Suasana kelas begitu ramai yang membuat Keysa dan Gigi keheranan karena ini sudah jam masuk kelas, tetapi mengapa belum ada guru yang masuk? Terlebih lagi beberapa dari mereka menghias karton dengan berbagai hiasan yang membuat Keysa semakin keheranan.
Yeji menuju kearah mereka dan memberikan pita kepada mereka berdua yang masih heran. "Pake di rambut kalian, biar matching sama punya gue," ujar Yeji dengan rambut yang sudah ia kuncir dua dan tidak lupa hiasan pita di kepalanya.
"Yeji ada pa sih, kok pada sibuk banget? Ini juga udah waktu jam masuk tapi guru belum masuk?" tanya Keysa.
Yeji menepuk dahinya dengan tangannya dan ia terkekeh menatap kedua saudara sepupu ini. "Kalian anak baru ya? Gue lupa jadinya. Hari ini kita free class karena hari ini ada tournament basket sekolah kita sama sekolah Angkasa. Jadi kita jadi supporter buat dukung sekolah kita."
"Oh. Makanya gue bingung, kok pada santai aja," celetuk Gigi.
Pintu kelas menampilkan Wilona dan juga Nayla yang saling mengandeng dan mereka duduk di bangku berhadapan dengan Keysa dan Gigi yang di hias rambutnya. Yeji juga menghias dua wanita itu yang baru datang.
"Ih bosen banget deh masa free class. Padahal harusnya hari ini kuis pelajaran Bu Dian dan aku udah belajar tadi malam, masa gak jadi sih!" gerutu Wilona sambil mengerucutkan bibirnya
"Kayanya lo doang deh kalo free class gak seneng malah maunya kuis mulu! Kali-kali otak kita perlu refresing Wilona," balas Nayla karena kesal dengan saudaranya yang terlau rajin.
Yeji menyampirkan tangannya di bahu Wilona dan tersenyum. "Lo gak bakal bosen sama tournament kali ini Wilo. Karena yang bakal lomba cowok-cowok kalian," ujarnya menatap pintu terbuka menampilkan keempat cowok.
Keempat cowok yang mengenakan jersey basket bewarna merah dengan tanpa lengan di tatap oleh para waita dengan tatapan tertegun karena ketampanan mereka. Jean menatap Keysa yang masih terdiam memandangnya. "Ella kenapa? Penampilan gue ada yang salah?" tanyanya heran.
Keysa gugup saat di beri pertanyaan itu karena ia melihat lengan kekar dari Jean yang membuatnya tidak fokus. "Gak kok. Gue belum terbiasa liat lo pakai jersey kaya gini. Keren kok Jeje. Semangat semoga menang ya!"
Jean mengelus surai Keysa. "Makasih ya. Pitanya cocok di pakai lo." Jean menatap pita bewarna pink yang berada di rambut Keysa yang membuatnya terlihat cantik. "Bagus gak?"
"Bagus. Kalo lo yang pakai cantik." Perkataan itu membuat Keysa malu sampai semburat merah terlihat di pipinya.
Berbeda dengan Keysa dan Jean, maka Harvey dan Gigi malah terlihat Gigi meledek Harvey karena merasa lelaki itu tidak cocok pakai jersey. "Lo gak cocok tau! Gak ada yang bisa di pamerin kali, lo gak ada ototnya!"
"Eh jangan salah ya, lo kalau liat perut gue ada papan pengilesannya," ujar Harvey tidak mau kalah.
"Perut bayi kali bukan papan pengilesan!"
"Dih sok tau lo, belum liat juga," ujar Harvey kesal.
"Gak usah ngambek kaya gitu doang. Semangat lombanya, jangan sampai kalah loh. Buat gue bangga dengan menang. Kalau lo mau dapat hadiah dari gue harus menang!" ujar Gigi yang membuat Harvey kesenangan.
"Hadiahnya apa?"
"Malam minggu gue turutin keinginan lo buat ngedate berdua," ujarnya yang membuat senyum tidak luntur dari bibir Harvey. Ia kesenangan karena Gigi masih malu untuk ngedate di malam minggu apalagi ngedate romantis karena ia geli katanya.
Wilona masih memandangi wajah Naufal yang masih meneguk minuman yang di berikan Wilona. "Naufal pokoknya jangan sampai luka karena kau gak suka liat kamu luka. Gapapa kalau gak menang asal jangan luka ya?" ujarnya dengan wajah khawatir.

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love Story
FanfictionKeempat gadis yang merupakan sepupu begitu menikmati waktu mereka tinggal Di LA, namun karena keadaan Oma mereka yang sudah sembuh membuat keempatnya harus kembali ke Indonesia. Namun mereka tidak menyukai kembali ke Indonesia karena merasa disana t...