22

691 69 7
                                    

𝙃𝙖𝙥𝙥𝙮 𝙍𝙚𝙖𝙙𝙞𝙣𝙜...

𝙎𝙚𝙗𝙚𝙡𝙪𝙢 𝙗𝙖𝙘𝙖 𝙟𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙡𝙪𝙥𝙖 𝙛𝙤𝙡𝙡𝙤𝙬 𝙙𝙪𝙡𝙪𝙝 𝙖𝙠𝙪𝙣 𝙞𝙣𝙞 𝙙𝙖𝙣 𝙟𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙡𝙪𝙥𝙖 𝙫𝙤𝙩𝙚 𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙠𝙤𝙢𝙚𝙣𝙣𝙮𝙖...
.
.
.

Hari terus bergilir memberikan gelap tanpa menjanjikan terang meski berkali-kali juga mentari kembali datang.

Ceklek.

Ruangan tempat si manis tengah di rawat terbuka membuat Dunk dan mamanya Pond menoleh ke arah pintu, melihat Pond baru saja datang, seperti biasa Pond hanya pergi ke kantor jika sudah urusan penting dan tak bisa di gantikan.

Teman-teman Phuwin juga semakin sering berkunjung, semenjak Pond tau kalau mereka teman-teman dari sang kekasih sejak itu pula Pond tak melarang kehadiran mereka.

"Hai sayang, lama ya nunggunya? Maaf ya tadi kakak ada urusan bentar" seperti biasa Pond akan menyapa sosok yang terbaring di atas brankar meski tak ada respon.

Pond mengambil posisi duduk di sebelah brankar Phuwin menggenggam tangan yang masih terpasang infus, mengecupnya sesekali.

"Tadi kakak beli buah kesukaan kamu, Phu mau nggak? Kalau mau Phu harus bangun, nanti kakak suapin sayang"

Dunk masih setia memperhatikan Pond yang sedang bicara pada sahabatnya, kemana saja ia selama ini hingga tidak mengetahui kalau sang sahabat memiliki kekasih yang sangat menyayanginya.

"𝘉𝘰𝘭𝘦𝘩 𝘪𝘳𝘪 𝘯𝘨𝘨𝘢𝘬 𝘴𝘪?" Batin Dunk.

.

Malam semakin larut sisakan deruh angin yang terus berhembus, juga seorang yang sedang duduk di sofa sebuah ruangan yang masih terjaga, siapa lagi kalau bukan Pond.

Pond masih setia terjaga menunggui kekasihnya, berharap jika sosok manis itu akan segera bangun kemudian memintanya untuk mendekap tubuh kecil itu.

Sudah hampir satu bulan sejak kejadian dimana Phuwin di siksa sejak saat itu juga si manis belum sadarkan diri, membuat Pond berkali-kali menyalahkan diri sendiri atas kelalaiannya menjaga sang kekasih.

Perlahan Pond beranjak dari duduknya mendekati brankar tempat si tersayang tengah berbaring, dapat Pond lihat setenang apa wajah indah pujaan hatinya, maniknya masih tertutup rapat tanpa sedikitpun memberi tanda akan kesadarannya.

"Phu kapan bangunnya sayang? Kakak kangen" gumam Pond menatap Phuwin sendu.

"Kamu tenang aja nanti setelah sembuh kakak janji akan bawah kamu pulang ke apartemen kakak, kamu nggak akan pulang lagi ke rumah itu sayang, kakak juga bakalan jagain kamu terus"

Pond mengusap pelan tangan Phuwin yang ada di genggamannya, semua alat rumah sakit sudah di lepas, bekas luka di wajahnya juga sudah mengering dan perlahan mulai menghilang.

Pond memposisikan diri di samping Phuwin ikut berbaring lalu memeluk sosok yang sudah di nantikannya untuk bangun, meski sampai saat ini harapannya tak kunjung jadi nyata.

.
.
.

Gemini baru saja tiba di rumah sakit, ia ingin bertemu dengan Pond tentunya dengan beberapa berkas di tangannya, karena Pond tak mau meninggalkan Phuwin sendirian di rumah sakit jadi Pond menyuruh Gemini saja yang datang ke rumah sakit membawah berkas yang butuh tanda tangannya.

Cinta KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang