______________________________________
Flashback tiga bulan kala itu......
Oline membuka cela jendela kamar itu dengan pelan menggunakan obeng yang telah ia siapkan dari rumah. Setelah jendela mini itu terbuka, dengan rasa gugup ia melangkah masuk kedalam. Ternyata si penghuni kamar sedang merebahkan tubuhnya santai seraya membaca buku novel favoritnya.
"Malam cantik. Sendirian aja nih rebahannya, aku temenin ya?" Ucap Oline tepat dibelakang Erine, gadis yang tadi sedang santai terkejut bukan main melihat kedatangan kekasihnya itu, ia beranjak dari kasurnya lalu menarik lengan kekasihnya keluar.
"Siapa yang ngizinin kamu buat masuk ke kamar ini, Lin? Sekarang juga kamu keluar! Aku udah pernah bilang kan sama kamu, jangan pernah masuk kedalam sini tanpa persetujuan dari akunya!" Bentak Erine dengan suara bergetar. Sembari mendorong tubuh Oline keluar pintu.
"Sshtt suara kamu jangan gede-gede. Emangnya kenapa sih? Pacar sendiri mau main kekamar aja ga dibolehin" sahut Oline seraya menahan kedua tangan sang kekasih. Erine menatap kedua mata Oline dengan tajam, Lalu berujar dengan kata-kata penuh penekan.
"Aku ga mau kalo sampai kedua orang tua aku melihat kamu disini. Dan sepertinya kamu juga lupa, kalo aku mau terima cinta kamu juga karena paksaan dari mereka. Sebenarnya aku juga ga mau, Lin, dan ga akan pernah mau. Jatuh cinta sama orang yang sekasar kamu!" Oline berdecih sinis, lalu mengerakkan tangan kanannya mencengkram rahang Erine dengan kencang, berbarengan juga dengan tangan satunya lagi melepas kancing kemeja hitam yang ia kenakan.
"Oh sekarang kamu udah berani ngomong secara terang-terangan kayak gini ya, ke aku. Udah mulai berani sok keras. Kamu lupa? Keluarga kamu tanpa bantuan dari aku juga ga akan biasa jadi apa-apa, Rin."
Sahut Oline tanpa melepaskan cengkraman itu, sembari menuntun tubuh Erine mundur beberapa langkah kebelakang. Hingga sampai kekasur si pemilik kamar."Oline, aku mohon jangan lakuin ini" lirih Erine seraya menggelengkan kepalanya.
Oline menghempaskan tubuh kekasihnya itu dengan kencang keatas kasur, sembari menatap wajah Erine dengan tatapan menggoda. Tatapan itu juga yang justru, sekarang paling Erine takuti. Lalu, kemeja yang tadi ia kenakan, Oline jatuhkan ke lantai. Badan atasnya sekarang benar-benar terekspos dengan jelas oleh mata Erine.
"Aku minta maaf, Oline. Jadi berhenti ya, buat ngelakuin yang engga-engga" mohon Erine sekali lagi dengan tatapan sendu.
"Ayolah, Rin. Jadi orang jangan terlalu polos-polos banget, nikmatin aja masa muda kamu, dengan hubungan seks ini. Aku bakal tuntun kamu kok dengan pelan-pelan, oke?" Kata Oline sembari merapihkan rambut kekasihnya itu yang terlihat berantakan. Lalu, merobek paksa kancing piyama biru yang sekarang tengah Erine kenakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty Girl🔞 [ORINE]
FantasyOline Manuel Cornelia, terlahir dari keluarga yang bergelimpangan harta membuatnya memiliki sifat yang arogan dan kasar. Awalnya ia menjadikan Erine sebagai pacarnya, untuk menjadikannya sebagai pemuas nafsunya saja. Namun, seiring berjalannya waktu...