"I have a disease of missing you"
Beberapa bulan berlalu, semenjak (Name) kembali ke mondstadt banyak warga dari kota kebebasan itu yang semakin bugar, karena (Name) tidak hanya menyediakan vitamin dan obat, (Name) yang jenius ini juga membantu beberapa kedai yang menjual makanan dengan pemilihan bahan demi terus menjaga kesehatan warga mondstadt.Kepopulerannya semakin meningkat, dan banyak yang mengandalkannya, membuat dirinya semakin sibuk dan mulai jarang mengunjungi Diluc.
Entah perasaan mengganggu apa yang harus Diluc hadapi selama ini, sampai akhirnya Diluc memutuskan untuk berkunjung ke klinik (Name).
Betapa terkejutnya (Name) melihat Diluc yang masuk ke kliniknya, sebetulnya (Name) masih memiliki banyak pasien, tapi itu bisa di urus oleh beberapa asisten nya.
Sesegera mungkin (Name) menghampiri Diluc, sebab Diluc tidak akan berkunjung ke kliniknya kalau tidak terluka parah.
"Diluc! Ah.. apa kau tidak apa apa? Kau terluka?"
Setelah melihat wajah khawatir (Name) rasanya Diluc merasa sedikit senang, tetapi tentu ia tak boleh menunjukkan rasa senangnya di depan (Name).
"Memangnya aku tidak boleh datang ke sini ya kalau tidak terluka?"
Ucap Diluc sedikit menaikan alisnya dengan ekspresi bingung.
"Tidak! Bukan begitu maksud ku.."
"Aku hanya bercanda (Name). Hanya saja aku punya keluhan"
"Oh benarkah? Kalau begitu harus segera di atasi, ayo ke ruangan pengecekan, agar ku catat keluhan mu dan kita akan bisa temukan masalahnya!"
Jawab (Name) ramah dengan senyuman hangatnya.
Bagaimana cara gadis itu bisa tersenyum walau klinik nya selalu saja ramai? Apa ia tidak lelah?
Setelah sampai di ruangan tujuan, (Name) mempersilahkan Diluc duduk, dan mulailah (Name) bertanya beberapa pertanyaan pada Diluc.
"Baiklah, kapan kau mulai merasakan keluhan yang kau rasakan itu?"
"Mungkin dua hari kemudian setelah bertemu dengan mu.. atau mungkin satu"
"Begitu ya.. sudah lama juga ya? Kenapa kau baru mengabari ku?"
"Aku tidak merasa itu serius"
"Haduh.. kau selalu begitu.. kalau begitu apa keluhan mu?"
"Rasanya selalu terbayang-bayang dirimu (Name), apa obat yang kau teteskan di luka ku waktu itu obat sihir yang membuat ku terus terbayang-bayang akan dirimu?"
Dengan perasaan sedikit kesal (Name) menjawab,
"Mana mungkin! Kau sedang bercanda ya?"
"... Mungkin ya, tapi aku benar-benar pusing, rasanya sulit bekerja seperti biasanya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Jedor Husbu
Short StoryOneshot. Husbu X Fem!Reader Berisi karakter random, request akan di penuhi jikalau memungkinkan untuk di buatkan 👌🏻 Orang baik tolong baca book saya♡