chapter 13

877 122 7
                                    


   Hanya ada Yoga dan Revan yang kini menemani Zaki, sedangkan yang lain di suruh pulang sejak sejam setelah Zaki pindah ke kamar rawatnya dan mungkin sebentar lagi mereka datang sekalian tadi Revan sudah nitip makanan pada mereka....

  Bima juga tidak setengah tengah, bahkan kamar yang di tempati Zaki termasuk kamar VIP, itupun karena permintaan orang tua Bima yang sempat datang tadi bahkan semua biaya di gratiskan namun yoga menolak sehingga kesepakatan dirinya hanya membayar setengahnya saja tadi.....

"Ga, gue mau beli minum sekalian nungguin yang lain dateng, lu mau nitip gak?" Revan berjalan dengan tangan yang sibuk memasukkan hpnya ke dalam kantong celananya.

  Menghampiri Yoga yang tengah membenarkan selimut Zaki, anak itu belum terbangun sejak dari IGD hingga malam dan baru saja ada perawat yang mengecek infus adiknya itu juga mengantar makanan.

  Yoga terdiam sebenarnya dia tidak ingin apa apa tapi mengingat dirinya harus menjaga adiknya itu malam ini mungkin sampai beberapa hari kedepan....

"Gue nitip kopi aja satu sama roti" tangannya memberikan uang pada Revan...

"Oke gue keluar bentar ya" Revan langsung berlalu membuat Yoga kembali menatap adik sepupunya itu....

  Beruntung demam Zaki sudah tidak sepanas tadi.
Namun baru saja dirinya hendak kembali duduk di sofa yang ada di ruangan itu.....

"Abang" lirihnya pelan bahkan matanya masih susah untuk terbuka....

"Abang di sini" gumam Yoga yang terus memperhatikan Zaki yang kini menatapnya dengan mata yang setengah terbuka....

"Jangan nangis" Yoga mengambil tisu dan mengusap air mata yang mengalir di pipi adik sepupunya itu....

"Sakit semua hiks, mau pulang abang, tangannya gak bisa di gerakin sakit" isakan kecil mulai terdengar bahkan tubuh itu sudah bergetar karena memangis membuat Yoga menghela nafas, dirinya berpikir kalau di kampung siapa yang menjaga anak ini....

"Kalau udah sembuh baru boleh pulang, udah jangan nangis entar demamnya naik lagi, mau di suntik lagi hm" ujarnya membuat Zaki langsung menghentikan tangisnya walaupun masih sesenggukan....

  Yoga juga mengelus punggung tangan Zaki yang terinfus berharap bisa meredakan nyerinya....

"Mau minum?" Tanyanya membuat Zaki mengangguk dengan lemah....

  Yoga mengambil botol dan memasukkan sedotan agar mudah untuk adiknya minum...

  Setelah itu Yoga mengambil makanan yang sudaj di siapkan dan menaikkan sedikit tempat tidur itu.

"Gak mau makan abang, mual" Zaki langsung memalingkan wajahnya saat Yoga hendak menyuapkan bubur itu, mencium baunya saja zaki sudah enek duluan....

"Kalau gak makan gak bakal sembuh Ki" ujarnya beruntung tak lama Revan sudaj datang....

"Ada apa nih? Udah bangun dari tadi?" Ujarnya melihat Zaki yang memandangnya dengan sayu....

"Barusan, nih anak susah bener di suruh makan, tapi maunya pulang" ujarnya sedangkan Revan memperhatikan remaja itu yang sekarang menunduk...

"Biar gue aja sini" Revan mengambil alih nampan itu membuat Yoga sedikit menggeser tubuhnya....

"Mau pulang kan, kalau gitu harus sembuh dulu, jadi harus makan kalau gak mau ya gak bakal pulang, atau mau lewat selang aja kalau gak mau makan, atau sekalian saja di suntik terus" Revan memandang tajam Zaki membuat remaja itu semakin manunduk.

"Tiga suap aja ki" ujar Revan yang terus menunggu remaja itu membuka mulutnya....

  Karena takut Zaki dengan enggan menuruti keingin Revan sedangkan Yoga sudah bersantai dengan cup kopi di tangannya...

  Benar saja baru dua suap anak itu sudah mual membuat Revan akhirnya menghentikan acara menyuapi Zaki dan menurunkan kembali ranjang itu....

"Yang lain belum dateng?" Yoga menatap Revan yang menggelengkan kepalanya....

"Belum, mampir kemana dulu mereka itu" ujarnya yang kini ikut duduk di sebelah Yoga...

 

"Kami datang"

"Panjang umur mereka" Yoga terkekeh pelan saat yang mereka tunggu akhirnya dateng....

"Lama amat sih" Revan menatap sinis mereka berempat....

"Nih salahin tuyul satu ini yang minta beli nasi Padang mana rame banget lagi tadi" Haris melirik pada Bima yang merasa tidak bersalah....

"Ini Ga, barang yang lu minta semuanya" Marven meletakkan tas yang berisi semua kebutuhan selama di rumah sakit....

"Ini buah tadi kita sempet beli ada cemilan juga bisa buat nahan ngantuk nanti" Nolan juga meletakkan beberapa bungkus kresek yang sejak tadi dia bawa...

"Eehh Nolan tuh buah dari ibu kos ya, wah parah lu" ujar Haris yang membuat Nolan meliriknya tajam...

"Siapa yang mau nginep bang" ujar Bima membuat Yoga yang sedang memegang sebuah kaos karena dirinya hendak berganti pakaian terhenti....

"Gue aja sendiri, kalian besok sekolah, gue ijin dulu" ujarnya pelan...

"Gue temenin ga" gumam Revan namun yoga kembali menolak....

"Eehh udah bangun tuh bocah" ujar Haris saat tidak sengaja melihat Zaki yang menatap mereka semua....

   Mereka berempat langsung menghampiri Zaki...

"Maaf ya kita gak sadar kalau udah bangun" Marven mengelus pelan surai itu membuat Zaki menganggukkan kepalanya pelan....

"Gak pa pa bang" lirihnya....

"Maaf ya Ki, lagian lu sipit banget matanya jadi kita kira masih tidur" ujar Haris yang langsung di senggol oleh Nolan agar tidak menjaili Zaki dulu....

  Tatapan Zaki kembali memelas membuat mereka bingung....

"Kapan pulang" lirihnya namun belum sempat merekam menjawab dokter Angga kembali masuk dengan suster di belakangnya....

"Kalau udah infusnya habis baru boleh pulang, ini pemeriksaan terakhir malam ini ya, ketemu lagi besok" ujar dokter Angga namun bukan itu yang menjadi fokus Zaki sekarang tapi tiga buah suntikan yang cukup besar yang membuatnya was was....










   Jangan lupa vote sama komen ok

Kos kosan bujangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang