Chapter 10 : Benci

4 1 0
                                    

Pawel POV

Malam itu malam yang cerah, satupun awan tidak terlihat, hanya bintang-bintang yang bertaburan menghiasi langit malam. Malam itu aku sedang di kamar membaca buku astronomi.

Astronot... Itu cita-cita ku sejak kecil, ayahku masuk, melihatku belum tidur, tentu dia mengomel "Kau belum tidur juga? Lihat ini sudah jam berapa?!" Tanyanya geram "Iya iya, 10 menit lagi"
   "Tidak! Cepat tidur!"
"Baiklah" ucapku jengkel "Selamat malam" ucapnya "Iya, selamat malam" ucapku seraya menutupi tubuhku dengan selimut dan tidur nyenyak

***

Aku terbangun pada pukul 04:30 dini hari, aku menyingkirkan selimut yang menutupi tubuhku dan terduduk. Aku membuka ponselku dan melihat jadwal pelajaran ku hari ini, "Selasa... Selasa, ah ini dia!" Ucapku mencari jadwal hari Selasa "Ah sial! Bahasa Mandarin! Belum ku baca lagi!" Keluhku terlupa bahwa hari ini pelajaran bahasa Mandarin, aku berdiri dari ranjang dan keluar
     Tepat saat aku membuka pintu, ayahku berada di depan pintu hendak membuka dan membangunkan ku "Baguslah, kau sudah bangun! Cepatlah mandi dan sarapan! Nanti kau terlambat" ucapnya "Iya" sahutku singkat

Aku bergegas pergi menuju kamar mandi, sesampainya di sana. Aku cepat-cepat mandi dan keluar dalam keadaan rapi dan bersih, aku menuju meja makan dan mendapati sepotong sandwich dan segelas teh hangat "Makanlah, Pawel," Ucap ayahku, aku makan seraya memeriksa jadwal apakah sudah ku siapkan semua "Oh iya ada olahraga, ayah! Apa aku sudah punya baju olahraga?" Tanyaku "Ah! Sekolah ini tidak pakai seragam Pawel," Ucap ayahku menjelaskan, "Oh, iya,"

Selepas makan aku bergegas keluar, bus sudah sampai, dan aku berpamitan pada ayahku lalu berangkat. Di dalam bus aku melihat Jeremy, yang duduk di samping anak perempuan. Penampilannya persis Jeremy, mata hijau, rambut hitam, dan berkacamata "Apa seluruh keluarga Jeremy berkacamata?" Pikirku heran, aku pergi ke belakang karena aku belum punya banyak teman.

Aku melihat anak perempuan yang dikenalkan Jeremy padaku, Fatimah binti Ustman, ia masih menggunakan kerudung hitam itu, ia terlihat sedang mengobrol dengan seseorang di seberang kursinya, "Hai Fatimah!" Sapaku ramah "Oh! Pawel! Selamat pagi," Sahutnya riang, aku menoleh ke seberang kursinya. Di sana ada Indra dan Namyeon, mereka berdua memang terlihat sedang mengobrol dengan Fatimah "Kalian dekat ya?" Tanyaku penasaran "Bukan deket lagi! Dekeeeeet banget!" Jawab Indra bersemangat. "Boleh aku duduk disini Fatimah?" Pintaku "Ah, maaf ya, tak bisa..." Jawabnya singkat "Ah iya, tak apa" responku singkat juga, aku duduk di belakang Indra, dan bertanya padanya "Kenapa dari tadi Fatimah duduknya sendirian? Memang dia menunggu siapa?" Tanyaku penasaran "Oh! Gak nunggu siapa-siapa sih," Jawab Indra singkat. Kami tiba di sekolah, aku turun dan bergegas menuju loker untuk meletakkan tas dan buku-buku pelajaran. Letak lokerku berada di sebelah loker Jeremy, jadi, sesampainya di sana aku bertemu Jeremy "Pagi Jeremy!" Sapaku riang "Oh! Guten Morgen, Pawel" Jawabnya dengan bahasa Jerman "Eh, sepertinya kau harus membiasakan diri, bicara menggunakan bahasa inggris:)" Ucapku "Oh! Maaf aku lupa, kau tak mengerti bahasa Jerman!"
   "Tidak, aku mengerti!" Elak ku.

Aku dan Jeremy pergi bersama menuju ruang kelas, di jalan kami bertemu dengan Ameron, J-Chan (Panggilan Jun), dan seorang anak laki-laki berambut putih

"Sepertinya, banyak yang rambutnya berwarna putih ya? Apa gak akan bikin curiga?" Tanyaku dalam hati "Ah! Yahoo Jeremy-Kun!!"   "Ja, Hallo" jawab Jeremy singkat "Oh! Kau anak baru yang diceritakan kakakku?" Tanya anak laki-laki berambut putih ters...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sepertinya, banyak yang rambutnya berwarna putih ya? Apa gak akan bikin curiga?" Tanyaku dalam hati "Ah! Yahoo Jeremy-Kun!!"
   "Ja, Hallo" jawab Jeremy singkat "Oh! Kau anak baru yang diceritakan kakakku?" Tanya anak laki-laki berambut putih tersebut
"Namaku Kim Seungho, aku dari Seoul, Korea Selatan!" Ucapnya riang memperkenalkan diri "A-aku Pawel Luboslaw, dari Warsawa, Polandia" ucapku balik "Pawel!!!" Seseorang memanggilku dari belakang seraya membawa sebuah keranjang

"Sepertinya, banyak yang rambutnya berwarna putih ya? Apa gak akan bikin curiga?" Tanyaku dalam hati "Ah! Yahoo Jeremy-Kun!!"   "Ja, Hallo" jawab Jeremy singkat "Oh! Kau anak baru yang diceritakan kakakku?" Tanya anak laki-laki berambut putih ters...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kakakku lupa aku puasa, dan malah memberikan aku kue. Ini! Kau mau tidak?" Tanya Fatimah "B-boleh?" Jawabku "Kalian juga mau?" Tanya Fatimah pada yang lain
"Danke"
"Arigato!!!"
"Gamsahabnida"
"Thanks"
"Hehe! Sama-sama!!" Sahut Fatimah pada mereka

"Perhatian, perhatian, harap kepada seluruh siswa dan siswi berkumpul di aula" kami semua berjalan bersama menuju aula utama, aku berpisah dengan mereka dan duduk di samping seorang gadis berambut biru, dan seorang anak laki-laki berambut merah "Hai Pawel!" Ucap anak laki-laki tersebut "H-Halo?" Ucapku balik "Apa aku mengenal mu?" Ucapku bertanya "Tentu tidak, namaku Calixte Britney, dari Ottawa, Kanada" Jawabnya seraya memperkenalkan diri "Dan ini pacarku, Raina Sovich, dia dari Kyiv, Ukraina" Tambahnya memperkenalkan pacarnya "Pawel Luboslaw? Kan?" Ucapnya bertanya "J-ja, salam kenal"
   "Salam kenal" ucap mereka berdua kompak "Kau... Adik Ruchvin?" Tanyaku pada Raina "Так, (Iya,) dia Kakakku..." Jawabnya dingin, Caleb mendekat padaku dan berbisik "Jangan pernah tanyakan kakaknya itu, hampir seluruh adiknya membenci Ruchvin"

Everpeace AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang