• • •
Semenjak Primrose datang ke Varnhame, dia jarang melihat cahaya matahari karena awan di langit terlalu tebal. Akan tetapi, hari itu dia bisa melihat ada secercah cahaya matahari yang menerobos celah-celah awan.
Meskipun demikian, suhu dingin di Varnhame masih keji seperti biasanya.
Primrose ingin bersantai-santai di depan perapian seharian, tetapi dia ingat telah menerima ajakan Edmund untuk melihat beruang iblis setelah sarapan.
“My Lady, mana mantel yang Anda suka?”
Setelah Edmund menghukum pelayan yang lalai, dia meminta seorang pelayan baru—Vivian—menjadi pelayan pribadi Primrose. Pelayan itu masih sangat muda, mungkin baru berusia 19 tahun, tetapi dia sangat cekatan dan terampil dalam melayani Lady-nya.
Namun, hal yang paling penting adalah Vivian mempunyai kepribadian sehangat musim panas! Bahkan dia lebih sering tersenyum daripada Randall.
“Menurutmu, apa sebaiknya aku tidak perlu keluar saja?” Primrose menghela napas pelan, kakinya bahkan enggan berdiri dari kursi.
Vivian buru-buru membuka gorden lebih lebar, kemudian menunjuk ke arah langit. “Tapi jarang sekali Varnhame mempunyai cuaca secerah ini! My Lady, Anda pasti tidak akan menyesal kalau keluar hari ini!”
Apanya yang cerah?
Musim hujan di Windermere bahkan masih lebih cerah daripada langit di Varnhame.
“Kalau begitu, pilihkan mantel yang paling hangat.” Primrose berkata, “Aku juga mau pakai sepatu boots yang tinggi supaya kakiku tidak terkena salju.”
Vivian mengangguk dengan cepat dan langsung memenuhi permintaan Primrose. Hanya dalam kurun waktu sepuluh menit, dia sudah rapi dan siap untuk keluar.
“Aku benar-benar tidak mau keluar,” erang Primrose saat dia berjalan menuju ruang depan istana. “Aku pasti akan menyesal begitu keluar.”
“Belum tentu.” Vivian berjalan mendahului Primrose. Dia tersenyum sampai deretan gigi putihnya terlihat. “Mungkin saja Anda akan mendapatkan pengalaman yang menyenangkan saat keluar.”
Primrose memutar bola matanya dengan malas saat mendengar celetuk positif Vivian. Ternyata berhadapan dengan orang yang terlalu ceria juga bisa membuatnya lelah.
“My Lady.”
Suara rendah yang menggema di koridor itu lantas membuat Primrose menghentikkan langkah kakinya. Dia terdiam selama beberapa saat, memandang sosok yang tengah berdiri di bawah tangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Villainess Wants to Enjoy Her Marriage
Fantasy18+ Rose meninggal akibat serangan jantung dan jiwanya berpindah ke tubuh Primrose Ainsley Westcotte, seorang villainess di novel romansa picisan yang berjudul "My Wife is Too Pure". Primrose dikisahkan selalu mengejar-ngejar cinta dari Pangeran Mah...