29

648 59 9
                                    

𝙃𝙖𝙥𝙥𝙮 𝙍𝙚𝙖𝙙𝙞𝙣𝙜...

𝙎𝙚𝙗𝙚𝙡𝙪𝙢 𝙗𝙖𝙘𝙖 𝙟𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙡𝙪𝙥𝙖 𝙛𝙤𝙡𝙡𝙤𝙬 𝙙𝙪𝙡𝙪𝙝 𝙖𝙠𝙪𝙣 𝙞𝙣𝙞 𝙙𝙖𝙣 𝙟𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙡𝙪𝙥𝙖 𝙫𝙤𝙩𝙚 𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙠𝙤𝙢𝙚𝙣𝙣𝙮𝙖...
.
.
.

Pond paham sekarang, tangannya cekatan menahan pinggul Phuwin agar berhenti bergerak.

"Mau apa, hm?"

Tak ada jawaban namun kini yang lebih mudah maju untuk mencium dominan di hadapannya, tak menolak Pond tentu ikut membalas lumatan kekasih nakalnya ini, menekan tengkuk Phuwin dengan tangan kekarnya agar ciuman itu semakin dalam.

Pond beranjak dari duduknya, berjalan menuju pintu kamarnya kemudian mengunci pintu tersebut lalu berbalik untuk mendekati ranjang masih dengan pagutan keduanya yang tak lepas, Pond duduk di tepi kasur dengan Phuwin di pangkuannya, tangan kekar Pond tak tinggal diam kini tangan itu bergerak masuk dalam piyama yang digunakan si manis, mengelus pinggang ramping Phuwin sebelum lebih naik menyentuh punggungnya.

Dengan cekatan Pond sudah berhasil membuka semua kancing piyama si manis,  ciuman terlepas karena kini bibir Pond turun untuk mengecupi leher jenjang Phuwin.

"Sshh.."

Ringisan mulai terdengar kala leher mulusnya di hisap kuat oleh Pond, semakin turun mulut Pond untuk menjama tubuh mulus kekasihnya lebih jauh lagi, hingga kini mulut itu sampai pada tonjolan di dada si manis, di hisapnya kuat tonjolan itu membuat yang di pangku mulai mendesah.

"Aahh.."

Mendengar desahan kekasihnya Pond tersenyum senang, suara indah itu membuat gairahnya semakin naik, lantas kini semakin rakus menjilat dua tonjolan di dada Phuwin.

"Aaahh..."

Mengalun merduh suara desah si manis memasuki gendang telinganya membuat miliaran ransang menguar begitu saja.

"Ngghhh..."

Lihatlah si manis nakal itu, Pond bahkan tak habis fikir jika si manis di pangkuannya ini memiliki suara yang indah.

Semakin jauh Pond menjamah tubuh kekasihnya hingga kini di balik posisinya menjadi Phuwin di bawah kungkungannya, merah wajahnya karena mendesah buat Pond semakin ingin tau sepandai apa lelaki manis di bawahnya ini menyenangkan dirinya.

"Kak.."

Pond tersenyum melihat paras manis kesayangannya, lebih tepatnya tersenyum smirk, membuat nyali Phuwin ciut seketika.

Namun ia sadar kalau tadi ia lah yang memulai, wajah merahnya semakin terlihat kala Pond di atas mulai membuka kaos yang di pakainya.

Setelah kaos itu terlepas dari tubuhnya, Pond kembali merendahkan tubuhnya agar lebih dekat pada si manis yang hanya diam di bawahnya.

"Takut, hm?"

Pond tentu menyadari raut wajah Phuwin yang tengah ketakutan di bawahnya, tak ada jalan lain Pond kembali menciumnya untuk mengalihkan perhatian si manis, terlalu tanggung untuk di hentikan karena kini dominan itu jelas haus akan rasa baru yang belum pernah di cobanya.

Cinta KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang