kota Seoul malam itu.

"Apa ada sesuatu?" Rora yang mendekati Asa membuat Asa menoleh.

Sebelum Asa berbicara, tiba-tiba saja petir menyambar di luar membuat Asa reflek memeluk Rora.

Rora yang di peluk juga sedikit tertegun. Gadis yang berada di hadapan Rora ini sangat takut dengan petir. Lihatlah ia memeluk erat Rora karena ia benar benar takut.

"Asa?" Rora tampak bingung.

"Kak Chisa... Aku takut.." Tangan Asa yang memeluk Rora itu sedikit bergetar.

Biasanya jika ada hujan petir seperti ini, Chisa akan memeluknya ataupun Lisa yang menenangkan nya.

"Tenanglah, Aku di sini.." Rora yang menenangkan Asa.

"Aku takut.." Cicit Asa.

"Aku di sini.." Rora perlahan mengelus rambut Asa.

"Sebaiknya kita ke kamar saja.." Rora yang menarik Asa pergi ke kamar.

Kedua orang itu naik ke atas kasur king milik Rora. Mereka akan tidur sekamar karena hanya kamar itu yang layak untuk beristirahat.  Kamar yang lain masih berdebu.

"Rora..." Asa yang memanggilnya.

"Iya?" Rora yang menaikkan kedua alisnya.

"Eum... Boleh aku memelukmu?" Pertanyaan Asa itu membuat Rora terkekeh.

"Kemarilah... Aku tau jika kamu takut dengan petir.." Rora yang mendekat lalu memeluk Asa.

Hal itu pula membuat Asa juga ikut memeluk Rora. Tubuh besar Rora itu mendekap tubuh mungil milik Asa.

"Tidurlah Asa.." Ucap Rora mengelus rambut Asa.

Asa sendiri hanya mengangguk saja dan memejamkan matanya. Sebelum tidur, Rora mengotak atik ponselnya.

Louise, cari data tentang Enami Asa dan kirimkan semua pada ku besok. Ah ya Louise, tolong carikan setelan wanita berukuran kelinci kecil.

Kelinci Kecil Tuan Muda (RORASA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang