chapter 15

867 144 8
                                    


   Sudah tiga hari Zaki berada di rumah sakit, sekarang remaja itu sedang duduk sendiri memandang ke arah jendela yang menampilkan pemandangan jalan raya yang padat akan kendaraan.

   Dirinya hanya sendirian sejak kemarin memaksa abangnya Yoga untuk meninggalkannya untuk berangkat ke sekolah.

  Keadaannya juga sudah mulai membaik walaupun masih sedikit lemas.

"Ibu gak nelpon Zaki" remaja itu menatap nanar ponselnya yang tergeletak di atas nakas.

"Padahal Zaki kangen, tapi ibu gak pernah pulang jenguk Zaki" lirihnya, kemarin sore hari saat dirinya di ajak keluar ke taman rumah sakit Zaki melihat sebuah keluarga yang menjaga anaknya yang juga di rawat mungkin seumuran atau lebih mudah darinya dan sejak saat itu dirinya berusaha menghubungi ibunya bahkan dari semalam meminta menggunakan ponsel Yoga dan juga Revan karena mengira ponselnya kehabisan internet tapi nihil, tidak ada satupun dari panggilan itu yang terjawab.

"Selamat pagi Zaki, sarapan dulu yuk" seorang perawat perempuan dengan rambut pendeknya tersenyum menghampiri remaja yang kini juga menoleh ke arahnya.

  Perlahan Zaki membenarkan duduknya saat sebuah meja kecil sedang di tata di depannya....

"Kak perawat kok infusnya gak habis habis ya" gumamnya secara tiba-tiba bahkan sampe membuat perawat perempuan itu sedikit bingung.

"Emang kenapa?" Ujarnya sedikit terkekeh pelan dengan pertanyaan remaja di depannya ini.

"Kata dokter Angga kalau infusnya habis boleh pulang tapi ini gak habis habis, kasian bang Yoga pasti capek jagain Zaki " ujarnya.

Perawat tersebuh hanya menahan tawanya, bagaimana mau habis orang kalau tinggal dikit aja sudah di ganti dengan yang baru.

"Nanti juga habis, nah sekarang makan dulu nanti taruh aja di atas nakas biar kakak yang ambil, cepet sembuh biar bisa pulang" perawat itu sempat menepuk pelan surai Zaki sebelum keluar untuk mengantarkan makanan pada yang lainnya.

    Setelah kepergian perawat tadi Zaki remaja itu kembali termenung menatap menu makanan yang di sediakan rumah sakit, namun tak lama dirinya kembali tersenyum sembari menyendok makanan itu.

"Untung makannya enak enak jadi gak bosen" ujarnya pelan.












"Lu ngapain dah ris, bolak balik ngecek hp, nungguin cewek lu ngechat kah" Revan melirik jengah ke arah Haris yang duduk di sebrang nya.

"Cewek apaan, gue kagak punya, tuh tanya sama yang buaya darat" Haris menunjuk Yoga dengan dagunya yang langsung mendapat lemparan kertas dari empunya .

"Ngapain sih" Nolan yang juga kepo ikut mengintip melihat hp yang sedari tadi di pegang pemiliknya.

"Kepo amat sih, nih ya gue tuh nungguin baginda raja mengirim uang untuk bayar kosan dan uang gedung, gak tau aja gue udah di teror sama bu Ida yang bahenol nih" jelasnya dengan memelas.

"Bu Ida gak bakal tega kali ris nagi paling di kasih waktu seminggu, ehh lu bayar kos bareng sama gue kalau lu lupa dan jatuh temponya tuh masih seminggu lagi elah, santai aja" gumam Nolan yang dengan santainya makan kuaci sedari tadi.

"Lu kayak gak tau tuh anak aja, tuh uang mau dia pake top up game jir atau kalau gak ya buat belanja jajan di tumpuk di dalam kosannya" ujar Revan sangat puas melihat wajah sinis milik pemuda itu.

"Lu kalau ngomong jangan ngeluarin fakta napa" ujarnya sinis pada Revan yang masih tertawa.

"Bang bakso gue" Bima langsung menarik mangkok baksonya kembali saat tadi tiba-tiba hampir di makan Haris.

"Sorry bim, salah mangkok tadi" ujarnya santai.

"Langsung ke rumah sakit nanti ga" Marven menatap Yoga yang hanya diam saja.

"Iya bang, kasian Zaki sendirian, gue udah bawa baju ganti nanti " ujarnya sedikit tersenyum.

Ting!!!

  Mereka berlima terdiam menatap satu sama lain...

"Hp siapa?" Ujar Haris menatap mereka semua ...

  Yoga yang sadar bahwa hpnya yang yang berbunyi langsung membukanya....

"Punya gue" ujarnya kemudian kembali mematikan hpnya setelah membaca pesan singkat itu....

"Gue ke toilet bentar kalian duluan aja ke kelas bentar lagi bel nanti ijinin ya Lan" Yoga langsung berlalu begitu saja meninggalkan mereka yang masih sedikit bingung ...

"Ganti nada notifikasi deh, masa sama semua" gumam Marven tidak habis pikir dengan kelakuan mereka....


"Ganti nada notifikasi deh, masa sama semua" gumam Marven tidak habis pikir dengan kelakuan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


     Pesan singkat namun mampu membuat Yoga terus kepikiran hingga sekarang, dirinya masih tidak mengerti apa maksud dari pesan itu.



   Ayo jangan lupa vote sama komen oke








Kos kosan bujangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang