Bagian #22

38 4 0
                                    

Assalamualaikum
Budayakan vote setelah membaca ya man teman semuanya hargailah Author nya yang sudah jungkir balik mikirin alurnya hhe

H
A
P
P
Y

R
E
A
D
I
N
G
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

















    Zea menikmati hari harinya di rumah,usai kelulusannya seminggu yang lalu.tadinya jika di izinkan ia ingin sekali bekerja sebelum memiliki anak.
Bukan semata mata karena uangnya,hanya saja ia ingin punya pengalaman dan juga untuk menghilangkan rasa bosannya yang tidak memiliki kegiatan.

Namun sayangnya Alaskar menolak keras permintaannya itu, karena katanya jika ia bekerja nanti yang ada malah lupa dengan tugas utamanya.

  Pagi ini, seperti biasanya Zea menyiapkan pakaian kerja untuk suaminya itu usai menyiapkan sarapan pagi.

"Mas."

"Hm."

"Aku mau main kerumah bunda,boleh?" Tanyanya saat seraya mengancingkan kemeja yang di pakai Alaskar.

"Boleh." Jawabnya. "Ntar saya antar." Lanjutnya.

Alaskar tidak keberatan jika Zea sering main kerumah mertuanya juga orang tuanya selama itu masih di batas wajar.karena ia tau istrinya itu mungkin bosan karena dirumah hanya seorang diri tanpa ada siapapun jika ia sedang bekerja.

ia sadar jika melarang Zea untuk bekerja adalah tindakan yang cukup egois,namun baginya itu adalah jalan terbaik untuk rumah tangganya itu.

"Kamu marah?" Tanyanya membuat Zea bingung akan pertanyaan itu.

"Marah kenapa?" Tanyanya balik.seingatnya, suaminya ini tidak melakukan kesalahan apapun.

"Saya melarang kamu bekerja."

Zea tersenyum tipis. "Aku sama sekali gak marah,aku ngerti kenapa mas gak ngebolehin aku untuk bekerja." Jawabnya.

"Serius?" Tanyanya lagi untuk memastikan.

"Iya,mas.aku serius lagian kalo di pikir pikir aku mau fokus sama ngurus kamu aja,dan nanti kalo udah punya anak ngurus anak kita juga."

"Ingin sekali punya anak?"

"Kalo di kasih kesempatan,aku pengen banget,mas.supaya rumah kita gak sepi kayak sekarang." Ujarnya.ia memang sangat ingin memiliki anak dan menjadi seorang ibu,sama seperti bunda juga mama mertuanya.

Alaskar tersenyum tipis nyaris tak terlihat. "Kita berdoa saja." Balasnya. Sama seperti istrinya,ia pun ingin segera memiliki anak untuk menjadi pelengkap keluarga kecilnya itu,namun ia tidak mau berharap lebih karena takut kecewa.

"Oh iya,nanti siang mau di bawa makanan apa?ntar di rumah bunda aku masak buat kamu." Tanyanya.walaupun ia sedang main kerumah orang tuanya atau mertuanya,ia tetap akan menyempatkan untuk membuat makan siang buat suaminya itu.

"Nggak usah." Balasnya.

Zea mengerutkan keningnya. " Kenapa?bosen sama masakan aku ya?atau kamu mau makan siang sama cewek?" Tanyanya dengan nada kesalnya.

Alaskar menarik pelan hidung istrinya itu. " Negatif mulu."

"Ya siapa tau aja kan ka_"

"Ntar saya pulang kesana."potongnya.

"Yaudah,aku ganti pertanyaannya,kamu mau dimasakin apa nanti pas pulang?" Tanyanya.

"Ntar beli aja." Jawabnya.ia tidak mau waktu istrinya itu terganggu kali ini karena harus menyiapkan makanan siang.

"Kamu beneran bosan sama masakan aku ya!" Marahnya.tumben sekali suaminya itu menolak tawarannya.

"Enggak."

"Tapi kamu bilang gak usah, berarti kamu bosan sama masakan aku,iya aku kalo aku itu emang gak jago jago banget soal masak hiks..."

"Buat sambal cumi aja." Putusnya.

Seketika Zea langsung menghapus air matanya. " Oke ntar aku buatin." Balasnya dengan antusias.

Alaskar menghela nafasnya pelan,ia merasa bingung karena tiga hari ini ia merasa jika Zea sangat sensitif sekali yang gampang nangis hanya karena masalah sepele.

  
      Selesai sarapan pagi, Alaskar langsung mengantarkan istrinya ke kediaman keluarga Atmaja. Di sepanjang perjalanan kesana,Zea tidak ada hentinya untuk berbicara mengenai apapun.

Wanita itu tak berhenti bicara walaupun Alaskar hanya menanggapi beberapa hal saja,dan itupun hanya dikit.

"Jangan nyusahin bunda." Peringatnya saat sudah sampai di depan rumah mertuanya itu.

"Iya,mas." Balasnya. "kamu gak mau mampir dulu sebentar?" Lanjutnya.

Alaskar melihat jam di jam tangannya. "Udah telat,salamin aja." Balasnya.

"Yaudah kalo gitu,aku turun ya." Izinnya setelah mencium punggung tangan suaminya itu.

"Kabarin aku kalo udah sampe,hati hati di jalan." Pesannya.

Alaskar mengangguk,lalu mencium kening istrinya itu sebelum sang istri keluar.

"Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam."

ALASKAR DAN ZEANA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang