"Darimana saja? Teganya kau mengurungku disini" ucap Jiwon dengan wajah yang sinis.
"Berikan ponselku, aku harus menghubungi ayahku dan mengaduhkan perbuatanmu" ulang Jiwon sambil mengatakan bebrapa kata kasar dari mulutnya.
Namun tanpa menjawab pertanyaan dari Jiwon, Soohyun tiba-tiba saja membungkam Jiwon dengan menciumi bibirnya dengan kasar. Menyandarkannya kedinding mencium Jiwon seperti setan, memaksa Jiwon membuka mulutnya lebar hingga ciuman itu bisa lebih dalam.
"Lepaskan, kau menyakitiku" ungkap Jiwon berhasil menyingkirkan ciuman paksa yang dilakukan Soohyun padanya.
"Kau istriku, lakukan kewajibanmu" ucap Soohyun menagih janjinya.
"Sadarlah, bukan ini tujuanku menikah denganmu. Ini tidak ada dalam diperjanjian" jawab Jiwon penuh amarah.
"Sampai kapan pun aku tidak akan biarkan kau menyentuhku" tegasnya.
"Oh ya?" Soohyun mulai marah, dia meremas dagu Jiwon kembali menciumnya dengan kasar meski selalu mendapat penolakan dan pukulan Jiwon pada dadanya.
"Bagaimana kalau aku lalukan ini" ucap Soohyun membuka tali bathrobe putih selutut yang dikenakan Jiwon lepas dan terbuka menyisahkan lingerie hitam yang dipakainya.
"Kau sungguh memakainya, istri penurut" ucap Soohyun memandangi indah tubuh seksi Jiwon.
Jiwon terpaksa memakai lingerie itu, karena tak ada pakaian lain. Tidak mungkin dia memakai kembali baju pengantinnya kan.
Namun tiba-tiba saja Soohyun menarik dan menjatuhkan Jiwon ke kasur, dia seperti binatang buas yang kelaparan saat ini.
Soohyun menindih Jiwon diatasnya, menatap penuh gairah pada istrinya itu. Jiwon tidak bisa melawan tenaganya tidak bisa melawan kuatnya Soohyun meski dia mendorong-dorong dan mengumpat.
"Soohyun... aku bilang hentikan, kau menyakitiku" Jiwon kesakitan Soohyun seperti orang gila. Merobek lingerie hitam yang dipakai Jiwon lalu membuangnya ke tepi kasur, melucuti dalaman yang dipakai Jiwon hingga tidak ada sehelai benang tersisa.
"Lep... "
"Ah..... " belum sempat menyelesaikan kata pertamanya, Jiwon terkejut merasakan sesuatu yang mulai memasuki area sensitifnya.
Jiwon menutup matanya ketika Soohyun mulai memasukan kepunyaannya dengan kasar.
"Uh... kau masih sangat sempit sayang" ucap Soohyun kembali menciumi bibir Jiwon, meremas kedua payudaranya secara bergantian dan menghentak-hentakan kepunyaan di bawah sana.
Soohyun benar-benar bermain dengan kasar, tidak membiarkan Jiwon bergerak menyingkirkannya. Hentakan demi hentakan yang dilakukan Soohyun membuat Jiwon mendesah takaruan, Jiwon kesakitan dengan sesuatu yang seperti merobeknya di bawah.
Soohyun memain-mainkan payudara Jiwon sesekali mengulumnya dengan nikmat, turun ke perutnya yang datar dan seksi lalu menjilatinya seperti ice cream.
Hentakan kasar yang dilakukan Soohyun membuat Jiwon kesakitan, dan tanpa sadar darah keperawanannya keluar.
"Oh wow, kau masih perawan"
"Pantas saja sempit"
"Aku mengira sebelum menikah denganku, kau sudah melakukan ini dengan pacarmu"
tuduh Soohyun."Lalu kau? Aku wanita ke berapa yang kau tiduri?" sontak saja pertanyaan itu menampar keras Kim Soohyun dan langsung menghentikan kegiatan panas itu.
Soohyun tidak suka ada yang mengatakan hal itu, dia akan sangat marah. Jiwon terdiam saat berhasil membuat Soohyun berhenti menyetubuhinya, lalu dia menarik selimut dan menutupi tubuhnya.
Namun tak berhenti disitu, Soohyun yang marah memegang dagu Jiwon dan melumat habis bibirnya. Menyingkirkan selimut yang menutupi tubuh Jiwon sehingga memperlihatkan seluruh tubuhnya, Soohyun mencium dan mengisap pada leher jenjang milik Jiwon. Meninggalkan tanda-tanda kepemilikannya disana, meremas kembali payudaranya dan memasukkan kepunyaannya di dalam bawah Jiwon.
Jiwon terus terusan mendesah dia tidak tahan dengan hentakan di bawahnya, rasanya dia ingin kencing dan muntah.
Soohyun mengambil ahli semua tubuh Jiwon, tidak membiarkan dia bergerak untuk melawan. Jiwon terengah-engah telah mencapai puncaknya dengan mengeluarkan cairan putih dari daerah kewanitaannya, tapi Soohyun belum puas dia ingin lagi.
Dalam keadaan terpaksa itu Jiwon pasrah mengikuti gerakan yang dilakukan Soohyun, dia tidak bisa melawan apalagi kabur.
Dua ronde sudah mereka habiskan untuk adegan panas itu, membuat Jiwon lemas dan meneteskan sedikit air matanya.
"Bagaimana sayang, apa kau menyukai permainanku?" ucap Soohyun yang kini tidur berbaring di sebelah Jiwon.
Jiwon hanya diam mendengarnya dan lebih memilih untuk tidur saja, dia lalu mengambil selimut kembali menutupi tubuhnya dan tertidur.
Bersambung...