Saat Nakula terbangun yang lagi lagi dia berada di kamar sang kakak sabiru , tetapi dia merasa ada sesuatu yang mengunci pergelangan kakinya , dan benar saja ada rantai yang mengikat kaki kirinya
" Sial napa kaki gw di rantai segala sihh " ucap Nakula ngedumel , dan berusaha melepaskan rantai itu , tetapi di sela kegiatannya itu tiba tiba sabiru datang dengan membawa nampan makanan .
" Oh udh bangun dek " ucap sabiru
" Ya matalu bisa liat sendiri kan , mending lu lepasin nih rantai deh " ucap nakula sewot
" Hahhaha sudh lahh dengan usaha mu pun itu rantai tidak akan bisa lepas begitu saja , mending sarapan aja dek " ucap sabiru
" Hihihi minding kimi siripin iji , apaan sih gw tuh mau sekolahh lepas ngga " Nakula dengan marah
" Ada apa ini ribut ribut " ucap vio yang baru saja datang
" Cih tambah lagi ni satu " gumam nakula
" Gw minta ni rantai lepasin , gw mau sekolah " ucap Nakula lagi
" Jaga bahasamu baby sudh Abang sering peringatkan , dan rantai itu tidak akan lepas dari kakimu selama 3 hari dan kau tidak akan bersekolah sampai masa hukumanmu selesai " ucap vio datar sambil berjalan mendekat
" K- kok gitu sih - h , main hukum hukum aja emng g- eh aku ada salah hah " ucap Nakula sedikit takut
" good boy teruslah memakai bahasa itu dan tidak ada lagi bahasa gaulmu itu ingat " peringat vio
" Dan untuk pertanyaan mu itu apa kau tidak ingat apa yang terjadi kemarin baby " ucap vio sambil mengelus kepala Nakula
" Bukankah abang menyuruh mu untuk tetap di rumh dan istirahat " ucap vio dan sabiru yang menyimak
" Kemarin g- aku bosen yaa keluar lahh salah siapa aku ngga bolh pergi jdi kabur lahh lagian aku cuma ke lapangan basket doang " ucap Nakula tidak mau kalah
" Sudah lahh terima saja atau Abang akan menambah hukumanmu " ucap vio
" Minimal di kamar aku aja kek engga ush d sini , entr tuh si sabiru risih ada aku " ucap Nakula
" Abang nakula ,Kata siapa Abang risih , Abang ngga risih tuh abng malah seneng ada kmuu di sini " ucap sabiru sambil memperingati
" Cits ribet bngt sih iya iya Abang biru lagian buat apa sih peduli biasanya aja cuek " ucap Nakula
" Dek Abang mau memperbaiki semuanya , maafin Abang Yang semua abng lakuin , seharusnya Abang melindungi mu dari dulu , seharusnya Abang menjadi teman dan sodara yang baik buat kmuu , seharusnya Abang menjaga Permata terakhir peninggalan bunda , maafin Abang " ucap vio dan tanpa sadar menitikan air mata
" Abang juga minta maaf yaa atas perlakuan Abang dari dulu , abng bener bener nyesel , adek mau maafin Abang kann , Abang tau ini engga mudah buat adek , tolong beri Abang satu kesempatan lgii ya buat nebus semua perlakuan Abang ke kamu " timpal sabiru juga yang dari tadi juga ikut menitikan air mata
"Bjir pinter bangt gw bisa bikin nih dua manusia tsunder minta maaf dan tunduk sama gw , ohh tapi tidak semudah itu mereka gw kasih maaf , gw akan liat sampai sejauh mana usaha mereka biar dapet maaf dari gw , sedikit drama kali ya hihihi " ucap nakula dalam hati , dengan sedikit senyum tipis .
" Lu tau hati gw sakit liat perlakuan kalian , dan kalian yang lebih dekat dengan perempuan itu dari pada adik kalian sendiri , gw sakit hati gw marah , gw udh cape cari perhatian kalian , setiap malam gw selalu mikir kenapa ngga gw aja yang nggantin bunda , gw selalu mikir pengen ikut bunda aja biar kalian bahagia " ucap nakula sedikit dramatis dengan usaha agar air matanya keluar " mampus kau tambah nyesel kan , tapi nyesek bjir , ahh perasaan sialan kan gw niatnya mau bikin mereka tambah nyesel " ucap batin Nakula
" Iyaa Abang minta maaf yaa , adek engga bolh ngomong kaya gitu , Abang engga mau kehilangan adek , adek engga boleh ikut bunda yaa " ucap vio sambil memeluk Nakula
" tapi sakit , gw takut setelah gw maafin kalian gw bakal sakit lagii " ucap Nakula
" Kita bakal bikin kmuu percaya samaa kita lagii , kita akan berjuang ndapetin maaf kamuu " ucap sabiru
" Gw akan liat usaha kalian itu " ucap Nakula
" Ya sudh sekarang adek istirahat lagi yaa semua udh Abang siapin disini , dan klo masih berusaha ngelepasin rantai itu , otomatis rantai itu akan mengikatmu lebih kencang ingat " ucap vio
" Ya sudh Abang pergi dulu yaa jangan lupa makanannya di makan " ucap sabiru menimpali
" oh iya sabiru datang ke kamar Abang nanti sore setelah kau pulang dari sekolahmu , ada yang harus Abang bicarakan " ucap vio setelah keluar dari kamar sabiru , dan tanpa mereka sadari ada seseorang yang bersembunyi di balik tembok
" Gw pengen minta maaf dan bisa lebih Deket smaa lu dek , apakah bisa " batin bara , ya baralahh yang bersembunyi di balik tembok , sebenarnya bara ingin memanggil sabiru untuk berngkat bersama , tetapi dia mendengar pembicaraan tiga kakak beradik di dalam kamar tadi .
Sementara itu di sebuah kantor yaitu Abraham grup Antonio meminta sekretaris nya menyelidiki sesuatu. Ya dia merasa ada yang tidak beres dengan gerak gerik putri angkatnya , ya antonio pernah melihat Dinda yang keluar tengah malam , dan melihat Dinda yang masuk ke sebuah mansion di daerah elit
" Bimo saya minta tolong cri semua data dari Dinda Berliana sekarang juga " ucap Antonio dingin
" Bukan kah itu nama anak angkat mu yang sangat kau bangga banggakan itu " ucap bimo sedikit julit ya Bimo dan Antonio sudh bersahabat cukup lama
" Sudh lahh diam dan cepat lakukan apa yang aku perintahkan ata gajimu ku potong " ucap Antonio
" Cih dasar pengancam " ucap bimo , dan dengan bergegas pergi dan mencari semua data tentang Dinda sesuai permintaan bos nya itu
" Hufft akhirnya gw dapet semua , walaw sedikit kerja keras lagian nih data napa pengamannya banyak bangt dahh " ucap bimo bergumaam dan langsung beranjak ke ruangan Antonio
" Mana " ucap Antonio to the poin
"Sabar dong nih gw udh menemukan semua data datanya , dan yang gw baca anak angkat lu keren juga yaa bisa kerja di usia muda " ucap bimo sambil menekan kata terakhirnya dan menahan tawa
" Kalo gitu gw pergi dulu " ucap bimo berlalu pergi
" Dasar bawahan tidak ada sopan sopannya " ucap Antonio sambil menggeleng kepalanya , dan membaca semua hasil pencarian bimo tadi
" Cih kenapa aku bisa tertipu dengan muka polosnya , dasar wanita licik menjengkelkan" ucap Antonio sambil memijat pangkal hidungnya.
Lalu Antonio melihat foto sang istri yang berada di mejanya
" Selama ini aku salah gina , aku membuang permata kita dia berubah , aku tidak menepati janjiku untuk menjaga dia , apakah aku bisa mendapatkan maaf darinya " ucap Antonio lirih sambil memandangi foto mendiang istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Dia Nakula"
Teen FictionNakula oh Nakula ya begitulah. " Bjirr gw di mnaa ini , bukannya gw dah pindah alam yaa kok malahh terdampar di novel sialan ini sihh ahhh au ahh mending turuu " - end - ..... Tenang aja dekk , Abang bikin ending kita bahagia 😊