"ABAAANGGG!!!!"
Teriakan nyaring itu terdengar hingga seluruh penjuru rumah. Terbilang lebay memang, tapi benar adanya.
Lee Haechan adalah pelaku utama dari terciptanya nuansa bonbin di rumah dua tingkat itu. Si bungsu dengan segala tingkahnya yang menggemaskan tapi kadang menyebalkan di satu waktu.
Ett.. jangan salah. Gitu-gitu juga banyak yang sayang ya!
"Kamu tuh bisa ngga, ngga usah teriak-teriak? Takut dikata ada KDRT sama tetangga!" sahut seseorang yang muncul dari kamar sebelahnya.
Nah, yang barusan ngomel itu Lee Doyoung. Si tengah yang kayaknya capek lama-lama jadi penengah diantara tujuh saudaranya yang absurd dan suka mancing emosi. Paling sering sih si bontot Lee Haechan, partner in crime-nya.
Kalo adu argumen kalah mulu sama si bocil, ada aja alesannya. Mana backingan-nya banyak. Poor Doyoung:(
Ada yang mau gantiin peran beliau, anyone?
"Kenapa adek? Coba sini pelan-pelan ngomongnya. Jangan teriak-teriak gitu ah, takut ganggu yang lain."
Suaranya adem puol!
Terdengar mengayomi. Bikin siapapun yang denger pengen berlabuh di bahtera rumah tangga:)
Namanya Lee Taeyong, biasa dipanggil bubu. Dia memang bukan si sulung, akan tetapi perannya di keluarga boyband ini sangat dewasa. Dari cara menasehati dan bertutur kata benar-benar membuat siapapun yang melihatnya kagum. Pantas sering Haechan juluki sebagai "The Leader of Lee Squad."
Hanya saja, bubu masih belum move on dari mbak Siska -si kembang desa- waktu dia KKN di Solo. Padahal kejadian itu udah lama, 4 tahun yang lalu. Tapi, masih membekas sampai sekarang.
Apa teori "cinta habis di orang yang lama" itu benar adanya?
"Huhu.. bubu kesayangan adek.." rengek Haechan sembari menyeret kakinya dengan susah payah ke ruang tengah.
Taeyong yang kelewat hapal hanya membalas deheman kemudian menepuk tempat kosong disebelahnya sambil tetap melanjutkan aktivitasnya memantau gawai dengan santai.
"Masa bang Jo pergi kerja ngga bilang sama adek?"
Bang Jo adalah sebutan si kecil untuk salah satu abang spesialnya, Lee Johnny. Katanya terlalu bule kalo manggil pake nama aslinya.
Suka-suka Haechan aja deh.
Oh iya, abang Jo ini punya bisnis F&B yang lumayan membantu kehidupan keluarganya. Awal ketertarikan dengan dunia kuliner membuat Johnny menekuni bidang tersebut. Bahkan, ia sengaja mengambil jurusan tata boga di sekolah bergengsi di Surabaya. Memiliki 15 cabang restoran "JoChan" yang tersebar di pulau Jawa membuatnya kadang tiba-tiba hilang, tiba-tiba muncul.
Biasalah, pengusaha muda.
Setelah menaruh gawai, Taeyong pusatkan seluruh fokusnya pada si bungsu yang semakin mendusal pada perutnya. Tangannya menyugar poni si kecil untuk memastikan apakah suhu tubuhnya sudah normal.
"Oh, udah ngga demam. Sarapan dulu yuk, udah lewat."
"Ihhh.. bubu kok ngga dengerin adek sih? Kan adek tanya abang Jo kemana!" rengeknya tiada henti.
Selain bang Jo adalah roommate-nya, Haechan mempunyai kenangan buruk karena ditinggal selama dua minggu sebab Johnny sibuk mengurus salah satu cabangnya yang waktu itu sedang bermasalah.
Awalnya, mereka kira Haechan takut tidur sendiri hingga mereka sengaja bergantian menemaninya. Tapi, sewaktu Johnny pulang, tangis Haechan pecah. Traumanya masih ada, si kecil ngga mau ditinggal karena Johnny tidak pamitan terlebih dahulu. Setelah kejadian itu, semua orang selalu mengabari jika ingin pergi kemana pun.
"Lho, kemarin sore kan abangmu itu udah bilang mau keluar kota. Kamunya aja yang tepar," ucap Taeyong sambil menjawil hidung si bungsu.
Kini Haechan termenung memaksakan otak kecilnya untuk mengingat hal apa yang sudah ia lupakan selama semalam.
Apakah dirinya amnesia? Hmm.. tidak mungkin.
Seingatnya, ia pulang sekolah dengan Jeno jam 2 siang. Berhubung mereka satu cluster, jadi ia suka nebeng sama vespa matic-nya bocah senyum bulan sabit. Setelah itu hujan dan dia maksa terobos meski Jeno berulang kali bilang untuk berteduh.
Tapi ya namanya Haechan si kepala batu, dia tetep ngotot buat lanjutin aja soalnya nanggung udah masuk gerbang utama PADAHAL MASIH JAUH dan berakhir tepar. Terus dia ngerasa ada yang cium dahinya pas lagi tidur...
OH!
"Hehe.. kirain mimpi" cengirnya tanpa dosa.
Taeyong sih cuma geleng-geleng kepala aja liat kelakuan Haechan. Setelah merapikan poni bungsunya yang sedikit berantakan, kini ia memaksa si kecil untuk berdiri dan menuntunnya ke meja makan karena waktu sarapan sudah lewat. Memang baru jam 9 pagi, tapi bagi Haechan yang lambungnya agak sengklek bisa fatal kalo telat makan.
Mana semalem masuk angin lagi, huft paket kombo!
Tatapan Haechan langsung melas waktu liat ada gelas yang isinya cairan keruh, "Masa jahe lagi sih, buu? Skip deh, besok aja, ya? Masih mual ini."
"Ngga ada besok-besok! Justru minum jamu bikin kamu ngga mual, adek. Udah sarapan dulu yuk, sekalian sama bubu."
"Lho, bubu belum sarapan?" tanyanya kaget, selaras dengan mata bobanya yang sayu membulat.
"Iya, tadi nunggu kamu turun dulu biar ada temennya. Selain itu, karena ngurus kerjaan juga sih. Jadi, bukan sepenuhnya salah adek," jelasnya sambil mengambil bubur yang sudah disiapkan oleh Doyoung.
Makin murung lah Haechan karena jadi penyebab abang kesayangannya telat sarapan.
"Jangan ditekuk gitu ah mukanya, masa sunshine masih pagi udah mendung. Mau disuapin?"
"Eung!"
"Bentar dulu ya, bubu angetin lagi buburnya. Dikit-dikit aja minum jamunya, dek."
How sweet Lee Taeyong:)
"Katanya pas ultah kemaren bilang 'aku udah gede kok!' Tapi sekarang malah minta disuapin. Idiihh... bocil lu."
Ngga ada angin, ngga ada hujan, tiba-tiba nyamber aja Lee Yuta.
Another kompor buat cengcengin si bungsu. Katanya gemes kalo adeknya marah, makin bocil keliatannya. Tapi, kalo Haechan udah berkaca-kaca dan mau nangis kayak sekarang, dia udah ancang-ancang buat kabur.
"ABANG YUTAAAAAA!!!!!!"
"GUE KE KAMPUS DULU YONG!!!"
Suara keduanya saling tumpang tindih membuat Doyoung -dokter muda tahun kedua- yang sedang me-review materi koasnya langsung memanas karena waktu khidmatnya terganggu oleh kumpulan manusia super menyebalkan.
"Sabar Lee Doyoung, sabar. Inhale, exhale.."
+++
Singkatnya, aku kembali dengan cerita baru! hehe..
Kali ini zyu lagi suka banget sama adek Haechi yang super duper kiyuutttt!!!
Jadi disini mau menghadirkan sosok adek dalam bentuk daily life. Konflik belum tau bakal dibentuk gimana, tapi mungkin tipis-tipis karena kerangka sudah ada, hihi!
Hope you guys give a feedback:)
Thank u and have a nice day, my sunshine!
22-Agt-24
re-up: 01-Sept-24
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Matahari Bila Tak Menyinari | Lee Haechan NCT 127
Fanfiction[LOCAL STORY] "Banyak yang bilang jadi bungsu itu enak, apa iya?" -Lee Haechan. Hanya berisi daily life seorang bungsu dan 7 saudara lainnya. #brothership #brotherhood #no_bxb