3

1.5K 166 25
                                    

"Apa Chisa dan Lisa sudah pergi?" Kazuki  memasuki dapur mendapati Ayasa yang sibuk mengaduk teh nya.

"Sudah... Mereka memiliki pekerjaan hari ini..." Ucap Ayasa mengangguk.

"Baguslah kalau begitu.." Ucap Kazuki.

"Ada apa?" Ayasa menyirit.

"Katakan pada Asa bersiaplah, kita akan pergi.." Perkataan Kazuki itu membuat Ayasa terdiam sejenak.

"Kamu tidak benar benar kan dengan rencana mu kemarin?!" Ucap Ayasa.

"Apa aku terlihat bercanda?" Kazuki bertanya balik.

"Ayolah, Aya... Aku benar benar membutuhkan uang sekarang..." Ucap Kazuki.

"Pikirkan lah dengan baik, Kazuki... Kamu terlalu cepat bertindak." Ayasa yang merengut.

"Ck, biarkan aku saja yang mengatakannya.." Kazuki yang pergi dari sana.

Hal tersebut membuat Ayasa langsung mengotak atik ponselnya menghubungi seseorang.

"Halo, iya ma?"

"Lisa kembali lah.."

❢❢

Asa turun dari mobil bersama dengan Ayasa, Asa tampak sedikit bingung karena tidak biasanya sang papa mengajaknya keluar dari tempat yang membuat nya bosan. Namun di sisi lain, ia sangat senang karena ia bisa keluar rumah.

Mereka bertiga jalan memasuki restoran besar itu. Ayasa menggenggam tangan Asa membuat Asa menoleh karena Ayasa menggenggam tangannya sedikit bergetar.

"Ma, apa mama tidak apa?" Asa bertanya.

"Tidak apa sayang.." Ayasa tersenyum sembari mengelus pelan tangan Asa.

"Apapun yang terjadi padamu nanti... Jangan pernah mudah menuruti perkataan orang ya sayang.." Ucapan Ayasa membuat Asa bingung, namun Asa hanya mengangguk saja.

"Maafkan mama.." Gunggam Ayasa namun Asa masih bisa mendengarnya.

Mereka bertiga masuk kedalam sebuah ruangan, private room. Di sana ada seorang lelaki dengan setelan jas tersenyum pada mereka.

"Maaf kami sedikit lama, Furoki.." Kazuki tersenyum sembari duduk di hadapan lelaki itu.

Ayasa dan Asa duduk di samping Kazuki.

"Apa ini putri mu yang kau katakan, Kazuki?"  Furoki tersenyum menatap Asa membuat Asa ikut tersenyum simpul.

"Sangat cantik ya.." Ucap Furoki sembari terkekeh.

Ayasa yang sedari tadi menggenggam tangan Asa itu meremas pelan tangan mungil si gadis membuat si gadis sedikit melirik ke bawah.

"Berapa yang kau inginkan, Kazuki?" Tanya Furoki sembari membenarkan duduknya.

Sebelum Kazuki menjawab, pintu ruangan terbuka dengan sangat lebar dan keras karena seseorang yang menendangnya dari luar membuat mereka terkejut dan menoleh.

Lisa dan Chisa masuk ke dalam ruangan dengan tatapan yang sangat tajam.

"Pak tua?! Apa yang ada di pikiran mu itu? Apa otak mu sudah melemah sehingga kau tak dapat berpikir dengan benar dan baik, huh?!" Chisa yang sudah kesal itu mengeluarkan seluruh unek-unek nya.

Kelinci Kecil Tuan Muda (RORASA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang