12. Shoot

75 6 3
                                    

"Umpan yang baik, adalah koloni mereka sendiri."
.
.
.
.
⚔️⚔️

Permainan yang tidak sederhana. Walau hanya sebuah permainan.

Permainan airsoft gun adalah aktivitas rekreasi yang mengimitasi pertempuran militer dengan menggunakan replika senjata api yang menembakkan proyektil berbentuk peluru plastik berukuran kecil.

Permainan ini mengutamakan kerja sama tim untuk bisa menjadi juara. Komunitas yang baik, dan strategi yang matang.

Gedung tua terbengkalai di tengah hutan. Malam dengan sinar bulan menjadi penerang utama.

10 orang dengan pakaian khusus permainan. Pakaian untuk perlindungan diri sesuai standard yang telah di tetapkan. Kacamata dan topeng khusus untuk melindungi dari paparan peluru. Rompi dan jaket untuk melindungi badan, dan pelindung kaki.

Masing-masing dari mereka membawa senjata yang telah mereka pilih.

Telah di bagi kelompok sebelum mereka berangkat. Kini, ada 2 tim membentuk lingkaran. Nampak merencanakan strategi yang matang.

"Gua penjaga, siapa yang nyerang?" Kelimanya saling memandang. Pemuda dengan surai sedikit ikal itu nampak menunggu.

Kedua tangannya membawa senjata yang sering di sebut HPA (High Pressure Air). Salah satu unit airsoft gun yang menggunakan sistem tekanan angin tinggi. Mampu memberikan daya tembak yang konsisten dan akurat.

"Gua." Axel angkat bicara, menunjuk dirinya sendiri. Pemuda itu memegang dua senjata dengan sebutan GGB (Gas Blowback). Senjata replika yang mirip pistol, mempermudah gerakan penggunaan dan juga memberikan sensasi yang nyata.

"Oke, Axel penyerangan, Darka pendukung, kalian berdua?" 

"Gua penyerangan aja," Leo pun berkata cepat. Kiki disebelahnya mengangguk. Keduanya memegang senjata yang sama. Bahkan Darka pun juga.

Senjata yang cukup populer di setiap pemain. Dengan sebutan AEG (Automatic Electrik Gun). Senjata yang menggunakan tenaga listrik untuk menembakkan peluru secara otomatis. AEG memiliki kapasitas magasin yang besar, sehingga tidak perlu mengisi gas dan dapat menembak lebih banyak.

"Aku yang pendukung."

"Lo bisa jaga dua orang?" Axel agaknya kurang yakin.

Ali bertugas sebagai sniper jarak jauh mereka. Sedangkan ke empatnya akan turun menjadi utama.

"Bisa, asal kalian selalu kasih tau posisi."

"Oke, jadi rencana gini." Pemuda itu lalu menunduk di tangan. Membuat gambar denah bangunan dengan ranting kecil.

Sebelum mereka berangkat jelas mereka telah di beritahu bagaimana struktur bangun. Kode etik pemainan dan sebagainya.

Ali membuat beberapa titik buta dari bangunan. Pemuda itu cukup alih.

Mereka pun kini tau, dari mana pemuda itu cukup ahli dalam strategi. Seperti saat Darka balapan mobil. Tetap Ali yang menyusu rencana. Segala sesuatu memang Ali yang mengatur dengan baik. Karena keluarganya cukup baik dalam bidang militer. Dan nampaknya pemuda itu cukup lebih ahli.

Eléftheros || On goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang