7

655 51 2
                                    

𝙃𝙖𝙥𝙥𝙮 𝙍𝙚𝙖𝙙𝙞𝙣𝙜...

𝙎𝙚𝙗𝙚𝙡𝙪𝙢 𝙗𝙖𝙘𝙖 𝙟𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙡𝙪𝙥𝙖 𝙛𝙤𝙡𝙡𝙤𝙬 𝙙𝙪𝙡𝙪𝙝 𝙖𝙠𝙪𝙣 𝙞𝙣𝙞 𝙙𝙖𝙣 𝙟𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙡𝙪𝙥𝙖 𝙫𝙤𝙩𝙚 𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙠𝙤𝙢𝙚𝙣𝙣𝙮𝙖 𝙮𝙖.

.
.
.

"Kamu kenapa gak berhenti saat saya panggil?" tanya Pond.

"Maaf kak, tapi aku buru-buru" jawab Phuwin beralasan.

"Emang mau kemana?" tanya Pond lagi masih mencekal tangan Phuwin.

"Mau pulang"

"Saya antar,," ucap Pond membuat Phuwin menoleh kearahnya.

"Nggak usah kak, gak enak sama pacar kakak" ucap Phuwin masih berusaha melepaskan cekalan Pond di tangannya.

"Pacar?" tanya Pond heran.

"Iya pacar kakak yang di dalam, udah ya kak aku duluan lepasin tangan aku" pinta Phuwin namun tak di dengar oleh Pond.

"Dia bukan pacar saya Phuwin, saya nggak punya pacar" ucap Pond lagi membuat Phuwin terdiam.

"O-oh maaf kalau gitu" sebenarnya ada rasa lega di hati Phuwin kala mengetahui bawah Pond tidak memiliki pacar, namun sebisa mungkin ia sembunyikan perasaan senangnya.

"Saya maafin kalau kamu mau pulang sama saya" memanfaatkan kesempatan seperti ini tidak ada salahnya bukan? Fikir Pond.

"Tapi kak, bagaimana dengan kakak itu" Phuwin menunjuk seseorang wanita di dalam Cafe yang tadi datang bersama Pond.

"Kenapa emangnya?"

"Kalau aku pulang sama kakak, terus dia sama siapa?"

"Ya sama saya juga, bahkan mobil saya lebih dari muat kalau cuma di isi tiga orang" ucap Pond, phuwin terkejut sepertinya ia baru saja melupakan status Pond sebagai orang kaya.

"O-oh, aku kira kakak bawah motor"

"Saya jarang bawah motor, apalagi kalau ke kantor"

"Kirain"

"Ya sudah, saya panggil Maggie sebentar habis itu saya antar"

Pond berlalu pergi dari hadapan Phuwin untuk memanggil sepupunya, setelah menunggu beberapa detik akhirnya Pond datang bersama sang sepupu.

"Ayo!" ajaknya pada Phuwin, sukses membuat Maggie melirik lelaki cantik yang baru saja bicara dengan Pond.

"Hei! Dia siapa?" tanya Maggie kepo.

Phuwin juga melirik Maggie yang sudah manatapnya dari tadi.

"Jangan kepo" ucap Pond ketus.

"Hei! Apa dia benar-benar pacarmu? Kalau begitu perkenalkan aku adalah sepupu Pond" ucap Maggie lagi.

Phuwin bingung harus bereaksi apa sekarang, disisi lain dia ingin menjelaskan kalau dia bukan pacar Pond tapi Pond sendiri tidak terlalu memperdulikan sang sepupu yang terus menguak rasa penasarannya.

Tanpa di duga Pond justru menarik tangan Phuwin lembut, kemudian di genggam untuk berjalan lebih duluh menuju mobil meninggalkan Maggie yang masih terkejut melihat sang sepupu menggandeng tangan Phuwin.

"Hei! Jadi dia benar pacarmu, kalau begitu izinkan aku berkenalan dengannya" ucap Maggie berlari mengejar PondPhuwin yang sudah berjalan lebih duluh.

Pond membukakan pintu mobil di samping kemudi untuk Phuwin, namun Phuwin menolak karena merasa tak enak hati dengan sepupu Pond.

"Aku di belakang aja kak" ucap Phuwin pelan.

"Kenapa? Gamau duduk di samping saya?" tanya Pond masih memegang pintu mobil yang sengaja di buka untuk Phuwin.

"Bukan gitu kak, aku gak enak sama sepupu kakak" jawab Phuwin.

"Gapapa biar dia yang di belakang, dan kamu di depa-"

"HEII!" ucapan Pond terpotong kala sepupunya datang tergesa-gesa karena takut di tinggal oleh Pond.

"Udah minggir lo berdua, gua mau masuk" Maggie menggeser tubuh Pond yang masih berdiri di tempatnya.

Setelah Maggie masuk ke dalam mobil, Pond kembali melirik Phuwin yang berada di sebelahnya. Phuwin tersenyum lalu berjalan menuju pintu mobil di belakang, Pond menghela nafas kesal dengan sepupunya ini karena tak mengerti keadaan.

Pond memasuki mobilnya melirik kearah belakang sebentar memastikan Phuwin aman di sana.

Jalanan sangat ramai ketika sore seperti ini, ini adalah jam orang-orang pulang dari kerja itulah sebabnya jalanan sangat ramai bahkan nyaris macet.

Phuwin melirik ponselnya yang sudah menunjukkan pukul 6:42 yang berarti sudah malam, fokus Phuwin teralihkan pada notifikasi yang masuk dan ternyata itu dari tantenya yang mengirim pesan padanya.

Phuwin merasa takut sekarang sudah di pastikan tantenya akan marah karena dirinya pulang kemalaman, Phuwin duduk dengan gelisah di belakang dan semua itu tak luput dari perhatian Pond yang kini memperhatikan Phuwin dari kaca mobilnya.

"Lo kenapa?" tanya Maggie yang ternyata juga melihat tingkah Phuwin.

"E-eh, gapapa kak" jawab Phuwin tak lupa senyumnya.

"Kenapa Phu?" kali ini giliran Pond yang bertanya.

"Nggak kak, gapapa" jawab Phuwin masih dengan senyumannya.

Pond memilih mengantarkan Phuwin lebih duluh ke rumahnya setelah itu baru ia akan mengantarkan sepupunya, saat ini mereka sudah tiba di depan rumah Phuwin, Phuwin keluar dari mobil Pond dan ternyata Pond juga ikut turun.

"Makasih ya kak," meskipun suaranya terdengar pelan namun Pond masih bisa mendengar ada getaran di suara itu.

"Iya sama-sama, setelah masuk nanti nggak usah mandi ya bersih-bersih aja, ini udah malam nanti kamu sakit kalau mandi" di perhatikan seperti ini tentu membuat hati Phuwin menghangat selama ini tidak ada yang memperhatikannya seperti ini.

"Iya kak, kakak hati-hati ya" lagi. Pond tau ada getaran yang sengaja di sembunyikan dari suara Phuwin dengan cara memelan oktaf bicaranya.

Tak menjawab Pond memilih meraih tangan Phuwin lalu menggenggamnya sebelum akhirnya mengecup tangan itu dengan lembut, Phuwin tentu terkejut dengan apa yang baru saja Pond lakukan, jantungnya berdetak sangat cepat di dalam sana seolah ingin melompat dari tempatnya.

"Selamat malam" ucap Pond setelah selesai mengecup tangan Phuwin.

"Sana masuk" ucapan Pond kembali menyadarkan Phuwin yang sempat mematung karena kejadian yang sangat tiba-tiba, segera Phuwin berlalu pergi dari hadapan Pond karena malu.

.
.
.

𝘚𝘦𝘦 𝘶 𝘯𝘦𝘹𝘵 𝘤𝘩𝘢𝘱𝘵𝘦𝘳...

Cinta KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang