Setelah hampir menempuh perjalanan selama 1 jam, akhirnya mobil mereka memasuki tempat wisata di mana di dalamnya terdapat berbagai wahana yang bisa mereka coba....Orang tua Bima hanya tersenyum melihat bagaimana antusias putranya yang langsung manarik tangan Zaki untuk keluar.....
"Gak usah jauh jauh kalau disini ada tempat wisata juga, kasihan Zaki makin parah nanti mabuknya" ujar mommy Bima menatap kedua remaja itu....
"Ini tiketnya"
Bima menoleh menatap daddynya yang baru saja selesai membeli tiket dan langsung mengambil dua tiket untuk dirinya dan juga Zaki...
Namun baru saja Bima menyerahkan tiket tersebut Zaki justru terdiam menatapnya....
"Tiket masuknya berapa?" Ujarnya seraya hendak mengambil dompetnya yang berada di dalam tas kecil yang dia selempangkan, sebenarnya itu tas milik Yoga.
Bima langsung menghentikan tangan Zaki yang hendak membuka tasnya dan menyerahkan tiket tersebut...
"Gak ada harganya, gratis, udah pakai biar cepat masuk" Bima sedikit gemas dengan Zaki yang lemot seperti ini....
Setelah drama tiket mereka berempat mulai memasuki tempat wahana tersebut, terbukti dari Zaki yang sejak tadi tidak berhenti kagum, ini pertama kalinya dirinya pergi ke tempat seperti ini, dulu dirinya hanya sering di ajak pergi ke pasar malam yang kadang ada di kampung mereka...
"Kalian main saja, mommy dan daddy akan mencari tempat untuk santai" ujarnya yang membuat Bima semakin senang karena merasa tidak di awasi....
Benar saja Bima langsung menarik tangan Zaki untuk menaiki beberapa wahana seperti roller coaster membuat remaja itu keringat dingin...
"Ini aman kan Bim?" Zaki melirik ke arah Bima dengan wajah yang sudah pucat...
"Tenang aja, kayak naik kereta kok" jelasnya membuat Zaki mengangguk karena mengerti dirinya pernah naik kereta bukan?
Namun semua yang Bima katakan tidak terjadi justru kini rasanya Zaki seperti berada di ambang antara hidup dan mati....
"WUUUUHUUUU SERU BANGET KI!!!"
"NENEK!!! ZAKI GAK MAU MATI!!!"
Bima justru tertawa mendengar teriakan Zaki sedari tadi....
"TERIAK YANG KENCENG, KAYAK NAIK KERETA KAN!!!"
"KERETA MENUJU AKHIRAT!!" tawanya memandang Zaki yang justru memejamkan matanya erat....
Beda lagi di kosan, mereka yang tersisa tengah bersantai dengan sepiring rujak cingur, entah dari mana mereka membeli rujak itu tapi baru saja Revan hendak mengumpulkan piring dan sampah mereka....
"NOLAN!!! AIR KRAN KOSAN GUE MAMPET, BENERIN, GUE MAU CUCI PIRING!!!"
Suara teriakan itu cukup membuat mereka terdiam sedangkan yang namanya di sebut justru masih santai dengan es buah di genggamnya....
"NOLAN LU DENGER GUE KAGAK!!" teriaknya lagi saat merasa tidak ada balasan apapun....
"NANTI, ES GUE BELUM HABIS" balasnya yang membuat mereka menatap heran...
"Apaan?" Gumamnya saat merasa di tatap oleh mereka...
"Kayaknya di antara kita semuanya hobi teriak" Marven terkekeh pelan karena hampir tiap hari dirinya mendengarkan mereka saling berteriak....
"Sorry, aku ndak" sarkas Revan mengambil kembali sampah yang sempat dirinya kumpulkan....
"Lagian tuh anak hobi bener ngerusakin barang, kalau kata Zaki mah, bajunya ke delay gara gara jemuran rusak" Yoga hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Haris setiap hari....
"Tuh anak gak berulah demam kali" ujar Revan menanggapi perkataan Yoga....
"Sih Zaki jadi ikut Bima?" Marven menatap Yoga yang hanya mengangguk....
"Melok nandi, kok aku dak wero?" Ujar Revan tanpa sadar menggunakan bahasa jawanya...
"Liburan bareng keluarganya Bima?" Bukan Yoga yang menjawab tapi Marven....
"Pantes sepi" Nolan meletakkan mangkok es nya sembari berpikir pantas saja dirinya merasa sedikit sepi setelah tadi dirinya membenarkan jemuran di belakang, biasanya ada teriakan Bima dan Zaki yang sedang bersama....
"Terus napa tuh anak yang galau" Revan menatap Yoga yang hanya terdiam....
"Lu khawatir?" Tebak Marven namun Yoga hanya menggelengkan kepalanya....
"Gue cuma kepikiran, mereka pergi kemana takutnya jauh, tuh anak gampang mabuk perjalanan, kemarin naik kereta aja muntah beberapa kali padahal udah minum Antimo gue juga kepikiran uang yang gue kasih cukup gak ya" ujarnya membuat mereka saling memandang bingung .....
"Lu gak tanya mau kemana tadi?" Tanya Revan namun mendapat gelengan dari Yoga...
"Uangnya lu kasih berapa emang" ujar Nolan menatap Yoga yang kembali terdiam....
"500" ujarnya pelan membuat mereka juga bingung....
"Sepi nih, padahal gue tinggal naruh piring bentar" Haris datang dengan tiba tiba merangkul bahu Revan....
"Tuh anak kepikiran Zaki yang ikut Bima, takut uangnya kurang lah, takut anaknya mabuk lah" ujar Revan seraya berusaha melepaskan tangan Haris di bahunya....
"Oohh pagi tadi tuh, tenang aja kali, tuh orang tua Bima pasti gratisin semuanya dan gue jamin pulang nanti uang itu masih utuh" ujarnya dengan percaya diri membuat Revan di sebelahnya hanya menatapnya malas....
"Oiya lupa gue, Nolan ayo benerin kran air gue" rayunya yang sekarang berganti mengapit lengan pemuda itu...
"Nanti napa ris, gue benerin sumpah, nanggung es gue masih banyak" nolan melirik es miliknya yang masih berkurang sedikit....
"Sekarang, tuh cucian piring gue numpuk tuh, ayo lan 50 deh 50" ujarnya menarik tangan Nolan agar mengikutinya....
"Bener ye" gumamnya yang terpaksa berdiri lumayan tuh uang buat beli martabak nanti malam...
Ayo jangan lupa vote sama komen oke
KAMU SEDANG MEMBACA
Kos kosan bujang
Ficção Adolescentekita mah apa atuh, mau ngeluh?jalanin aja kali tapi bentar kita itu mau rebahan dulu hidup itu udah capek mangkanya butuh rebahan siapa tau ada keajaiban tiba-tiba ketimpa uang segepok kan?