NLMA PAGE 4

37 7 0
                                    


Hapy reading guys...


Gemini sedang duduk di salah satu kedai, meminum kopi yang ia pesan dengan mata yang terus menatap layar laptop. Dipenghujung semester, ia harus menyelesaikan tugas akhirnya, meski jadwal deadlinenya sudah lewat. Tapi bagi Gemini, itu bukan masalah besar. Ia terus mengerjakan seluruh tugas akhirnya agar liburan dapat segera ia nikmati.

Ditengah kefokusannya, seseorang datang menyapa. "Gem!" Mark menepuk bahu Gemini dengan ramah. Gemini memalingkan wajahnya, dan matanya bertemu dengan senyum lebar Mark. "Udah lama di sini?" tanyanya.

Gemini menggeleng, menyesap kopi lagi. "Enggak sih, baru tadi," balasnya, lalu kembali fokus pada layar laptop.

"dari mana aja, Mark? Tadi gua tanya ke ibu lu, katanya lagi keluar," tanya Gemini tanpa memalingkan pandangannya.

Mark tersenyum. "Oh, biasa. Gua tahu lu bakal kesini, jadi gua beliin ini." Ia menyodorkan bungkusan makanan ringan pada Gemini.

Gemini melihat ke arah Mark, lalu ke makanan yang Mark bawakan. "Wih, kebab. Tau aja lu makanan kesukaan gua," ucap Gemini sambil mengambil makanan yang diberikan.

Gemini menyudahi sejenak kegiatannya, membuka bungkusan makanan itu, dan perlahan memakannya. Rasa daging yang gurih dan rempah-rempah yang menggoda lidah mengalihkan perhatiannya dari tugas akhirnya.

"Gimana pengobatan lu?" tanya Mark pada Gemini.

Gemini mengangkat bahu, lalu mengunyah makanan kebab yang masih hangat. "Lumayan, bro. Udah 50%," jawabnya. "Menurut gua sih, gua tergolong lama karena butuh waktu dua tahun lebih."

Mark mengangguk. "Gapapa lah, bro. Yang penting, lu sembuh." Ia menatap Gemini dengan tulus. "Perlahan tapi pasti, dan menjamin lu gak akan masuk lagi ke fase itu."

Gemini mengangkat kedua alisnya dan tersenyum. "Yoi, bro," ucapnya. "Tapi kadang gua ngerasa down lagi saat gua kangen Fourth. Sesakit itu ternyata tanpa dia." Nama yang selalu mengisi ruang kosong di hati Gemini.

"Kenapa harus bohong, si, Gem?" tanya Mark, suaranya penuh rasa ingin tahu.

Gemini menghela nafas panjang. "Gua gak yakin Fourth bisa menerima keadaan gua. Lo tau sendiri kan gimana hancurnya gua saat itu?" ucap Gemini. "Gua merasa gak pantas buat Fourth. Gua rasa Fourth pantas mendapatkan seseorang yang jauh lebih baik dari pada gua. Kalau gua mengakhiri dengan baik-baik, gua takut Fourth malah gak bisa menjalani hidup dengan seharusnya dan terus mikirin gua," jelasnya, matanya mencari-cari pemahaman di wajah Mark.

Mendengar itu, Mark hanya bisa menghela nafas dan menggelengkan kepalanya. Ia tidak bisa sepenuhnya memahami jalur pikiran Gemini, namun ia paham betul apa yang Gemini rasakan. "Tapi jadi lu yang tersiksa, lu yang terus keinget dia, bahkan lu masih menyimpan semua tentang dia, kan?" tanyanya.

Gemini mengangguk. "Iya, semua tentang dia masih gua simpan dengan rapi."

"Gem, itu Fourth?" tanya Mark, memecahkan lamunan Gemini. Gemini tidak langsung melihat ke arah yang Mark tunjuk. Dia menatap Mark dengan perasaan campur aduk: kaget, senang, sedih—semuanya hadir dalam dirinya. Sebelum akhirnya Mark mengangkat telunjuknya, menunjuk ke arah seseorang yang ia sebut Fourth.

"Ada di sana," ucap Mark.

Gemini langsung memalingkan wajahnya untuk melihat sosok yang dimaksud. Seseorang yang naik sepeda motor bersama orang lain. Gemini terus menatap punggung pria itu, yakin bahwa sosok itu adalah Fourth. Hati dan otaknya menyetujui opini itu. Gemini tersenyum sebelum akhirnya sosok itu hilang dari pandangannya.

NEVER LEAVE ME AGAIN (GEMINIFOURTH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang