18. The Kindness

443 36 5
                                        

Seperti yang di janjikan dengan Ayahnya Naufal membawa teman-temannya untuk ikut acara  amal bersama Bundanya di desa terpencil di pulau jawa. Tidak susah untuk membujuk mereka kecuali Harvey yang awalnya menolak karena malas, namun dengan bantuan Gigi maka lelaki itu menurut.

Perjalanan yang mereka tempuh dari Jakarta cukup jauh dan memakan waktu. Setelah tiba di Bandara mereka mengemudikan mobil selama dua jam dan saat sampai di gapura desa mereka berganti mobil jeep karena jalan yang rusak dan akses yang sulit.

Mereka turun dari mobil dan meregakan badannya, sementara Jean dan Naufal mengangkut barang-barang untuk di keluarkan mrnuju rumah yang akan mereka tempati. Bunda Jihan menyapa Pak Lurah dan Pak Lurah memutuskan mereka menginap di salah satu panti asuhan.

"Gimana Bu Dokter perjalanannya melelahkan ya? Maaf ya jalanan desa ini masih rusak,"ucap Pak Lurah.

"Gapapa Pak lagian kita bakal bantu Desa ini agar jalanannya membaik. Oh iya Pak maaf suami saya gak bisa hadir dan di wakilkan sama anak saya," tutur Bunda Jihan.

Pak Lurah hanya tersenyum. "Tidak apa-apa Bu, wajar Pak Theo pasti sibuk. Anak Ibu yang mana ?" tanyanya penasaran.

"Coba bapak tebak diantara empat pria ini siapa anak saya?"

Pak Lurah mengamati keempat anak itu dan tersenyum  dan ia menunjuk Naufal. "Kayanya dia mukanya perpaduan dari Ibu dan Pka Dokter, apalagi kalau senyum mirip Ibu," ucapnya.

Naufal yang mendengar itu tersenyum dan menyalami Pak Lurah. "Saya Naufal, Ayah dan Bunda sering cerita tentang Desa ini dan saya senang bisa kesini."

"Yaudah kalian pasti cape, istirahat dulu nanti sore kita ketemu di balai desa buat buka imunisasi dan pengecekan kesehatan ya Bu Dokter," jelasnya dan di beri anggukan oleh Bunda Jihan.

"Bu Amel saya titip mereka yaa."

"Ayo masuk saya tunjukan kamarnya," ujar seorang wanita cantik dengan dress bewarna pink muda.

Mereka memasuki panti asuhan sederhana dengan berbagai dinding yang bergambar lukisan dengan car bewarna watni. Mereka bisa melihat beberapa anak sedang bermain sambil menonton Tv. "Untuk ukuran panti asuhan ini sepi gak sih?' celetuk Harvey yang mendapat tabokan dari Gigi.

"Omongan di jaga Vey ini kita bertamau, gak sopan ngomong kaya gitu," saran Jean.

"Teman kalian gak salah, panti ini emang sepi karena beberapa anak sudah di adopsi dan ada juga yang memilih keluar kota untuk menjalani hidup lenih baik," jawab Ibu Amel.

"Ini kamar perempuan buat kalian bereempat dan lelaki di sebelahnya. Buat Ibu Jihan ada satu kamar di sebelah kamar saya. Kalau gitu selamat istirahat, kalau butuh sesuatu kabarin saya," jelasnya yang hanya di berikan senyuman oleh mereka.

"Makasih Bu," sahut mereka bersama.

Mereka memasuki ingin memasuki kamar masing-masing tetapi segerombolan anak kecil menghentikan mereaka. Beberapa gadis kecil mendekati para lelaki. "Ini buat Kakak-kakak ganteng," ucap gadis kecil memberikan permen pada para lelaki.

Renjana yang gemas menyamarkan posisinya pada gadis itu. "Makasih ya. Nama kamu siapa?" tannyanya.

"Alisa Kak."

"Nama yang cantik. Alisa dan teman-teman kenapa kasih ini ke kita?" tanya Naufal penasaran.

"Karena kalian ganteng. Kakak ganteng kaya idol korea yang kita liat di youtubenya Ibun," ucapnya sambil tertawa.

"Makasih ya, kita emang ganteng," sahut Harvey pede yang membuat yang lain tersenyum tipis.

Para gadis cilik itu memeluk para pria itu yang membuat keempat wanita itu mencabik kesal karena perlakuan manis para gadis cilik pada pria mereka.

Our Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang