chapter 4

1.1K 130 12
                                    


  Kini hanya tinggal Revan dan yang masih menenangkan Zaki yang masih sesegukan....

  Matanya bahkan sudah bengkak akibat terlalu lama menangis.
Ketika Revan merasa tangisan Zaki sudah sedikit mereda barulah dirinya memberanikan diri mengajaknya berbicara....

"Udah nangisnya kan? Sudah sedikit tenang? sekarang boleh abang tanya kenapa Zaki minta pulang? Gak kasihan sama bunda Zaki yang cari uang, sekarang bilang sama bang Revan apa yang membuat Zaki tiba tiba minta pulang? Apa yang membuat Zaki gak betah?"Revan terdiam menanti remaja di depannya ini mengeluarkan suaranya....

"Kangen nenek"matanya kembali memanas dirinya berusaha mati matian agar tidak kembali mengeluarkan air matanya, dirinya masih ingat perkataan Yoga yang mengatakan dia sudah besar jangan cengeng...

   Revan yang mendengar itu langsung memiringkan badan Zaki agar menghadap nya dan langsung mengangkat wajah Zaki dan menatap tepat pada nya....

"Abang tau bukan itu alasan utamanya, katakan saja di sini hanya ada abang dan Zaki"Revan masih berusaha meyakinkan remaja di depannya ini...

  Sebenarnya Revan sudah menyadari sejak tadi pagi Zaki yang tiba-tiba murung padahal saat mereka melakukan kegiatan bersih bersih bersama anak ini masih tertawa bahkan ikut bercanda namun sejak kedatangan Bima dan orang tuanya Zaki langsung murung begitu saja....

"Zaki iri melihat hiks melihat mereka yang bisa merasakan kasih sayang orang tua lengkap hiks, Zaki juga ingin ngerasain dari kecil Zaki cuma sama nenek Zaki gak tau rasanya mempunyai ayah bahkan kasih sayang bunda aja jarang Zaki dapet bang hiks Zaki iri liat mereka Zaki hiks Zaki juga ingin tau rasanya seperti apa bang hiks maaf Zaki ngerepotin"dirinya menutupi wajahnya dengan kedua tangannya dia malu dia malu karena sudah besar masih menangis seperti anak kecil sedangkan dulu di kampung dia tidak pernah menangis atau jarang sekali menangis....

   Revan yang mendengar itu langsung membawa tubuh Zaki ke dalam pelukannya....

"Abang tau Zaki itu kuat Zaki itu hebat, gak papa Zaki iri itu wajar Zaki juga bisa merasakan itu semua merasakan kasih sayang yang lengkap dari kita nanti Zaki yang paling kecil di sini, sebentar lagi masuk SMA masa masih cengeng sih abang gak suka, Zaki harus jadi orang sukses supaya bunda Zaki gak perlu kerja jauh jauh lagi, kalau kangen ayah doa in ayahnya yah kalau sholat, besok minta bang Yoga buat nelpon nenek kalau kangen, lain kali jangan seperti ini kasian bang Yoga khawatir sama Zaki, kalau ada apa apa cerita bukan di pendem sendiri, sekarang udah tenang?"Revan melonggarkan pelukannya dan menatap Zaki yang hanya mengangguk....

"Sekarang cuci muka gih kita keluar kumpul sama yang lain"pinta Revan membantu remaja itu untuk bangun dan menuntunnya ke kamar mandi....

  Tak berapa lama Zaki keluar dengan wajah yang masih basah, setelah itu Revan membawa Zaki untuk ikut berkumpul bersama di teras kos kosan mereka....


"Gila lu semua, makan bakso gak ngajak ngajak"ujar Revan pantas dirinya mencium aroma bakso ternyata mereka semua sudah nongkrong denga abang bakso yang biasa berhenti di depan kosan mereka....

  Sedangkan mereka semua menoleh ke arah Revan yang baru bergabung dengan Zaki yang ada di belakangnya....

"Pesen aja ko, gak kangen sama bakso legendaris nya kang Karim, ini nih yang di kangenin kalau lagi liburan"gumam Haris membuat mereka semua mengangguk setuju....

  Tanpa menunggu Revan langsung menarik tangan Zaki untuk ikut memesan....

"Kang bakso ya dua"pintanya membuat kang Karim yang sudah menjadi langganan mereka langsung tersenyum....

"Saya kira gak balik ko, soalnya gak ngeliat tadi malah ada anak baru eh tapi ini anak baru juga ya ko? adeknya?"kang Karim sempat berhenti dan menatap Zaki....

"Bukan kang, nih adek sepupunya sih Yoga tuh eehh ki lu mau campur atau apa aja"dirinya baru sadar jika belum menanyakan apa yang Zaki mau, kalau untuk dirinya mah kang Karim sudah apal semua kesukaan mereka....

"Emm gak usah tahu ya, juga seledri sama bawang dan kol nya banyakin tapi airnya jangan terlalu banyak"gumamnya membuat Revan sedikit tersenyum...

"Aduh ini masnya nunduk mulu pemalu ya"ujar kang Karim membuat Revan langsung tertawa bahkan sampe membuat kelima orang yang sedang memakan baksa di teras itu menoleh ke arah dirinya...

"Bukan malu kang, nih abis nangis anaknya, gak kerasan"ujar Revan yang langsung di mengerti oleh kang Karim karena sudah terbiasa dengan dirinya yang suka tiba-tiba menggunakan bahasa jawanya....

"Biasa itu ko, nih baksonya saos kecap sama cabenya udah ada di mereka"kang Karim menyerahkan dua mangkok bakso yang langsung di terima oleh Revan sedangkan Zaki hanya mengikuti dari belakang...

"Sumpah ini bakso terenak yang pernah gue makan, fix harus nambah nih, perasaan di restoran gak seenak ini deh"Bima langsung bangkit hendak menambah sebelum di tarik oleh Haris...

"Gue ikut mau nambah bakso jumbo gue"Haris membawa mangkoknya yang sudah kosong membuat mereka tercengang....

"Itu mereka berdua gak kenyang apa?"gumam nolan....

"Kayak gak tau aja lu si Haris kalau makan gimana, mungkin tuh Bima bakal jadi haris kedua"Yoga masih santai menikmati baksonya tidak terburu buru juga seperti Haris dan bima yang sudah habis padahal baru beberapa menit mereka membeli bakso.....










   Lanjut gak nih, vote jangan lupa ya masak kalah sama baca tapi vote nya sedikit banget 🥺

Kos kosan bujangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang