Bagian #6

46 4 0
                                    

Assalamualaikum

Budayakan vote setelah membaca ya man teman semuanya hargailah Author nya yang sudah jungkir balik mikirin alurnya hhe

H
A
P
P
Y

R
E
A
D
I
N
G
.
.
.
.
.
.
.
.











Setelah malam itu,yang dimana Zea menanyakan hal konyol pada suaminya itu,entah mengapa Zea merasa jika Alaskar sedikit menghindarinya dua hari belakangan ini.

Selama dua hari itu juga,ia tidak banyak bertemu karena laki laki itu selalu pulang larut,dan pagi pun Alaskar berangkat lebih awal hingga tidak sempat sarapan bersama.

Malam ini Zea sengaja ingin menunggu Alaskar pulang.sambil menunggu,ia memilih untuk menonton drakor untuk menghilangkan rasa jenuhnya itu.

Jam sembilan malam,orang yang sedari tadi di tunggu Zea akhirnya datang.

"Kenapa belum tidur?" Tanyanya.biasanya jam delapan saja gadis itu sudah tidur,tapi sekarang kenapa belum tidur.

"Nunggu kamu." Jawabnya.

Alaskar tidak mengatakan apapun lagi,laki laki itu lebih memilih masuk kedalam kamar mandi setelah mengambil pakaian Untuk tidurnya itu.

Selang beberapa menit, Alaskar keluar dari kamar mandi seraya memegang handuk kecil.

Dilihatnya gadis itu masih saja belum tidur.namun kali ini Alaskar tidak berniat untuk bertanya lagi.ia menaruh handuk nya itu di tempat biasa,lalu mulai membaringkan tubuhnya.

Zea yang melihat itu merasa sangat terabaikan,ia tau laki laki itu memang itu memang jarang bicara tapi masa langsung tidur aja.sejak tadi ia menunggunya dan setelah pulang malah gini.

"Mas." Panggilnya.

"Hm." Balasnya namun tidak berniat membuka matanya kembali.

"Bangun dulu,aku mau bicara." Pintanya, berharap laki laki itu mau mendengarkan nya.

Alaskar akhirnya bangun dan mengubah posisinya menjadi duduk lalu menatap gadisnya itu.

"Kamu marah sama aku ya?" Tanyanya to the point.

"Enggak."

"Bohong,kamu marah karena malam itu aku gak ngasih hak kamu kan? makanya kamu memilih tidur di kamar tamu dan dua hari kemarin kamu juga kayak ngehindar dari aku,apa namanya kalo nggak marah."

A

laskar terdiam, bagaimana mungkin Zea sampai berpikir sejauh itu.kebiasaan gadis itu memang sering menebak nebak tentang dirinya namun selalu tidak tepat sasaran.

"Kalo emang karena itu kamu marah,aku minta maaf,aku memang belum sepenuhnya jadi istri yang baik buat kamu, bahkan aku banyak dosa sama kamu karena kemarin kemarin belum bisa ngasih hak kamu sebagai suami." Katanya yang merasa bersalah.lagi dan lagi Alaskar masih diam tidak bergeming sedikitpun.

"Mas,kamu tuh ngomong kenapa si, jangan diem aja.kalo emang marah tuh bilang aja." Kesalnya karena sedari tadi ia hanya bicara sendiri karena sejak tadi tidak mendapat balasan apapun dari orang didepannya ini.

Zea yang masih merasa terabaikan itu memberanikan untuk membuka kancing piyamanya satu persatu.

"Stop zea." Dua kata itu keluar dari mulut Alaskar yang sedari tadi hanya diam.

"Nggak,kamu marah karena aku gak bisa ngasih hak kamu malam itu,jadi sekarang _" ucapan zea terhenti kala Alaskar menghentikan tangannya dan mengancingkan kembali baju istrinya itu seperti semula.

"Gak gini caranya." Katanya.ia menatap Zea yang juga menatapnya.

"Tapi kamu marah karena_"

"Saya gak marah."

"Tapi kamu waktu itu  malah langsung pergi, padahal sebenarnya kalo kamu emang mau juga gapapa,aku kan istri kamu" katanya seraya menundukkan kepalanya.

Alaskar kembali diam,tidak berniat mengatakan apapun.

"Tuh kan,kamu mah diem lagi.marah mah marah aja atau emang kamu yang gak mau sama aku,iya?"  Alaskar masih diam.

"Atau karena kamu terpaksa nikah sama aku makanya gak mau nyentuh aku,gitu kan?kalo iya,ya bilang aja_"

"Kamu mau tau alasannya apa?" Tanya Alaskar dingin, membuat gadis itu terdiam.

"Ya karena kamu gak mau sama aku kan."

"Bukan." Balasnya.keadaannya mendadak hening,namun keduanya masih saling tatap satu sama lain.

" karena kamu mencintai orang lain."

"Mas,tau?" Tanyanya dengan ragu.

Alaskar diam,dan langsung membaringkan tubuhnya membelakangi Zea yang masih mematung.

"Mas,ak_"

"Saya mau istirahat." Sahut Alaskar membuat Zea diam.

Gadis itu membaringkan tubuhnya seraya menatap punggung suaminya itu.

   

ALASKAR DAN ZEANA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang