Rora yang mendengar ucapan Furoki itu hanya menghela nafas kasar saja dan kembali menatap intens Furoki.
"Jadi young master... Aku----
"Dain, Furoki... Jika kau lupa namaku.." Rora yang memotong ucapan Furoki.
"Ah, sangat tidak sopan jika aku memanggil mu dengan nama saja.." Furoki yang berjalan di samping Rora itu menggaruk kepalanya yang tak gatal.
Kedua orang itu masuk kedalam sebuah gedung besar, dimana banyak sekali ruang ruang seperti kamar di sana. Ini adalah asrama orang orang yang akan di jual Furoki.
Kenapa Rora berada di sana? Rora sering mengambil orang orang yang di jual itu untuk bekerja di pabrik nya yang berada di Jeju. Ia sengaja mengambil orang orang itu karena ia hanya ingin membebaskan mereka dan memberi pekerjaan yang layak.
"Terserah padamu... Aku sudah mengingatkan nya.." Rora yang menggeleng.
"Kau tumben sekali berada di Korea... Apa kau membawa orang baru?" Rora yang bertanya karena biasanya Furoki berada di Jepang.
"Tentu saja aku membawa orang orang itu lagi kemari..." Furoki mengangguk.
"Apa masih banyak orang yang menjual mereka, huh?" Rora menyirit.
"Ya... Mereka menjual nya karena membutuhkan uang... Bahkan sampai ada yang menjual anaknya sendiri.." Furoki yang merapikan rambutnya.
"Bisa aku melihat mereka?" Tanya Rora.
"Tentu... Tentu saja... Aku akan memperlihatkannya padamu.. Kamu pasti sedang membutuhkan pekerja lagi, tuan muda.." Furoki yang mengangguk sebelum memerintahkan anak buahnya.
Rora hanya mengangguk saja menanggapi perkataan Furoki itu. Mereka berdua sengaja berhenti di tengah lorong menunggu orang orang itu datang.
Tak berapa lama, para anak buah Furoki datang membawa lima orang wanita dan satu orang pria di antaranya.
"Bahkan ada yang menjual pria lagi hari ini.." Ucapan Rora membuat Furoki tertawa.
"Pilihlah calon pekerja mu, tuan muda.." Ucap Furoki sembari tersenyum.
Rora mengamati satu satu di antara mereka. Namun kedua matanya tak sengaja bertemu dengan kedua mata seorang gadis cantik yang berada di paling ujung barisan.
"Siapa gadis itu?" Rora bertanya.
"Ah... Dia Asa, tuan muda..." Jawab Furoki yang menyirit menatap anak buahnya.
Ia bingung kenapa gadis polos itu juga di bawa oleh mereka. Karena pasalnya, Furoki tak ingin menjual gadis itu.
"Asa ya..." Rora yang tetap menatap Asa.
Sedangkan Asa yang di tatap itu menunduk sedikit takut.
"Dia gadis yang terlalu polos, tuan.." Ucap Furoki.
"Aku mengambilnya.." Rora yang tau bahwa Asa sedikit takut melihat nya.
"T-tapi Aku tidak menjualnya.." Ucap Furoki.
"Kau bisa meminta berapa saja dengan ku..." Rora kembali menatap Furoki.
"Berapa saja?" Furoki menaikkan kedua alisnya.
"Ya.. Berapa saja, asal gadis itu Aku bawa..." Rora mengangguk.
"Baiklah Aku setuju." Furoki mengangguk.
❢❢
"Nona... Apa kamu baik baik saja?" Rora yang tampak bingung melihat Asa yang sedaritadi menjauhi dirinya.
"K-kamu siapa..." Cicit Asa yang suara kecil namun Rora masih bisa mendengar nya.
Mereka berdua sedang berada di mension besar milik Rora.
"Aku akan mengenalkan diriku jika kamu tidak menjauhiku..." Rora yang menaikkan kedua alisnya.
"Apa... Kamu orang jahat?" Pertanyaan polos Asa itu membuat Rora terkekeh.
"Tidak... Jika aku orang jahat... Aku sudah membuang mu ke pabrik, Nona..." Rora yang menggeleng.
Dengan ragu Asa mendekati Rora yang berada tujuh langkah darinya. Hal itu pula membuat Rora tersenyum.
"Kemarilah... Kita duduk terlebih dahulu..." Ucap Rora mengajak Asa duduk di sofa panjangnya.
Jadilah kedua orang itu duduk di sofa, namun tetap saja Asa masih sedikit takut dengan Rora.
"Aku Lee Dain... Panggil Rora saja.. Dan Aku bukan orang jahat.." Ucap Rora.
"Siapa namamu, nona?" Rora yang bertanya.
"Aku... Aku Enami Asa.. Panggil Asa saja..." Jawab Asa.
"Baik Asa.. Bagaimana bisa kamu berada di sini?" Rora bertanya lagi.
"Aku... Tidak ingat.." Asa yang tampak berpikir.
"Tapi aku ingat papa menjual ku dengan Furoki..." Lanjut Asa.
"Papa mu menjual mu?" Rora menyirit.
"Iya... Papa menyuruh ku meminum jus yang di berikan Furoki... Jika tidak papa akan memukuli ku lagi.." Asa yang menjawab.
Rora yang mendengar itu terdiam sejenak melihat gadis cantik yang berada di hadapannya itu.
"Papa mu orang yang baik?"
"Tidak... Papa selalu memukuli ku dan mengurung ku... Bahkan papa juga pernah membuat kak Chisa berada di rumah sakit..." Asa kembali menatap Rora.
"Ah begitu... Apa kamu sudah makan nona?" Ucap Rora.
"Belum.. Kak Lisa bilang jangan mau memakan makanan pemberian dari orang asing karena itu pasti ada racun nya.." Ucapan Asa membuat Rora sedikit melongo.
"Racun?" Rora bertanya.
"Iya.. Apa lagi ikut pergi dengan orang asing.." Asa menatap polos Rora.
"Tapi apakah aku terlihat seperti orang jahat bagimu?" Asa mengangguk polos mendengar pertanyaan Rora.
"Nona... Aku bukan orang jahat..." Ucap Rora.
"T-tapi kamu menakutiku.... Aku ingin pulang.." Ucap Asa.
"Tenang lah, sekarang ini rumah mu.. Kamu tidak perlu takut..." Rora yang mendekati Asa.
"Benarkah?" Ucap Asa.
"Iyaa... Ini rumah mu sekarang.."
Vote and comment😉😉😉😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelinci Kecil Tuan Muda (RORASA)
Teen FictionTIDAK ADA TERKAIT NYA DENGAN IDOL ASLI!! 18+ Rorasa G!P Futa