13. Hospital

415 48 0
                                    

Di sebuah kamar yang di dominasi warna pink dan putih terdapat seorang wanita yang sedang memainkan gitarnya dengan bersenandung lagu. Wilona tersenyum sambil memainkan gitarnya dengan lagu Enchanted yang ia nyanyikan. 

Nyanyiannya terhenti karena suara perutnya yang di minta diisi bersuara. Ia menaruh gitarnya ketempatnya dan mencoba mencari makanan. Namun sepertinya rumah di hari sabtu ini sedang sepi karena ia mengingat bahwa Bibi sedang ke supermarket untuk membeli bahan makanan.

"Ih laper makan apa ya? Ah tanya Abang aja deh," gerut Wilona dan menutp lemari di dapur.

Wilona dengan langkah penuh semangat menuju kamar Abangnya yang berada tepat di sebelah kamarnya. Ia mengetuk kamar Abangnya  karena takut menganggu Abangnya. 

Tok tok

"Abang, Wilo boleh masuk?" tanya Wilona sambil terus mengetuk pintu di hadapannya.

Beberapa menit tidak ada jawaban, maka Wilona memilih membukanya dan berusaha mencari Abangnya. Terlihat kamar Abangnya yang berserakan dengan berbagai kertas dan tugas-tugas yang di biarkan tergeletak di kasur dan lantainya.

"Abang kebiasan deh gak di rapihin kalau abis ngerjain tugas," ucap Wilona dan memungut beberapa kertas dan ia taruh di atas meja belajar Abangnya.

"Abang dimana sih?! Wilo laper banget nih. Ayo makan bareng," ujar Wilona.

Gadis itu melangkankan kakinya kearah kamar mandi takut jika Abangnya tidak mendengarnya karena sedang ada urusan perut disana. Namun ia melebarkan matanya karena melihat Abangnya terletak tidak sadarkan diri di depan kamar mandi.

Air mata Wilona turun dengan deras dan ia menguncangkan badan Abangnya. "Abang bangun. Jangan buat Wilo takut! Abang jangan tinggalin Wilona!" 

"Bibi, Mang Asep tolongin Wilona! " teriak Wilona.

Pintu terbuka menampilkan Bibi dan Mang Asep yang baru pulang dari supermarket. Mereka kaget melihat penampilan Wilona yang memeluk tubuh Abangnya, sedangkan Juna tidak sadarkan diri dengan wajah pucatnya.

"Neng Wilo, Abang kamu kenapa?" tanya Bibi panik.

"Aku gak tau Bibi. Aku mau ajak Abang makan tapi Abang udah gak sadarkan diri di depan toilet," ucap Wilona dengan derai air mata.

Bibi yang melihat itu memeluk Wilona dan menenangkan gadis itu. "Kita bawa Abang kerumah sakit ya. Wilo coba hubungin Mami dan Papi," jelasnya yang membuat Wilona menganggukan kepala.

Juna di bopong oleh Mang Asep dan mereka menuju rumah sakit. Selama perjalanan Wilona terus menggengam tangan Juna. Setelah sampai di Rumah sakit Juna di pindakan di brankar dan menuju keruangan UGD dan Wilona menunggu dengan perasaan gelisah.

"Wilona, Bibi pulang dulu yaa. Nanti Bibi kesini lagi. Bibi ambilin baju buat Wilona dan Juna," ucap Bibi yang membuat Wilona hanya mengangguk pasrah.

Setelah kepergian Bibi, Wilona terus memandangi ruangan di hadapnya dengan perasaan gelisah. Ia tidak ingin kehilangan Abangnya karena walaupun Abang kadang menyebalkan tetapi ia suka bersama Abang. 

Wilona beberapa kali mundar mandir dan mengigit kukunya. "Wilona?" suara baraiton itu membuat Wilona membalikan tubuhnya menatap pria di hadapannya.

"Naufal." Wilona menangis dan memeluk Naufal dengan erat.

Naufal bingung dan membalas pelukan Wilona dan memberikan usapan pada punggung gadis itu karena melihat tubuhnya yang bergetar. "Wilona kenapa?"

"Abang gak sadarkan diri Naufal. Aku takut Abang ninggalin aku."

"Jangan pikirkan buruk kaya gitu. Abang kamu pasti gakpapa," jawab Naufal memberikan ketenangan pada Wilona.

"Ayah dan Bunda nungguin kamu. Ternyata kamu malah pelukan sama cewek." Surara bariton itu membuat Naufal melepaskan pelukan Wilona.

Our Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang