chapter 19

616 112 5
                                    


   Mereka semua tertawa saat melihat bagaimana penampilan Yoga yang hampir mirip kayak orang gelandangan.

"Gembel baru ya mas, mau di beliin sisir gak" Haris sedari tadi tidak bisa menghentikan tawanya saat mereka berhasil mengelabui dua gadis tadi.

"Sialan lu semua" ujarnya berusaha merapikan rambutnya yang berantakan bahkan beberapa kancing seragamnya sudah terlepas.

"Mangkanya punya cewek tuh jangan banyak banyak, hobi banget koleksi betina lu" Haris melempar kulit kacang yang dia buka tadi, sekarang mereka semua memilih bolos dari pada di kelas, lagian para guru lagi rapat jadi aman lah.

"Yang HTS an di larang berkomentar, gak kasian tuh anak orang di gantung mulu entar mati berabe" Haris langsung melirik sinis ke arah Yoga yang malah asik memakan kentang goreng yang tadi sempat mereka beli di kantin.

"Masih untung gue cuma htsan, masih bisa ada harapan, lah yang cintanya bertepuk sebelah tangan apa kabar tuh" ujar Haris.

  Revan yang merasa tersindir langsung menarik rambut Haris di sampingnya.

"Lu nyindir gue hah!" Ujarnya kesal namun Haris justru tertawa.

"Gue gak bilang anjir, bagi yang merasa tersindir aja dah" gumamnya seraya mengusap kepalanya.

"Kayaknya cuma kita yang gak aneh aneh deh lan" ujar Marven sedangkan Nolan hanya mengangguk setuju.

"Lu kan emang gak laku bang, kalau Nolan mah trauma pernah di tolak" Yoga tertawa sangat kencang apalagi melihat raut wajah Nolan yang sudah masam.

"Kalian mah gak pro bang, kayak gue dong, langsung bawa kerumah, biar gak kabur langsung di iket" Bima tersenyum bangga membuat mereka semua terdiam.

"Bentar bentar maksudnya" Haris memandang bima serius.

"Ya kayak gue langsung bawa kerumah bahkan pernah nginep di puncak bareng tau gak, itu baru pro lebih romantis" Bima tidak sadar bahkan semuanya kini menatapnya tidak percaya.

"Anjay suhu dong, ampun hu suhu" Haris bersujud kayaknya seorang pelayan kepada rajanya.

"Lalu tuh cewek gimana sekarang " Yoga masih penasaran dengan cerita bocah ingusan satu ini.

"Gue buang lah, ngapain udah gue sayang gue beliin apapun yang dia mau eh bisa bisanya selingkuh ya gue buang, anggap aja sedekah pada orang kurang mampu selama itu" Bima terlalu santai membuat mereka semua tidak percaya.

"Rugi banget tuh cewek, gagal jadi mantu orang kaya" gumam Haris tanpa sadar.

"Berarti cuma si Zaki nih yang belum ngerasain kayak kita" Revan menatap Yoga yang mengangguk setuju.

"Tuh anak gak bakalan berani Van, orang ada cewek dateng ke rumahnya aja dia sembunyi padahal itu anak tetangga nya yang baru balik mondok jir" ujar Yoga karena memang benar karena saking susanya anak bersosialisasi dengan anak lain.

"Ngomong ngomong bang Yoga mau gak gue modalin, ajak dah tuh salah satu cewek lu bang, gue pesenin hotel nanti" ujar Bima membuat Yoga langsung membulatkan matanya.

"Astaghfirulloh sesat sekali nih anak, istighfar gak lu Bima ya ampun lu masih kecil, fix butuh di ruqyah nih anak" Yoga menatap Bima dengan dramatis bahkan mereka semua menatap tidak percaya dengan hal itu.







"Mau kemana pak?" Ujar bu dhe saat melihat suaminya yang keluar lagi setelah membantu Zaki tiduran di kamarnya.

"Mau ke warung bentar ngopi bu, masak aja dulu" setelah mengatakan itu pak dhe langsung saja keluar sedangkan bu dhe Ria sudah pergi ke dapur belakanh untuk melihat ada makanan apa nggak.

"Zaki abangmu satu itu kayaknya gak masak, gak ada makanan disini" ujarnya padahal kos kosan ini sudah bagus menurut nya mendapatkan fasilitas kompor di setiap kamarnya.

"Mungkin tadi bang yoga buru buru bu dhe" Zaki hanya tersenyum maklum karena dia sudaj sering seperti itu ujung ujungnya beli makan di warung perempatan jalan.

"Kamu tau gak di sini yang jualan sayuran dan lauk gitu di mana?" Bu dhe melihat dompetnya dan mengeluarkan beberapa lembar uang.

"Ada di ujung komplek, bu dhe lurus aja depan makam tuh kan ada jalan kecil masuk aja nanti di ujung jalan ada warung, biasa bang Yoga beli di situ" ujar Zaki membuat bu dhe ria langsung mengerti dan meninggalkan Zaki sendirian.

  Setelah kepergian bu dhe Zaki memilih merebahkan dirinya karena bagaimanapun dia masih sedikit lemas.

  Zaki meraih Hpny belum di cas sejak kemarin beruntung baterainya masih ada walau sisa 20%

"Ibu gak ada ngehubungin Zaki sama sekali, tapi giliran bang Yoga langsung di angkat itupun ngomong nya sama bang Yoga bukan sama Zaki, apa nomor Zaki ilang ya di hp ibu"











    Ayo jangan lupa vote sama komen oke

Kos kosan bujangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang