• • • •
Primrose merapatkan mantel tebalnya tatkala dia berjalan di koridor istana. Mereka berada di dalam bangunan yang ditutupi oleh atap dan dinding, tetapi tanpa berdiri di depan perapian, suhu udaranya masih mampu menusuk kulit Primrose.
“Apa kalian tidak meletakkan penghangat di sepanjang koridor?”
Pelayan yang tengah mengantarkan Primrose dan Caspian ke ruang makan tersenyum kecil, seakan dia sedang mencemooh sang Lady yang hampir mati karena hipotermia sebelum ini.
“Penduduk di Varnhame sudah terbiasa dengan suhu dingin, sehingga pakaian hangat sudah cukup untuk menghangatkan kami,” kata pelayan itu.
Primrose melompat-lompat kecil karena berusaha menaikkan suhu tubuhnya, tetapi apapun yang dia lakukan, tubuhnya tak kunjung menghangat.
“Jangan khawatir, My Lady. Baginda Raja meminta kami menyalakan semua penghangat di ruang makan, sehingga Anda tidak akan kedinginan di sana.”
Meskipun pelayan itu berbicara dengan intonasi yang ramah, entah mengapa Primrose tidak terlalu nyaman mendengarkan suaranya. Mungkinkah pelayan itu tidak senang karena Primrose telah melamar sang Raja Utara secara tidak sengaja?
“Ada apa, Rose?” tanya Caspian saat melihat adiknya hanya melamun.
Primrose menggeleng. “Tidak apa-apa.”
Jika dia tidak terlalu yakin dengan sesuatu, maka akan lebih baik apabila dia menyimpan hal itu sendiri. Lagipula, mungkin pelayan itu hanya kesal karena Primrose membuatnya harus menyalakan banyak perapian.
Sesampainya mereka di ruang makan, Primrose langsung menghembuskan napas lega karena dapat merasakan kehangatan. Dia buru-buru berdiri di depan perapian sembari menunggu kedatangan Edmund.
“Memang musim panas itu terbaik,” gumam Primrose kepada dirinya sendiri. Dia masih tidak habis pikir, mengapa dia harus melamar raja dari utara alih-alih melamar raja di wilayah barat daya yang hangat.
Seandainya dia melakukan banyak hal buruk, apakah sang raja utara akan membencinya dan segera menceraikannya?
Walaupun tradisi di Varnhame melarang pasangan bercerai kecuali dipisahkan oleh kematian, bukankah seorang raja dapat mengubah tradisi apabila dia menginginkannya?
Primrose tertawa kecil saat dia memikirkan ratusan ide untuk membuat Edmund kesal. Dia tidak sabar melihat pria berwajah angkuh itu menjadi merah karena kehilangan kesabaran.
“Apa yang kau tertawakan?”
Suara bariton yang tiba-tiba muncul membuat Primrose terlonjak kaget. Ketika dia ingin berdiri, kakinya tanpa sengaja tersandung karpet sehingga kepalanya hampir saja masuk ke dalam perapian apabila Edmund tidak menahan pinggangnya.
“Apa kau ingin bunuh diri?!” Edmund membentak Primrose dan menarik tangannya untuk menjauh dari perapian. “Aku tahu kau tidak ingin menikah, tapi jangan membakar diri di ruang makan! Kau akan membuatku tidak nafsu makan lagi!”
KAMU SEDANG MEMBACA
The Villainess Wants to Enjoy Her Marriage
Fantasy18+ Rose meninggal akibat serangan jantung dan jiwanya berpindah ke tubuh Primrose Ainsley Westcotte, seorang villainess di novel romansa picisan yang berjudul "My Wife is Too Pure". Primrose dikisahkan selalu mengejar-ngejar cinta dari Pangeran Mah...