11. Pukulan atau pelukan?

110 5 10
                                    

"Kecewa adalah rasa sakit paling sulit sembuhnya."
.
.
.
.
⚔️⚔️

Bangunan besar dengan lapangan yang luas di depannya. Terdapat tiang bendera sang merah putih tepat di depan pintu masuk bangunan.

Suasana nampak sepi. Namun saat melewati bangunan utama di depan, jauh ke kebelakang mereka akan melihat banyak sekali anggota tentara dengan seragam mereka. Beraktivitas entah apa itu.

Mobil berhenti di depan bangunan besar. Tempat dimana aktifitas para pemimpin dan anggota lain. Sedangkan anggota lain bekerja di lapangan.

"Mas Ali lama enggak pulang, Ndan keliatan khawatir setiap hari." Lelaki bernama Yoga itu berkata dengan senyuman.

Salah satu putra komandan nya. Semua orang di tempat ini pun tau. Yah, memang terkadang mereka yang mengasuh anak seorang komandan bila sedang bertugas.

Salah satunya Yoga.

"Hm." Balas pemuda itu acuh saja. Lelaki itu tersenyum kecil. Dia sangat tau tabiat Ali yang begitu enggan disini. Entah bertemu ayahnya, atau sekali pun kembali pulang.

Setelah itu mereka keluar dari mobil satu persatu. Terik mentari menyambut mereka. Beberapa orang dengan pakaian corak hijau pun nampak menatap.

"Waduh, bapak e Ali ternyata Komandan to." Leo nampak sekali masih terbengong. Dia melihat segara arah agak linglung. Siapa tau sedang bermimpi.

Darka dan Axel pun saling memandang. Satu batin yang sama. Axel berisik padanya dengan tenang.

"Pantes Papa kamu segan sama Ali."

Kedua alis Darka turun, dia lalu menghembuskan nafas lelah. Yah, awalnya dia tidak mengerti. Wijaya sungguh aneh jika bertemu dengan Ali. Dia akan lebih hormat dan tenang saja. Entah apa hubungannya, mereka pun tidak tau.

Mereka digiring masuk ke dalam bangunan. Banyak orang menatap bertanya, beberapa pun nampak menyapa pemuda dengan surai sedikit ikal tersebut.

Nyatanya Ali acuh. Benar-benar berbeda sekali saat di luar. Dia benar membenci tempat ini.

Melewati banyak ruangan, pada akhirnya mereka sampai di ruangan terpisah paling ujung. Tempat istirahat khusus.

Pintu ruangan tersebut nampak terbuka lebar. Sebelum Yoga melaporkan kedatangan mereka di sambut dengan sesuatu yang agak menyakitkan.

'Buhgg..

'Plakk..

Ada seorang Pria dengan pakaian dinasnya. Berdiri dengan wajah dingin. Dua pemuda di hadapannya. Satu sosok lebih tinggi dia hadiahi dua pukulan. Sedangkan sosok yang lebih rendah dia tampar sebanyak dua kali.

Adegan itu membuat mereka terdiam. Terutama Ali yang memasang wajah dingin.

"Ck," decak Ali dingin. Dia tanpa mengatakan apapun masuk ke dalam. Duduk pada sofa yang di sediakan.

Tiga orang di dalam ruangan sangat terkejut. Menatap dia seperti hantu saja.

"Ali?" Pria itu berkata pelan. Lalu pandangannya menatap Yogi tajam.

Lelaki itu tersenyum kikuk. Menunduk hormat sekali, lalu mundur ke belakang. Dia kabur. Lagi pula salah Komandan nya yang tidak menutup pintu.

Dua pemuda lain, satu sosok dengan kulit coklat menatap datar cepat. Sedangkan satu pemuda dengan pakaian berandalan menghela nafas.

Inilah yang Ali tidak suka. Benar ayahnya seorang TNI, bahkan berpangkat. Namun dia membenci cara dia mendidik. Dia sangat tau pasti, Kakak berbuat baik. Sedangkan Adiknya jelas dia nakal.

Eléftheros || On goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang