4. Zapphire

1.2K 121 1
                                    

"dibunuh atau membunuh"

Ayahku, kaisar Darwin, selalu mengajarkan hal yang sama kepada semua putranya. Dulu, aku selalu berfikir apakah dia seorang tiran yang kebetulan menjadi ayahku. Namun, seiring berjalannya waktu, aku memahami apa yang dulu selalu diajarkan olehnya.

Tinggal diistana sebesar ini, jika kamu lemah, maka hanya menunggu Gavatter Tod untuk mengambil nyawamu. Tempat indah yang penuh dengan trik busuk, perang antar saudara untuk saling menjatuhkan. Siapa yang kuat, itulah yang akan bertahan. Hukum rimba. Kami di didik layaknya binatang yang sedang menentukan siapa yang terkuat untuk menjadi pemimpin.

Tanyakan padaku, berapa kali aku nyaris bertemu dengan Gavatter Tod, entah itu ribuan, ratusan, atau mungkin jutaan. Bahkan, semua jenis kematian pernah aku rasakan. Diracuni, di serang pembunuh bayaran, atau bahkan dituduh sebagai pemberontak.

Ibuku, Helena Badwin, hanyalah seorang budak yang kebetulan dicintai kaisar. Apa yang bisa kuharapkan darinya, suka tidak suka, mau tidak mau, aku harus berjuang dengan kekuatanku sendiri. Disaat anak-anak lain menghabiskan waktu untuk bermain, aku diharuskan untuk mengumpulkan kekuatan, baik itu melalui diplomasi, maupun senjata.

Ayahku, kaisar, memiliki 4 anak, 2 anak dari ibuku, 1 anak dari selir Arabella, dan 1 anak lagi dari selir Medeline. 2 orang itu, berbeda dari ibuku. Walaupun mereka bangsawan upeti, tapi tetap saja. Mereka memiliki dukungan dibelakangnya.

Kematian kakakku, Theodore Jongcheveevat. Bahkan tidak di selidiki dengan serius. Mereka hanya melakukannya secara formal. Dan menutup semua bukti yang mengarah pada salah satu dari dua orang itu. Atau mungkin, bisa saja mereka berdua bekerja sama untuk melakukannya. Dari situlah, aku mulai memupuk kekuatan dari berbagai sudut. Tidak peduli kawan maupun lawan, selama tujuan kita sama, aku akan dengan sukarela bekerja sama.

Dulu, kupikir karena ibuku dicintai oleh kaisar, itu akan sedikit membantuku. Namun, ternyata aku salah. Dia tidak pernah melihat anaknya sebagai putra, melainkan musuh yang bisa saja mengancam tahtanya. Ibuku juga sama, dia tidak pernah memberikan kasih sayang selayaknya seorang ibu. Dia hanya peduli bagaimana kaisar yang gila tahta dan perempuan itu, mencintainya dan tidak akan berpaling darinya.

Hubunganku dengannya, hanya sebatas rasa terimakasih karena dia telah melahirkanku, hanya itu. Tidak ada kasih sayang selayaknya ibu dan anak. Bahkan, ketika aku dikirim ke medan perang diusia 13 tahun, dia hanya menatap datar ke arahku, tidak ada setitikpun raut khawatir di wajahnya.

Tertancap panah beracun, terkena tebasan pedang, seluruh tubuhku benar-benar mencapai batas terendahnya. Usiaku baru 13 tahun, dan aku diharuskan menaklukkan sebuah kerajaan yang pemimpin pasukannya telah berpengalaman dimedan perang selama hidupku.

Apa yang mereka harapkan dari anak kecil sepertiku, aku bahkan berfikir untuk menyerah. Tapi, amarahku berhasil meledak ketika aku tidak sengaja mendengar bahwa orang yang menyarankan keberangkatanku adalah ibuku sendiri. Aku menggila, membunuh semua musuh, dan membawa kepala pemimpin mereka sebagai hadiah untuk ibuku.

Ditengah perjalanan pulangpun, aku masih harus menghadapi Gravetter. Travis, pembunuh bayaran yang mereka sewa untuk membunuhku. Berhasil kurangkul dan membalikkan rencana mereka. 2 tahun setelah aku kembali dari medan perang, aku berhasil menyingkirkan ke dua saudaraku dan mendapat dukungan penuh dari berbagai fraksi bangsawan. Setahun setelahnya, aku membuat siasat baru, merencanakan target selanjutnya yaitu, kaisar.

Aku membujuk seluruh bangsawan dipemerintahan untuk mendorong kaisar berangkat ke medan perang. Membocorkan rencana mereka ke pihak musuh, dan membelokkan bukti ke arah dua selir upeti yang selalu berusaha untuk membunuhku. Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui.

Diusiaku yang ke 16, aku berhasil menduduki tahta. Setelah menyingkirkan mereka semua kecuali ibuku, aku masih menghormatinya sebagai orang yang telah melahirkanku, pengecualian untuk kaisar, dia memandang anaknya sebagai ancaman kan?, karena aku anak yang berbakti, kupenuhi ketakutannya menjadi kenyataan. Dari mereka semua, aku mendapat pelajaran, yang selalu kujadikan motto selama 30 tahun hidupku.

Born To Be EmpressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang