20

320 88 7
                                    

   Setelah menghabiskan waktu bolosnya di warung belakang sekolah kini mereka berenam memutuskan pulang setelah mendengar suara bell berbunyi.

  Mereka terus bercanda bahkan tidak ada yang menyadari jika sebenarnya mereka adalah murid yang sedang bolos.

  Beruntung Zaki masih belum sekolah atau akan ikut bolos bersama mereka.

"Eh apaan tuh ramai ramai woe" mereka semua berhenti setelah mendengar seruan Haris yang menunjuk kerumunan di pinggir jalan, tepatnya di depan kios toko yang masih tutup.

"Alah, palingan juga orang neduh tuh, kan panas nih cuaca" ujar Bima sembari menyedot rakus es Nutrisari yang tadi dia beli.

"Lucu juga seorang sultan minum es Nutrisari pake plastik" Revan hanya tertawa saat melihat Bima yang memandangnya sengit.

"Pulang aja yuk, panas nih" Nolan sendiri sedari tadi terus menyeka keringatnya mengingat cuaca sangat terik.

"Tapi penasaran lan, lu juga penasaran kan ga?" Haris tidak mengindahkan mereka yang mengeluh panas dan ingin segera kembali ke kosan, dirinya justru sudah mulai menyebrang jalan membuat mereka terpaksa mengikuti pemuda itu.

   Namun sebelum melipir ke tempat ramai tersebut mereka terlebih dahulu membeli es teh cup di sampingnya.

"Cuma anak ayam warna warni?" Marven menatap mereka berlima yang juga terdiam memandang Haris yang kini sibuk melihat anak ayam berbagai warna tersebut.

"Jangan bilang lu mau beli ris, bu Ida ngamuk nanti" baru saja Revan hendak menarik tangan Haris untuk pergi namun pemuda itu malah sudah menawar harga pada bapak penjual.

  Namun bukan itu saja yang membuat mereka cengo dan bingung, Yoga juga ikut ikutan nawar.

"Yoga lu jangan aneh aneh deh, emak bapak lu ada di sini ya jir" ujar Nolan lagian di kosan dilarang memelihara binatang kecuali kucing atau anjing sih gak apa apa asalkan tetap bersih aja.

"Ayolah pak mahal banget 5 ribu dapat dua ya" Haris sepertinya bukan niat membeli tapi membuat bapaknya bangkrut.

  Revan yang memang kesabarannya setipis tisu langsung menarik kerah seragam tuh anak.

"Maaf ya pak temen kita memang agak kurang" Revan langsung menarik Haris pergi begitupun dengan Yoga.

"Bukan temen gue sumpah" Nolan berjalan dengan menutup wajahnya karena kelakuan teman temannya yang bahkan di liat anak SD.








   Sesampainya di kosan mereka kini terdiam menatap ayahnya Yoga yang siang siang begini ngopi di teras sambil bermain hp.

"Bapak lu tuh ga" Haris menyenggol lengan Yoga membuat anak itu langsung menggeplak kepalanya.

"Gue tau kalau itu bapak gue ye" ujarnya.

"Assalamualaikum" ucap mereka bersamaan membuat ayah Yoga langsung menatap mereka.

"Udah pada pulang toh le?" Tanyanya membuat mereka yang selesai menyalami ayahnya Yoga hanya tersenyum canggung.

"Sana masuk mandi, sholat pasti capek" ujarnya melihat bagaimana lusuhnya penampilan mereka dari baju yang sudah amburadul apalagi milik putranya yang sudah seperti gembel.

"Ibu mana yah?" Ujar Yoga yang mulai melepas sepatunya.

"Di dalem lagi masak, ayah sama ibu balik nanti malam, kita udah pesen tiket, lain kali kalau ada apa apa langsung kabari, jangan seperti ini lagi, kasian juga Zaki, nenek di kampung juga udaj sakit sakitan, ada mbak Lastri yang jagain di kampung, tapi jangan beri tau Zaki entar anak itu gak mau sekolah lagi" ujarnya sedangkan Yoga hanya mengangguk saja mendengar itu, dirinya juga sedikit tidak tega harus menyembunyikan keadaan neneknya, tapi ini semua demi masa depan Zaki sendiri.

"Yoga masuk dulu pak, mau mandi capek" pamitnya lalu menenteng tasnya dengan malas.

  Saat memasuki kosannya Yoga langsung di sambut bau harum masakan dan pasti ibunya yang tengah memasak sekarang.

"Ibu masak apa?" Yoga menghampiri ibunya yang terlihat sibuk di dapus sederhana itu.

"Loh udah pulang anak ganteng ibu ihh, tapi bau asem ganteng" bukannya menjawab sang ibu justru mengusak rambut anaknya yang sedikit basah karena keringat.

"Masak gulai ayam sama telur balado dan sayur lodeh" jawabnya membuat Yoga seketika lapar.

"Mandi dulu sana, abis itu bangunin Zaki, ibu masak banyak sekalian ajakin yang lain makan di sini" dirinya tidak lupa mengusap pundak putranya.

   Yoga masuk ke dalam kamar di mana sudah ada Zaki yang tertidur sangat pulas dengan kipas mini yang terus menyala.

"Nyenyak banget tidurnya nih anak, kan jadi gak tega gue" akhirnya Yoga memilih mandi terlebih dahulu, mengambil handuk yang tersangkut di belakang pintu sebelum keluar menuju kamar mandi di belakang dapur.

"Seger banget anak ibu" ujarnya setelah melihat putranya yang kini sudah terlihat segar dengan rambut yang masih basah.

  Yoga memilih kembali masuk ke dalam kamarnya mengambil sajadah untuk sholat, berhubung ada mak bapaknya jangan sampe mereka tau kalau dirinya selama ini masih suka bolong bolong solat nya.









    Ayo jangan lupa vote sama komen oke

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kos kosan bujangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang