Taeyong & Jaehyun

371 63 1
                                    

Kalau ditanya siapa abang yang paling Haechan sayang, tentu dia tidak bisa menjawabnya karena ia menyayangi semua abangnya.

Tapi, jika bertanya siapa abang yang sangat hangat kepadanya, jawabannya Taeyong dan Jaehyun. Karena keduanya benar-benar merepresentasikan siapa itu ibu dalam benaknya.

Bukan hal asing jika kedua abangnya itu terkenal dengan sifat lemah lembut dan mengayomi saudaranya yang lain. Entah bagaimana ibunya mendidik keduanya, tapi Haechan merasa sangat aman jika bersama mereka.

Tapi, sudah empat hari Haechan tidak berjumpa dengan Taeyong maupun Jaehyun. Hal ini disebabkan dengan pekerjaan keduanya yang bertabrakan menjadikannya tidak bisa berada di rumah sampai sekarang.

Dan Haechan uring-uringan seperti anak ayam yang kehilangan induknya.

"Dek, ayo makan."

Itu Doyoung.

Dia udah berusaha keras untuk membujuk bontotnya untuk segera makan karena hari sudah larut. Ini sudah jam 8 malam dan sejak pulang sekolah jam 4 tadi, perut Haechan belum menyentuh makanan sama sekali.

Si kecil menggeleng sambil terus memainkan stick PS nya, "Mau nunggu bubu sama bang Jae."

Doyoung menghela nafas pasrah. Masalahnya ia ditinggal berdua di rumah besarnya ini. Yang lain sedang sibuk dengan urusannya masing-masing, sedangkan dirinya yang memang free karena tidak ada jadwal pun akhirnya tau jika jadwal makan si kecil tiga hari ke belakang sangat berantakan.

Tolong ingatkan Doyoung untuk mengambil jatah sabar di gudang belakang.

"Mereka pulangnya tengah malam adek. Kamu belum makan dari sore, emang perutnya ngga sakit?"

Haechan kembali menggeleng. Ia benar-benar ingin menunggu kedua abang kesayangannya itu karena katanya akan pulang bersamaan malam ini.

"Ngemil pudding deh ya, biar perutnya ngga perih."

Akhirnya bontotnya menyetujui sarannya. Jangan beranggapan lebay. Sudah dikatakan bukan, bahwa lambung Haechan agak sengklek?

Jadi, kalo ia skip makan sekali bisa bikin gempar satu rumah.

"Makasiiih bang doyieeee~"

Ngomongnya mendayu-dayu gitu. Lagi misi membalikkan mood abang satunya itu karena takut marah sebab setelah ia merenungkan diri ternyata sudah mengganggu waktu tenangnya Doyoung untuk menyuruhnya makan.

Si abang kesengsem sama senyum si bontot. Dia mah ngga bisa marah meskipun adeknya satu itu yang paling nyebelin, soalnya sayang.

"Main game-nya nanti lagi ya, lanjut makan dulu. Atau mau sambil nonton?"

"Nonton drakor bang."

Oh iya, selain partner in crime mereka juga partner per-drakor-an. Sejujurnya yang mantengin timeline drama asal Korea itu sih Doyoung. Haechan hanya tim yang pilih-pilih tontonan, ngga semuanya dia liat.

"Vincenzo mau ngga?"

Setelah mendapat persetujuan anggukkan dari si bungsu, Doyoung segera menyalakan televisi-nya untuk ia sambungkan ke platform streaming.

Drama Korea yang dibintangi oleh Song Joong-Ki itu praktis membuat saudara Lee akur. Setelah Haechan berhasil menghabiskan pudding, ia sandarkan kepalanya pada bahu Doyoung. Mau rebahan katanya ngga boleh, soalnya abis makan:(

"Mau lanjut ngga, dek?" tanya Doyoung ketika televisi berubah memunculkan post credit.

Tidak kunjung mendapat jawaban, Doyoung alihkan untuk melihat adiknya sudah tertidur lelap. Mungkin karena di sekolahnya capek jadi membuat rasa kantuk datang lebih cepat. 

Bukan Matahari Bila Tak Menyinari | Lee Haechan NCT 127Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang