Di pagi yang cerah, Wilona melewati koridor kelas dengan senyum merekah di wajahnya. Namun saat melewati koridor entah mengapa ada perasaan tidak nyaman dimana berbagai tatapan dan bisik-bisikan tertuju padanya. Saat ia meliwati mereka banyak yang melihat Wilona entah suka ataupun tidak.
Penyebab mereka memperhatikan Wilona adalah karena kabar kedekatannya dengan Naufal yang menjadi berita panas di sekolah ini. Walaupun baik keduanya tidak menguplod foto pergi bersama namun spekulasi karena unggahan di social media keduanya dengan latar yang sama yaitu pantai menyakinkan bahwa mereka pergi bersama.
Banyak orang-orang yang iri dengan Wilona karena bisa membuat seorang Naufal yang cuek terhadap cewek bisa nyaman dan dekat dengan Wilona. Namun ada juga yang merasa Wilona mendekatan Naufal karena caper dan genit.
Wilona memasuki kelas dan duduk di kursinya menatap Naufal yang berbicara dengan teman-temannya. "Lo hari sabtu beneran jalan sama Naufal?" ujar Nayla yang membuat Wilona menatapnya.
"Iya aku jalan sama Naufal. Aku jalan sama dia karena sebagai balasan Naufal udah bantuin aku waktu telat," ujar Wilona yang membuat Nayla mengangguk paham.
"Tapi sejak kapan deh lo deket sama Naufal? Gue tau lo paling males deket sama cowok. Emang papi sama Abang Juna izinin? Mereka overprotective banget sama lo apalagi masalah cowok," kata Nayla membuat Wilona menghela nafas panjang karena pertanyaannya.
"Papi dan Abang setuju karena dibujuk sama mami." Wilona bersitatap dengan Naufal dan membalas senyum manis pria itu. Sejak kejadian pantai hubungan mereka menjadi lebih dekat. "Aku sama Naufal dekat karena kita teman Nay. Kamu juga sama Ravi deket kan?" tanya Wilona.
"Eh salah ya gue bukan temen tau sama Ravi. Gue itu calon pacar ya gak Ravi ganteng?" ucap Nayla menggoda Ravi yang sedang membaca bukunya.
Ravi menutup bukunya dan menatap Nayla tajam. "Sejak kapan gue deket sama lo? Lo doang kali yang anggep kita deket tapi gue gak tuh. Lagian kalo mau jadi pacar gue nilai harus bagus gak boleh Remedial. Gue gak suka cewek bodoh, kalo mau jadi cewek gue harus pinter!"tegas Ravi pada Nayla.
"Mulut tajam banget sih, tapi kenapa makin suka deh. Ravi lo pelet gue ya? Ngaku?!" ucap Nayla dengan tertawa sedangkan Ravi sudah pasrah dengan tingkah Nayla.
"Tenang aja Ravi gue jamin lo gak malu punya calon kaya gue. Walaupun gue kaya gak minat belajar atau bukan kaya orang pinter. Cuman kalo soal pelajaran bisa lah setidaknya gue gak bodoh-bodoh amat," ujarnya.
Naufal datang dan duduk di samping Ravi dan tersenyum kearah Wilona. "Semangat Nay buat dapetin Ravi. Gue yakin lo bisa dapetinnya. Kalian cocok kok," ucap Naufal terkekeh dan di beri tatapan maut oleh Ravi.
"Makasih Naufal setidaknya sahabatnya udah kasih restu!!!" ucapnya girang.
Perbincaraan mereka terhenti saat guru masuk dan memulai pelajaraan dengan fokus.
****
"Kelompoknya sudah Ibu bagikan dan tolong di kerjakan dan di presentasikan minggu depan. Pelajaran sampai disini selamat tinggal," ujar Guru dan pergi meninggalkan ruang kelas.
Kelas berisik dan para murid bersiap-siap untuk pulang karena bel pulang telah berbunyi. Terdapant empat anak yang sedang berdiskusi sebelum mereka pulang. "Kita mau ngerjain dimana tugasnya?" tanya Gigi.
"Di rumah Jean aja. Rumahnya gede dan banyak makanan," usul Harvey yang membuat Jean menatapnya tajam.
"Yaudah di rumah gue nanti gue kirim lokasinya sama kalian," balas Jean.
"Yuadah untuk diskusi tentang materinya nanti gue bikinin grup," ujar Keysa.
Jean dan Harvey bangkit dari dudukmya dan menyampirkan tas mereka pada pundaknya. "Kalo gitu Gigi, Kay kita pulang duluaan yaa," pamit Harvey yang di beri anggukan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love Story
FanfictionKeempat gadis yang merupakan sepupu begitu menikmati waktu mereka tinggal Di LA, namun karena keadaan Oma mereka yang sudah sembuh membuat keempatnya harus kembali ke Indonesia. Namun mereka tidak menyukai kembali ke Indonesia karena merasa disana t...