CHAPTER 28

1K 56 40
                                    

Sound,
Nadin Amizah - Di Akhir Perang


Alsa dan Teddy saling beradu pandang dengan tatapan yang mulai Sayu, keduanya terlihat berusaha untuk menahan hasrat satu sama lain sampai mereka sah menjadi seorang Suami dan Istri.

entah apa yang membuatnya merasa tidak nyaman, Teddy terlihat panik kala gadis yang saat ini masih berada dalam pangkuannya menatap matanya dengan sangat tajam. "Kenapa Alsa liatin gue kayak gitu ya?" gumam Teddy dalam hatinya.

"Mas?" ucap Alsa dengan kedua tangan yang memeluk tengkuk leher Teddy.

"Kenapa Sayang?"

"Alsa boleh tanya sesuatu?"

Teddy tersenyum sambil mencubit gemas hidung Alsa. "boleh dong, emang cantiknya Mas mau tanya apa sih?" ucapnya lembut.

"Kamu.."

"Kamu mau tanya apa Sayang? kok kayaknya serius banget?"

"Kamu sama Nafiza, pernah kayak gini juga Mas?"

Duaaar! pertanyaan yang sangat ditakuti oleh Teddy pun lolos dari mulut Alsa.

Alsa menatap wajah Teddy dengan sangat tajamnya, dirinya terlihat sangat penasaran dengan jawaban yang akan keluar dari mulut kekasihnya itu.

"Mana mungkin Mas kayak gini sama Nafiza? Mas itu cuma mau cium bibir Kamu, bukan bibir perempuan lain."

"semuanya kan gak ada yg gak mungkin Mas? Kamu laki-laki dan Nafiza perempuan? apapun bisa terjadi kan?"

Teddy terdiam sejenak, seketika Ia kembali teringat saat dirinya mengantar Nafiza pulang ke Rumah setelah pertemuanya di Caffe.

- Flashback saat Nafiza hendak turun dari dalam mobil Teddy -

"Mas terimakasih banyak ya udah antar Saya Pulang."

"sama-sama cantiknya Mas."

"cantiknya Mas?" gumam Nafiza yang terlihat sangat sumringah.

saat Nafiza hendak turun, Teddy menahan tangan itu untuk tetap berada di dalam mobil sejenak.

seperti terbawa dengan suasana, Teddy mencium kening Nafiza persis seperti apa yang Teddy lakukan kepada Alsa saat hendak turun dari dalam mobil.

"Terimakasih juga ya, Nafiza." ucapnya sambil mencium kening Nafiza.

"Mas?" Nafiza tersipu Malu

"Kamu banyak istirahat ya." Ucap Teddy sambil tersenyum

Nafiza pun menganggukan kepala sambil tersenyum simpul.

Saat Nafiza hendak keluar dari dalam mobil, Teddy kembali menarik tangan Nafiza dengan sangat kasarnya hingga membuatnya kembali terduduk.

suasana hening pada halaman Rumah Nafiza membuat keduanya terbawa dengan suasana, didukung dengan kaca mobil Teddy yang sengaja dirancang gelap agar orang luar tidak bisa melihat kondisi di dalam mobil.

Teddy melepaskan Seatbeltnya dan mulai memajukan wajahnya dengan tangan kanan yang tetap berada pada stir kemudi, seperti tau apa yang hendak di lakukan oleh Teddy, Nafiza langsung merebahkan sandaran kursi mobil hingga membuatnya berada dalam posisi setengah terbaring.

ALSA & TEDDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang