Chapter 11 : Berkunjung

3 0 0
                                    

Pawel POV

Benci? Kenapa adik-adiknya membenci dirinya? Bahkan Bella terlihat baik-baik saja di dekatnya "Tapi... Bella sepertinya baik-baik saja dengan Ruchvin?" Tanyaku dengan berbisik balik pada Caleb "Mereka berdua anak kesayangan ayahnya, Pawel," Bisiknya balik. Setengah jam kemudian, kami keluar dari aula. Aku masih termenung dengan ucapan Caleb barusan, sebenarnya aku tidak heran, tapi kebencian itu akan melemahkan dirinya. Bagaimana kalau para FBI menemukannya? Ia tak akan punya banyak kekuatan untuk melawan mereka?

     Aku bergegas keluar dari aula utama menuju kelas bahasa Mandarin, pintu kelas sudah tertutup, aku panik. Takut jika aku terlambat, aku lekas membuka pintu dan melihat kelas masih kosong, tak terlalu kosong, ada beberapa murid di dalamnya. Aku melihat Chung duduk di meja paling depan, sedang membaca sebuah buku "H-Halo Chung? Aku tak melihatmu waktu pelajaran bahasa latin kemarin?" Ucapku bertanya "Ehm? Oh, kemarin? Aku ada wawancara kerja, tapi tak diterima. Lagi pula ayahku bilang, aku jaga toko miliknya saja" Jawabnya dengan senyum tipis "Oh...Ayahmu guru bahasa Mandarin?"
   "Tentu saja, siapa yang dapat berbicara bahasa Mandarin sebaik ayahku? Si paling keren dan tampan di sekolah ini? Pfft- konyol"
"Sesulit apa Mandarin?"
   "Lumayan sulit, karena ada 90.000 huruf, tapi tenang saja Pawel, kita akan mempelajari sekitar 3.500 huruf aja" Jelasnya dengan santai "3.500?! Kau tak pusing?!" Seruku terheran-heran, "Tidak, lagipula aku orang Cina, kadang saja setengah mati menulis hurufnya" ucapnya sedikit mencemooh dirinya:v tak lama kemudian, guru bahasa Mandarin memasuki ruang kelas, dengan mendekap beberapa buku di dadanya "Selamat pagi semuanya, perkenalkan, nama saya Qing Li Chen" ucap guru tersebut "Silahkan kenalkan diri kalian" serunya mempersilahkan murid-murid di depannya.

Satu-persatu murid telah mengenalkan diri mereka, dan saatnya tiba giliran ku "Namaku Pawel Luboslaw, dari Warsawa, Polandia" ucapku memperkenalkan diri "Baiklah terimakasih, silahkan duduk. Hari ini kita akan mempelajari bahasa Mandarin dasar, seperti terimakasih, halo, dan sebagainya..." Seru Pak Qing.

     1 jam telah berlalu, dan akhirnya pelajaran bahasa Mandarin pun selesai "Huuuuuh...." Aku menghela nafas panjang karena...ini susah banget?! Bagaimana bisa aku mengingat hurufnya?!

"Pawel" panggil Chung saat kami keluar kelas "J-ja?..." Sahutku pada panggilannya "Kau punya waktu malam ini? Ayahku mengundangmu makan malam di rumah ku?" tanyanya "H-huh? K-kenapa tiba-tiba?" Tanyaku balik dengan bingung "Kau akan ku kenalkan pada keluargaku, siapa saja yang kau kenal berasal dari Asia?"
   "Jashira, Jun, kau, Seungho, Namyeon, Malik, Bilal, Indra...." Ucapku mengingat-ingat
"Nah! Akan ku kenalkan kau pada adik-adikku. Datang ya, oh iya! Kau punya ponsel?" Tanyanya setelah memotong ku "Ja, aku punya" Jawabku "Ok, bagus! Ini nomorku ya" ucapnya seraya memberikan secarik kertas bertuliskan angka-angka

     "Kalau mau, telfon aku ya" Ucapnya dengan senyuman lebar "Ja!" Jawabku singkat. Aku pergi menuju kantin seraya mempertimbangkan jawaban untuk pertanyaan dari Chung "Makan malam ya?" Pikirku seraya berjalan menuju kantin, aku melihat gadis yang duduk di samping Jeremy kemarin. "Hai Jeremy!" Ucapku menyapa "Eh, Hallo, Pawel" Ucap Jeremy menjawab "Siapa ini?" Ucapku bertanya seraya menengok ke arah gadis tersebut "Oh! Iya, aku lupa kenalkan, ini, adikku, Namanya Josefine Gelbrecht" Jawabnya "Dan Josefine, ini temanku Pawel Luboslaw, Panggil dia Kak Pawel" Tambahnya pada adik perempuannya "T-tak perlu formal begitu, silahkan panggil saja Pawel" Jelas ku tersenyum ramah,

***

Sekolah telah berakhir, aku menelepon ayahku dan bilang malam ini aku diundang ke rumah Chung untuk makan malam "Makan malam? Oh! Tentu boleh!" Ucapnya dari seberang telepon "Baiklah, terimakasih" sahutku "Tapi kau pulang, dulu. Kau itu tamu jadi harus beri keluarganya buah tangan" tambahnya "Oh tentu saja!" Ucapku seraya berjalan ke arah bus yang telah sampai di halte sekolah

***

"Aku pulang..." Ucapku sambil membuka pintu "Ah! Kau sudah pulang, cepatlah ganti pakaianmu" ucapnya memerintah "Oke..." Jawab ku singkat, di kamar. Aku mengganti pakaian seraya membuka ponsel untuk menelepon Chung

"Ni Hao?" Ucapnya dari seberang telepon "Siapa ini?" Tanyanya, "Ini Pawel" Jawabku pada pertanyaannya "Oh, kau, bagaimana? Mau?"
"Mau, aku sudah izin pada ayahku"
   "Baiklah, akan ku jemput pukul setengah 5 nanti ya" Ucapnya menjelaskan, telepon pun di tutup.

***

"Terimakasih ya Chung, maaf nanti merepotkan:)" Ucap ayahku pada Chung yang berada dalam mobilnya. "Ah, Shí de, bùyàojin (Ah, iya, tidak masalah), lagi pula saya yang mengundangnya:)" Jawabnya santai "Saya duluan Mr.Luboslaw" sambungnya seraya menginjak pedal gas... "Chung, ayahmu tak masalah aku berkunjung?" Tanyaku gelisah "Tentu tidak, adik-adikku sudah kenal denganmu, tinggal mereka yang memperkenalkan diri padamu" Ucapnya terkekeh "Kau akan senang dengan adik-adikku, walau ada yang merepotkan sih" Sambungnya, 10 menit telah berlalu, dan akhirnya kami sampai dirumahnya. "Sudah sampai" Ucapnya seraya turun dari mobil "Dan selamat datang, Pawel" Sambutnya "O-oh, wow," seruku kagum "Ayah, aku pulang" Ucapnya "A, Huānyíng (Ah, Selamat datang)" Sambut ayahnya dengan bahasa Mandarin"Masuklah Pawel" Tambah ayahnya dengan senyuman "J-ja, terimakasih" Sahutku padanya. Rumahnya terlihat sangat besar, mungkin yang paling besar di perumahan ini? Entahlah... Tapi dari segi arsitektur, mereka sangat teliti,

Chung POV

Aku bergegas ke lantai atas untuk memanggil adik-adikku, yang sedang sibuk dengan kesibukannya masing-masing "Tao, Hui, Mulan, kita kedatangan tamu!!" Panggilku dari depan kamar mereka "Oh kak Pawel sudah datang? Hao de, shāo deng yīxià (Baiklah, tunggu sebentar)" Jawab Mulan

Pawel POV

Chung turun dari lantai atas, dengan 2 orang anak laki-laki, dan seorang anak perempuan "Kenalkan Pawel, ini adik pertamaku Tao, dia dari Taiwan, ini Hui, adik keduaku, dia dari Hongkong, dan ini Mulan, adikku yang paling muda, dia dari Makau:)" Ucapnya memperkenalkan adik-adiknya "Hen gāoxìng jiàn dào ni (Salam kenal)"
   "H-huh?"
"Salam kenal,"
   "O-oh, s-salam kenal"
Tao berpenampilan sangat berbeda dibanding kedua adiknya. Ia tidak memakai pakaian khas Tiongkok atau sejenisnya, pakaiannya lebih barat, wajahnya cemberut, dan kesannya sangat membenci keluarganya:0 "Aneh..." Pikirku. Kami semua pergi ke arah sebuah ruangan, mungkin ruang makan "Kakek! Temanku sudah datang!!" Panggil Chung sambil berlari keluar memanggil kakeknya "Iya sebentar" Jawab kakeknya

***

     Acara makan malam berjalan dengan lancar, aku bilang pada Chung bahwa ayahku yang akan menjemput "Terimakasih banyak" Ucapku berterimakasih seraya menunduk "Sama-sama, ini untuk ayahmu Pawel" Jawab Chung memberikan sebuah bungkusan "E-eh? Tidak perlu repot-repot"
   "Tak apa, ambilah"
"Baiklah, sekali lagi terimakasih banyak, aku malah merepotkan,"
   "Tak perlu canggung begitu Pawel, walau kita sebenarnya musuh sih" ucapnya seraya menyeringai "Terserah kau saja" sahutku

Everpeace AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang