5. Memanggil

118 8 2
                                    

"Sebut nama ku, dan aku akan datang membawa jiwa lemah mu."
.
.
.
.
⚔️⚔️

Sekumpulan pemuda yang menikmati masa muda mereka. Malam bagai tempat mereka tebang bebas. Walau, nyatanya begitu liar.

Sorakan ramai terdengar bersahutan. Menyahuti jagoan mereka masing-masing. Empat mobil yang berjajar siap di area start.

Dua mobil paling depan ada mobil merah milik Maxwell, disebelahnya mobil hitam misterius milik pemuda bernama Skia. Dibelakang mobil itu ada mobil milik Darka, lalu disebelahnya mobil putih milik Gavin, ketua geng Dragon.

Empat peserta tengah mempersiapkan diri. Mengatur strategi dan pengecekan kendaraan. Panitia pun ikut mengecek kelengkapan camera di setiap mobil. Berguna untung mencegah kecurangan dan menjadi bukti. Setiap mobil akan terpasang beberapa kamera, dari diatas dasboard, bagian depan, belakang, lalu helm yang pengemudi pakai.

"Ka, ubah strategi." Pemuda dengan helm hitam itu menoleh. Begitupun sosok yang berdiri di samping jendela kemudi.

Ali yang tengah memasang helmnya berkata pelan. Memeriksa alat komunikasi diantara mereka. Darka sebagai pengemudi, ditemani Ali, lalu Leo akan stay sebagai komando dari jauh.

Axel pun tengah mengecek beberapa perlengkapan di mobil. Lalu memberikan wejangan sedikit pada adiknya. Begitupun Kiki disebelah Ali.

"Apa?" Tanya Darka, mereka menatap Ali penasaran. Begitupun Leo yang mendengar dari pinggir arena.

"Gavin turun juga, kemungkinan Lo di incar mereka. Pepet anak baru itu, biar mereka kesusahan." Ali menjelaskan rencana mereka sebagai sang strategi. Memang disetiap balapan selalu Ali yang memberikan strategi. Tidak ada yang tau akan keahlian ini. Semua orang tau itu adalah Leo atau Axel. Mereka cukup cerdik mengecoh.

"Benar dek, malam ini enggak menang gapapa. Keselamatan lebih penting." Axel menambahkan.

Darka diam sejenak. Melihat mobil hitam di depannya, dia lalu mengangguk. Axel memberikan kepalan tangan sebagai tos. Diterima sang adik dengan cepat, dia lalu mundur untuk pergi karena hampir waktunya.

"Berdoa dulu." Kiki mengingatkan, menepuk pindah sabahatnya sekali. Ali mengangguk, dibalik helm dia memejamkan mata dengan kedua tangan menengadah untuk berdoa. Darka pun menyatukan kedua tangan didepan dada untuk berdoa.

'Pritttt

Semuanya siap. Terdengar wasit meminta mereka mengecek ulang bagian dalam. Satu-persatu mobil mulai dinyalakan.

Ali mengencangkan sabuk pengamannya yang berlapis. Begitupun Darka yang menarik pedal gasnya beberapa kali.

Seorang wanita cantik turun ke arena membawa bendera hitam dan putih. Dia mengibarkannya dengan begitu anggun. Bersama hitungan mundur yang terdengar dari mic.

Bendera dijatuhkan, tepat saat itu mereka melesat melewati garis start dan finis.

Semua orang berseru, panitia melihat dari beberapa laptop yang disambungkan dari setiap camera mobil. Penonton pun bisa mengakses dari link khusus yang diberikan. Satu mobil berwarna hijau melanjut melewati garis start, mulai mengikuti para peserta.

Apa yang Ali katakan benar. Mobil Darka langsung Gavin Pepet agar sulit melanjutkan. Beberapa hampir tersenggol. Maxwell pun mundur dari posisinya, sengaja tetap pada di depan Darka. Di sebelahnya kanan ada trotoar jalan, di sebelah kiri ada mobil Gavin, lalu di depan ada Maxwell. Darka terhimpit.

Eléftheros || On goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang