Chapter 9 : Teror

3 0 0
                                    

Ruchvin POV

"Siapa dia?" Tanya Pawel "Oh dia? Putra, Putra Kusuma Indri, dia kakak kelas kita" ucapku "Ruchvin! Как вы? Как твой отец? (PaKab? Gimana bapak lo?)" Tanyanya padaku dengan gaya berbicara Indra "Папа в порядке, спасибо (Ayah baik-baik saja, terima...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Siapa dia?" Tanya Pawel "Oh dia? Putra, Putra Kusuma Indri, dia kakak kelas kita" ucapku "Ruchvin! Как вы? Как твой отец? (PaKab? Gimana bapak lo?)" Tanyanya padaku dengan gaya berbicara Indra "Папа в порядке, спасибо (Ayah baik-baik saja, terimakasih)"
   "Formal amat, santuy dikit napa!"
"Х-хорошо... (O-oke)" Jawabku "Eh? Sapa Iki? (Eh? Siapa ini?)" Ucapnya pada Pawel "Jenengmu sapa? (Namamu siapa?)" Tanyanya dalam bahasa Jawa "H-huh?" Jawab Pawel kebingungan "Ya ampun! Lupa aku! Nama mu siapa?" Tanya Putra pada Pawel "O-oh! Pawel Luboslaw, aku dari Warsawa, Polandia" Jawabnya dengan kebingungan "Gue dari Jaktim, Jakarta Timur. Sorry ya, keceplosan pake Jawa tadi" Jawabnya santai "MuBar ya?" Tanyanya lagi "Mu- apa?" Tanya Pawel balik "Abang Putra jangan suka pake singkatan dong, dia gak mungkin ngerti" ucapku "Oh iya ya? Maap yak!" Sambungnya "Maksudnya, murid baru?" Tanyanya lagi pada Pawel "I-iya" jawab Pawel singkat "Kemaren gue gak masuk, soalnya gue lagi nyari kerja sampingan" Ucapnya santai "Weh Ruch! Bapak lo masih nyari baby sitter gak?" Tanyanya "Нет, Папа udah gak butuh soalnya Kakak Earnest udah ada" jawabku singkat "Lagian kami bukan anak kecil lagi," jawabku sedikit tersinggung "Yaelah vin, lebay amat, gue juga tau kali" jawabnya seolah semua tidak apa-apa

Pawel POV

"Dia memang sepopuler itu Ruchvin?" Tanyaku ketika Putra telah pergi "Да, Dia memang populer dikalangan cewek-cewek, karena dia 'Red flag' aku masih bertanya tentang kewarasan murid-murid disini," Jawab Ruchvin "Siapa lagi yang populer selain dirinya?" Tanyaku penasaran "Oh! Ameron itu populer, kata cewek-cewek sih karena dia 'Tampan' lah 'Tajir' lah, soalnya Ameron itu miliarder, youtuber, dan penyanyi. Jadi anak-anak perempuan disini menyukai nya," Ucap Ruchvin seraya menjelaskan "Jadi dia sering gak masuk karena 'Aku ada pemotretan' lah 'Aku ada syuting' lah" sambungnya mencibir

Ameron POV

Jam 11:45 malam, aku keluar dari gedung les privat ku dan berjalan pulang. Sebenarnya ibuku sudah bertanya jika aku mau di jemput atau tidak, aku menolak, aku pilih pulang naik bus saja, jadi tak terlalu mencolok

Aku menunggu di halte bus, sesampainya bus tersebut. Aku bergegas masuk dan mendapati hanya ada 3 orang saja di dalam bus tersebut, seorang wanita dengan putranya, dan seorang siswi di samping wanita itu, siswi itu bermain ponsel dengan earphone terpasang di telinganya.

Aku duduk di sebelahnya, kalian pasti bertanya, "Kenapa aku naik bus umum? Kenapa tidak mobil pribadi saja?" Aku sudah bosan naik Lamborghini,
Siswi itu menengok ke arah ku, ia terkejut. Ia berbisik, pada ibunya "Ibu! Ibu! Lihat siapa yang disamping ku?!" Bisiknya girang, ibunya menengok dan ia sama terkejut nya dengan putrinya itu.

Aku menengok balik ke arah mereka "Ada yang bisa saya bantu?" Tanyaku ramah "A-anda sungguh Ameron Britney?" Tanyanya "Iya" jawabku singkat "B-boleh s-saya minta tanda tangan?..." Pintanya seraya mengeluarkan sebuah notebook dari dalam tasnya "Tentu saja!" Ucapku sambil mengambil notebook tersebut dan menandatanganinya "Saya penggemar berat anda!!!" Ucapnya "Oh? Benarkah?" Tanyaku "Saya bahkan sampai beli photo card anda!!!"

" Pintanya seraya mengeluarkan sebuah notebook dari dalam tasnya "Tentu saja!" Ucapku sambil mengambil notebook tersebut dan menandatanganinya "Saya penggemar berat anda!!!" Ucapnya "Oh? Benarkah?" Tanyaku "Saya bahkan sampai beli photo card anda!!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ucapnya senang. "Wah dia fanatik," Pikir ku bergidik ngeri, "Kalau aku di stalking bisa gawat," Pikirku lagi

Kami sempat mengobrol, sesampainya di halte tujuan ku, aku pamit dan sempat berfoto dengannya. Aku turun dari bus menjinjing sebuah tas hitam milikku, dengan hoodie yang menutupi kepalaku. Seraya mengeluarkan ponselku, ibuku tiba-tiba menelepon "Ameron? Kau sudah dimana?" Tanyanya khawatir "Ah Mom, masih di jalan" jawabku singkat, dan langsung mematikan telepon, tiba-tiba seseorang menyergap ku dari belakang dan bertanya dengan kasar, aku terkaget setengah mati saat mendengar seseorang berteriak kepada ku "KAU BILANG KAU AKAN MEMBANTU KAMI?!"
"KALIAN SIAPA?!"
"Pura-pura lupa ya? Kita habisi saja dia!!"
"Kau gila!! Kalau dia kita habisi, bagaimana kita dapatkan mereka?!" Teriak seorang lagi "Hanya dia yang punya informasi dimana saja senjata itu!!!" sambungnya "Sejak kapan aku berjanji pada kalian?!" Tanyaku heran "Kau lupa perjanjian awal pertemuan kita?!" Tanya salah satunya dengan marah "Mana ku tahu!" Ucapku, berhubung kacamata ku terjatuh.

Aku melihat mereka tidak pakai jas dan kacamata hitam, aku bersyukur. "Sialan, bikin kaget saja" batinku lega "M-memang kalian mencari siapa?" Tanyaku "William Edinburgh!!" Ucap salah satunya memberitahu
"Siapa William Edinburgh? A-aku Ameron Britney!" Jawabku "Ameron Britney?..." Tanya salah seorang dari mereka dengan bingung "Artis papan atas itu?" Sambungnya bingung "Ma-maaf telah mengganggu anda, si-silahkan pergi" Ucapnya "Ameron Britney katamu?! Maafkan kami tuan!! Ciri-ciri anda persis tuan Edinburgh!" Ucap salah satunya lagi meminta maaf
"Ciri-ciri yang mereka berikan adalah, tuan Edinburgh menggunakan hoodie berwarna army, persisi seperti anda, dan tas—"
"Iya iya iya, tak apa. Lain kali lebih hati-hati..." Jawabku jengkel, aku menelepon ibuku dan terdengar suara khawatirnya "Ameron?! Ada apa kau menelpon nak?! Ada sesuatu terjadi?! Halo?!"
   "Ah, tidak... Minta Chester untuk menjemput ku, aku berikan lokasinya nanti... Iya... Iya, disana, ok. Luv you Mom" Ucapku masih kesal

Mungkin kalian sempat berpikir aku mengkhianati yang lain 'kan? Tidak, itu juga akan berisiko untukku

Everpeace AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang