chapter 16

804 109 9
                                    

     Sore ini Marven sudah bersiap bersama Revan yang akan ikut ke rumah sakit karena tuh anak satu sudah merengek meminta pulang dan mereka mau memastikan benar sudah boleh pulang atau tidak.

   Hanya mereka bertiga karena yang lain akan menunggu saja di kosan.

"Grab nya udah dateng, yok" ujar Marven menatap Yoga yang baru keluar kosannya....

  Selama perjalanan Yoga hanya terdiam, dirinya terus memikirkan apa maksud pesan yang tantenya kirim, siapa yang mau ngebawa Zaki.

  Bahkan Marven dan juga Revan sadar sejak di kantin Yoga sudah banyak diam seperti ini, dia lebih sering melamun bahkan sampai tidak memperhatikan sekelilingnya.

   Mereka berdua saling tatap bahkan Revan sengaja mengkode Marven agar bertanya apa yang terjadi.

"Ga?" Gumam Marven namun lagi lagi Yoga hanya diam hingga dirinya menepuk pelan pundak pemuda itu baru dia tersadar.

"Ada apa bang?" Ujarnya sedikit bingung dengan Revan dan Marven yang menatap nya.

"Gak ada, cuma gue liat liat lu kok sering diem, ada masalah?" Revan menoleh ke belakang karena memang posisinya yang duduk di depan sebelah supir.

"Oh gak ada bang, santai aja aman, itu tadi cuma kepikiran gak mungkin dokter Angga menyetujui permintaan Zaki buat pulanh kan baru membaik tuh anak" ujarnya seraya terkekeh pelan namun Marven maupun Revan tidak akan percaya begitu saja.

"Lu gak bohongin kita kan?" Revan masih menatap Yoga dengan curiga.

"Gak lah, ngapain juga bohongin kalian, gak ada kerjaan tau gak" Yoga mengalihkan perhatiannya melihat jalanan dari pada ke arah mereka berdua.

   Setelah beberapa menit akhirnya mereka tiba di rumah sakit, kini mereka bertiga berjalan sambil melihat sekitar yang banyak sekali orang berlalu lalang entah sedang menjenguk ataupun yanh sakit.

"Kalian pergi duluan aja, gue mau keruangan dokter Angga dulu" gumamnya berbalik arah meninggalkan Marven dan Revan yang kembali terdiam.

"Lu percaya sama tuh anak" ujar Revan membuat Marven menggeleng tidak tau.

"Jangan di paksa, biarin aja, mungkin memang itu masalah pribadi sampai gak mau cerita ke siapa siapa" ujar Marven....

  

"BANG NOLAN! BANG HARIS! MAKAN YOK, GUE PUNYA NASI PADANG SAMA PIZZA NIH" Bima celingak celinguk memperhatikan dua pintu kosan yang masih tertutup rapat hingga beberapa saat kedua pintu itu terbuka secara bersamaan.

"Suara lu Bim, gue hampir tidur tadi" Nolan menatap dengan malas dirinya tengah mengantuk sekarang.

"Ya elah bang masih awalni Untu tidur, udah kita makan makan dulu, mau di dalem apa di luar nih" ujarnya menunduk kantuk kresek juga sekotak pizza di tangannya.

"Luar aja, suntuh gue" haris menduduki dirinya di lantai yang dingin itu di ikuti oleh Nolan yanh terlihat sangat malas.

"Lu gak bosen apa nasi padang mulu, ya walaupun enak si" Haris mulai membuka bungkus nasi Padang di depannya itu.

"Dikirimin mommy bang barusan sebagian juga di kirim ke rumah sakit" ujarnya dengan mulut yang kembali penuh dengan segumpal nasi.

"Btw tuh bocil jadi pulang kah" Haris menatap mereka berdua.

"Gak, tadi yoga bilang panasnya dateng lagi, jadi dokter Angga gak jadi ngizinin tuh bocah pulang, dari pada terjadi sesuatu yang tidak di inginkan, mungkin besok katanya" mereka berdua sontak menoleh ke arah Nolan.

"Lalu bang Marven Revan? Ikut nginep?" Pasalnya hanya mereka bertiga di kosan sedangkan tadi siang ada orang baru meninggal.

"Takut lu bang?" Ujar Bima namun Haris langsung pura pura terbatuk.

"Gue takut? Gak dulu Bim, gue pernah uji nyali masuk kamar jenazah, gue kan cuma tanya" alihnya namun mereka berdua justru tertawa mendengar hal itu.

"Halah, ntar juga numpang di kosan gue ujung ujungnya" ujat Nolan.









"Ngapain cemberut gitu sih ki" sedari tadi Yoga menatap jengah pada Zaki yang gak mau makan.

"Katanya boleh pulang kok gak jadi, lagian Zaki udah sembuh" ujarnya membuat Yoga yang gemas langsung menyentil dahi anak itu.

"Panasnya belum turun Zaki, sabar bentar besok juga pulang, kan dokter Angga sudah janji tadi" Revan ikut berjalan menghampiri mereka berdua.

"Ini bang Marven beli minum aja lama banget" ya sedari tadi mereka menunggu Marven yang keluar untuk membeli minum tapi tidak kunjung kembali sejak tadi.

"Macet kali" Zaki melirik sebal dirinya sudah tidak betah.

"Udah makan dulu, bener deh gak bohong besok sudah boleh pulang kok" Yoga kembali hendak menyuapkan makanan itu tapi Zaki justru langsung merampas nya.

"Zaki makan sendiri aja, awas aja dokter itu bohong lagi, bakal Zaki marahi nanti" kesalnya menyuapkan secara kasar makanan itu....







Ayo jangan lupa vote sama komen oke

Kos kosan bujangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang