15| Sama-sama tidak mau kalah
______________________________________Kendaraan roda empat milik Oline, telah mendarat di depan kediaman rumah sang kekasih. Saat ia ingin turun, entah kenapa denyut jantungnya kini kembali berdetak tidak karuan, mengingat tentang kejadian semalam di rumah sakit yang masih terasa menakutkan untuknya sendiri. Seakan perasaan cemas dan takut akan dibenci terus berputar menghantui isi pikirannya.
Namun sebisa mungkin Oline harus tetap tenang di depan kedua orang tua Erine, seperti tidak menutupi apa-apa. Bagaimanapun, akting baiknya harus tetap berjalan dengan sempurna, agar tidak memancing kecurigaan orang lain terhadap dirinya.
Dengan satu tarikan nafas panjang, ia mencoba untuk melangkah masuk ke dalam rumah Erine dengan langkah tenang, meski rasanya perasaan cemas masih berkecamuk dalam pikirannya.
Pintu rumah sang kekasih Oline buka, tak lupa sebelum dia dorong kedalam ia ketuk dulu dengan pelan, pandang Oline langsung menangkap Celo yang tengah duduk sembari menikmati secangkir kopi panas. Celo menengok, senyuman manis kini terbit dibibir laki-laki paruh baya itu.
"Sini, Lin, masuk. Kamu kok diem aja disitu?" Ajak Celo, menepuk celah kosong disamping ia duduk.
Oline mengangguk kecil dan segera mendekati ayah dari kekasihnya itu.
"Papa, udah lama ngga ketemu kamu. Makin cakep aja nih, dilihat-lihat."Oline tersenyum sesaat, sebelum pada akhirnya menyahut. "Papa, bisa aja. Oline lihat-lihat papa juga ga ada bedanya, malah sekarang semakin memancar aura kegantengannya."
Celo terkekeh, merasa senang dengan obrolannya bersama Oline saat ini.
Obrolan keduanya terus berlanjut, menikmati setiap candaan dengan penuh kehangatan. Keduanya memang sudah sangat dekat, hingga tidak ada lagi yang namanya kecanggungan satu sama lain. Terkadang jokes Celo yang garing, berpadu dengan sifat Oline yang receh, seakan menambah keseruan yang terjalin dari keduanya.
Krekkk
Sampai dimana suara pintu terdengar dan mampu mengalihkan atensi keduanya, pintu kamar terbuka. Mendapati Erine yang baru saja keluar dari ruangan itu, langkahnya kini semakin mendekat kearah ruang tamu. Tangan kanan Erine terulur pada sang ayah, meminta izin untuk pamit pergi ke-sekolah sekarang.
Sementara kedua orang yang berada diatas sofa sama-sama melebarkan matanya, begitu syok ketika baru saja melihat sosok yang tengah ada di depan mata mereka. Dandanan gadis itu seakan menyilaukan mata, membuat siapapun yang melihatnya sekarang akan tercengang.
"Pah, aku jalan sekarang ya." Izinnya dan tenggorokan Celo tiba-tiba seakan tersendak, tak mampu menjawab ucapan dari sang anak, ia hanya mengangguk pelan sebagai jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty Girl🔞 [ORINE]
FantasíaOline Manuel Cornelia, terlahir dari keluarga yang bergelimpangan harta membuatnya memiliki sifat yang arogan dan kasar. Awalnya ia menjadikan Erine sebagai pacarnya, untuk menjadikannya sebagai pemuas nafsunya saja. Namun, seiring berjalannya waktu...