03 : Melamar Raja Utara

505 73 6
                                    

• • • •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• • • •

Primrose tidak tahu berapa lama dia tertidur. Setiap kali dia membuka matanya sedikit, kepalanya akan berkunang-kunang dan terasa begitu sakit.

Tubuhnya sangat lemas, bahkan dia tidak sanggup menggerakan satu jari pun. Suhu dingin yang dapat membekukan air dalam hitungan detik itu sangat menyiksa.

Setiap kali Primrose bernapas, udara dingin itu akan membuat jalur napasnya terasa begitu panas dan tidak nyaman, sehingga dia harus bernapas lewat mulut.

Di separuh kesadarannya, Primrose merasa tubuhnya ditimbun oleh lapisan-lapisan selimut tebal yang tidak dia ketahui jumlahnya. 

"Bagaimana kondisinya?" Primrose samar-samar mendengar suara Caspian. 

"Kami sudah menghangatkan tubuhnya, sehingga Lady Primrose pasti akan baik-baik saja. Namun, tubuhnya sempat mengalami shock karena datang ke tempat bersuhu ekstrim."

Suara itu terdengar seperti milik seorang wanita muda, mungkin dia adalah tabib yang mengobati Primrose.

"Tubuhnya lemah sekali." Suara pria yang asing tiba-tiba menyapa pendengaran Primrose. "Dia mungkin sudah mati kalau prajuritku tidak datang tepat waktu."

Amarah di dalam hati Primrose langsung berkobar setelah dia mendengar ucapan pria asing itu. Selain kurang ajar, kata-katanya itu terdengar seperti sebuah hinaan.

Tubuhnya itu tidak lemah, melainkan mencerminkan kondisi tubuh orang normal!

Lagipula, mana mungkin manusia biasa seperti Primrose dapat bertahan hidup di suhu yang dinginnya melebihi suhu musim dingin di Windelmere.

"Nona Reids, sepertinya dia sudah bangun," kata pria asing itu.

Setelah berusaha mengumpulkan seluruh tenaganya, Primrose akhirnya dapat membuka kelopak matanya. Dia berkedip beberapa kali karena pandangannya tampak buram. 

"My Lady, apakah Anda dapat melihat tangan saya?" 

Tabib bernama Erline Reids itu membuka kelopak mata kanan Primrose, kemudian membentuk sebuah angka di jarinya.

"Empat," jawab Primrose dengan suara parau.

"Bisakah Anda meremas tangan saya? Remas dengan sekuat tenaga Anda," pinta Erline.

Primrose menuruti permintaan Erline, tetapi tangannya terasa begitu lemah sampai-sampai dia gemetaran saat meremas tangan Erline.

"Apa kondisinya buruk?" tanya Caspian.

Erline memeriksa denyut nadi di pergelangan tangan Primrose, merasakan detak jantungnya lebih lambat dari orang normal. 

"Tubuhnya masih berusaha menyesuaikan diri dengan suhu dingin di Varnhame." Erline menggigit bibir bagian dalamnya dan tampak ragu-ragu saat dia berkata, "Jika tubuh Lady Primrose tidak kunjung membaik, maka dia tidak akan sanggup hidup di sini lebih lama."

The Villainess Wants to Enjoy Her MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang