"Inget habis ini istirahat, jangan banyak gerak dulu, mau kamu ke sini lagi" sedari tadi bu dhe yang tengah membereskan pakaian Zaki yang hendak di bawa pulang dengan terus mengomel bahkan pak dhe sendiri memilih pergi sekalian mengurus surat surat kepulangan dia."Zaki juga gak mau sakit bu dhe, tiba-tiba dateng sendiri" ujarnya pelan membuat bu dhe langsung menatap anak itu.
"Ya itu tau kalau sakit gak bakal tau kapan datangnya, jadi jangan nakal, nurut gitu loh, makan yang banyak juga gak apa apa gemuk yang penting sehat, awas nanti bu dhe denger kamu masuk rumah sakit lagi, bu dhe kasi tau nenek nanti" Zaki hanya meringis, dirinya sudah pengang sejak tadi mendengar bu dhe nya ngomel terus.
"Ini gak di lepas bu dhe" Zaki menunjukkan tangannya yang masih terpasang infus.
"Gak, nanti itu pulang tetep kayak gitu, biyarin aja" ujarnya sedangkan Zaki hanya menatap tangannya.
"Percaya aja kamu sama omongan bu dhe mu, nih dokter Angga mau ngelepas infusnya" pak dhe datang dengan dokter angga yang tersenyum di belakang tubuh pak dhe.
"Bentar, gak sakit kan dok, gak kayak waktu di masukin itu nya" Zaki menyembunyikan tangannya saat dokter Angga hendak melepas infus anak itu.
"Itu apa, udah besar juga, gini yang gak mau di bilang masih bayi" bu dhe mendekat membawa Zaki ke dalam dekapannya agar tidak melihat dokter Angga yang sedang melepaskan infus tersebut.
"Aahhkk bu dhe bentar hiks sakit tangannya bentar" ujar Zaki yang sudah bergerak gusar di dekapan budhe nya.
"Diem Zaki, nanti sobek malah di jahit" ujarnya membut Zaki terdiam hanya mencengkram baju bu dhe nya.
"Sudah, hebat banget ya Zaki" dokter Angga memberi plester di bekas jarum infus itu.
"Gitu aja nangis kamu ki Zaki" pak dhe menggelengkan kepalanya sedangkan bu dhe sibuk mengusap wajah keponakannya itu.
"Nih dua orang mana lagi, napa ngilang mulu sih" ujar Haris sembari meminum es teh di depannya.
Saat ini Nolan Marven Revan sudah dari tadi berada di kantin namun mereka tidak melihat wujud dari Bima dan Yoga sedari tadi.
"Emang tadi sih Yoga kemana?" Ujar Mark karena hanya dirinya yang beda gedung dari mereka, ah tidak Chenle dan Jisung juga beda gedung dengan mereka ber empat.
"Tadi tuh anak kelur duluan sebelum istirahat eh sampai sekarang belum nongol batang hidungnya" sebenarnya tadi dia hendak menyusul Yoga yang beralasan akan pergi ke toilet karena kebelet tapi dirinya justru ketahuan sama guru yang mengajar.
"BANG!"
Semua orang yang ada di kantin menoleh menatap Bima yang barusan berteriak sembari berlari ke arah mereka.
"Apaan sih Bim, lu di liatin orang sekantin jir" guman Haechan yang malu karena sekarang justru mereka semua menatap ke arah meja mereka.
Bima yang masih berusaha mengatur nafasnya hanya memberikan isyarat agar Haris diam dulu.
"Huh huh g gak penting bang, ini ada yang lebih penting, itu itu B BANG YOGA DI KEROYOK KUCING GARONG" ujarnya membuat mereka diam dan langsung meminta penjelasan dari Bima.
"Kucing garong apaan Bim, tuh anak suka kucing ngapain berantem sama kucing" ujar Revan yang menatap Bima dengan curiga.
"Susah jelasinnya, udah ayok iku bang, kasian bang Yoga di sana" Bima menarik tangannya siapa saja bahkan Nolan yang sedang mengunyah baksonya hampir tersedak beruntung makanan mereka semua sudah habis, Haris juga sempat membawa es teh miliknya sebelum juga ikutan di tarik oleh Bima.
Mereka semua kini sudah berada di belakang sekolah dan langsung terdiam melihat pemandangan di depan mereka.
"Apa gue bilang bang" ujar Bima yang kini sudah duduk di atas tanah, tidak perduli celananya akan kotor.
"Eehh Yoga tuh pacar gue ya anjing"
"Lepasin gak tangan lu"
"Eehhh dasar putri jadi jadian, lu ya yang lepasin tangan lu dari pacar gue, lu tuh yang ngaku ngaku"
"Eehh Mega petang lu yang ngaku ngaku tanya aja sendiri lepasin gak tangan lu"
Yoga hanya diam walaupun tubuhnya sudah bergoncang kesana kemari akibat tarikan dua gadis itu.
"Putri, Mega udah ya" ujar Yoga tangannya sakit karena di tarik sana sini.
"Gak bisa lu milik gue" putri menarik tangan Yoga bahkan berusaha menyingkirkan tangan milik Mega.
"Santai dulu gak sih" Haris juga ikut duduk di bawah bersama Bima menyaksikan drama tersebut.
"Tuh anak gak ada kapok kapoknya apa, udah berapa kali tuh di grebek cewek" guman Revan.
"Udah sering, tapi anaknya gak mau tobat" Nolan juga menanggapi ucapan Revan mereka akan diam saja menyaksikan tontonan seru ini walaupun sudah sering.
"Tuh anak jago banget ngaet betina" Haris menatap ngeri dengan penampilan Yoga yang sudah berantakan.
"Pisahin gis, bentar lagi bel tuh" Marven menatap mereka semua yang masih terdiam dan malah asik menonton.
"Untung gue sabar astaga" ujarnya seraya mengusap dadanya pelan.
Ayo jangan lupa vote sama komen oke
KAMU SEDANG MEMBACA
Kos kosan bujang
Teen Fictionkita mah apa atuh, mau ngeluh?jalanin aja kali tapi bentar kita itu mau rebahan dulu hidup itu udah capek mangkanya butuh rebahan siapa tau ada keajaiban tiba-tiba ketimpa uang segepok kan?