ERINE: 10⚠️🔞

6.5K 264 13
                                    

10|Sentuh aku sayang ______________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

10|Sentuh aku sayang
______________________________________

Tubuh Erine terkapar lemah dibawah dengan luka-luka, pada bagian sikut berserta kedua lututnya. Jalan aspal yang tidak rata, mampu membuat darah segar gadis kucing itu mengalir.
Melihat sang kekasih berjalan mendekat kearah dirinya, dengan lemas Erine mencoba untuk berdiri.

Dengan wajah kekhawatiran yang nampak terlihat jelas, Oline membawa tangannya menarik leher milik sang kekasih dalam pelukannya, memeluk dengan erat sembari mengusap surai hitam itu dengan lembut. Oline merenggangkan pelukan mereka lalu memegang kedua bahu Erine, nanarnya menatap dari bawah hingga atas dengan tatapan khawatir. "Kamu kenapa nekat lompat keluar kayak tadi sih, Rine? Bagaimana kalo terjadi sesuatu hal yang lebih parah menimpa kamu lebih dari ini." Tanya Oline.

Erine menatap wajah Oline sesaat, lalu mendorong pelan dada Oline kebelakang. "Pergi kamu dari sini! Tinggalin aku sendiri, aku mohon sama kamu Lin," Erine terus-menerus menyuruh sang kekasih untuk pergi meninggalkannya, namun tak kunjung dilakukan juga oleh sang lawan bicara.

Erine berbalik membelakangi Oline lalu perlahan-lahan mulai memaksakan diri untuk berjalan, meski rasanya berdiri saja lututnya terasa nyeri. Sang kekasih nampak tidak tinggal diam begitu saja.

Ia bahkan terus memutar otaknya, mencari berbagai cara, agar Erine tidak pergi meninggalkannya semakin jauh. Sebuah idepun terlintas diotaknya untuk menelepon seseorang diseberang sana.

Oline berharap jika apa yang ia lakukan saat ini bisa membuat atensi Erine terpancing kembali. Sesaat panggilan telepon itu terhubung, Oline segera berteriak cukup keras kearah Erine seraya menunjukkan layar ponselnya. "Rine, kamu berhenti disitu, atau sekarang aku ngomong sama papaku untuk ngancurin restoran mama, kamu." Ancam Oline.

Langkah Erine seketika terhenti kala mendengar kata tersebut, ia menoleh kebelakang, tepat dimana sang kekasih berdiri. Kedua mata Erine menatap layar ponsel yang kini Oline genggam, dan benar saja nomor papahnya telah tersambung. "Tolong jangan lakukan itu, Oline. Aku ga mau mamaku sedih. Matiin sekarang telponya aku mohon, sayang." Cicit Erine dengan nada memohon.

Oline menghampiri sang kekasih lalu jemari lentiknya, membenahi surai hitam itu yang nampak berantakan. Kedua mata mereka memandang satu sama lain, dan dengan nada lembut Oline menyahut. "Nah, gini kek dari tadi. Kamu tuh emang kayaknya harus diancam dulu, ya? Baru nurut," Oline memasukan benda pipihnya didalam kantung, setelah itu mulai mengendong sang kekasih ala bridal style menuju mobil.

Setelah memakan kurun waktu perjalanan selama setengah jam, akhirnya roda mobil Oline berhenti tepat dihalaman rumah. Oline segera turun dan membuka pintu samping, namun sayangnya sang kekasih napak kunjung tidak mau turun juga.

Oline menarik nafas dalam-dalam, sebelum akhirnya membuangnya dengan kasar. Dengan emosi, Oline membantu melepas seat belt dan menggenggam jemari sang kekasih, menariknya keluar.

Beauty Girl🔞 [ORINE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang