Happy reading guys...
Gemini terdiam saat melihat Fourth menjauh. Ia tidak ingin membuat Fourth semakin marah. Dengan gerakan kasar, Gemini menggosok wajahnya menggunakan kedua telapak tangan, mengacak-acak rambutnya, mendengus kesal. Ia merasa bingung dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Tiba-tiba, Mark menghampiri Gemini. "Gua lihat," ucap Mark. Gemini menoleh ke arah Mark, mengangguk pasrah. Mark mengusap bahu Gemini dengan lembut, "Gapapa, kasih dia waktu. Dia butuh waktu. Nanti kita obrolin lagi," ucap Mark menenangkan Gemini.
Gemini hanya bisa mengangguk pasrah. Ia tampak seperti kehilangan harapan. Meskipun Fourth tidak bisa lagi menjadi milik Gemini, yang Gemini inginkan hanyalah memiliki hubungan yang baik dengan Fourth.
Disisi lain, Fourth yang sudah dijemput oleh Mos masuk ke dalam mobilnya. Mata Fourth terlihat jelas habis menangis. Ia duduk di kursi depan mobil, sebelah Mos.
"Ada apa, Dek? Ada yang menyakitimu?" tanya Mos yang khawatir melihat penampilan adiknya itu.
Fourth menggelengkan kepalanya sambil menunduk. "Adek habis ketemu Gemini," ucap Fourth.
"Dia menyakiti kamu lagi? Berani-beraninya," ucap Mos, berasumsi sendiri.
Mos hampir keluar dari mobilnya, tapi dicegah oleh Fourth. Mos melihat ke arah Fourth, menemukan adiknya menatapnya dengan gelengan kepala. "Enggak, Bang," ucap Fourth.
"Yasudah, nanti di rumah kita ngobrol," ucap Mos, kembali membenarkan posisi duduknya.
"Gapapa, Bang. Adek baik-baik saja," jawab Fourth.
Mos mendengar itu dan menganggukkan kepalanya. Ia tidak ingin memaksa adiknya untuk bercerita. Dalam pikiran Mos, mungkin Fourth hanya butuh waktu dan belum siap untuk menceritakannya. Jika ia sudah siap, pasti akan bercerita padanya.
Mos pun mulai menyalakan mobilnya dan pulang ke rumah. Selama perjalanan terasa tegang dan penuh ketidakpastian. Fourth yang duduk di kursi penumpang tampak hancur dan terguncang, matanya masih berkaca-kaca akibat tangisnya. Mos, sebagai kakak yang khawatir, memandang Fourth dengan perhatian. Meskipun tidak banyak kata yang terucap, ketegangan dan perasaan cemas mengisi ruang di dalam mobil.
Sesampainya di rumah, Fourth langsung masuk dan berjalan menuju kamarnya. Mata Fourth terlihat bengkak dan merah karena menangis. Ia melempar tasnya di atas kasur dan duduk di ujung kasur itu, tubuhnya terkulai lemas.
Fourth mengambil boneka singa yang menjadi hadiah dari Gemini, memeluknya erat. Wajahnya terlihat hancur, dan tangisnya pecah lagi. "Bodoh, Fot bodoh," gumamnya dengan suara serak.
"Gemi sudah minta maaf, Gemi sudah menjelaskan, kenapa kamu marah?" Fourth terus menggerutu pada dirinya sendiri. Ia menangis penuh penyesalan, memikirkan Gemini. Fourth membuka ponselnya, hendak meminta nomor Gemini dari Mark, namun mengurungkan niatnya. Ia terus menangis di dalam kamarnya, mengutuki dirinya sendiri.
Sementara itu, Dew dan Fort yang melihat Fourth langsung berjalan ke kamarnya bertanya pada Mos.
"Adek kenapa?" tanya Fort dengan wajah khawatir.
Mos mengangkat bahunya, "Adek bilang habis ketemu Gemini," jawab Mos dengan nada prihatin.
"Bajingan, lagi-lagi anak itu," amarah Fort langsung memuncak. Ia mengepalkan tangannya, ekspresi marah jelas terpancar dari matanya.
"Tenang, Bang. Adek bilang Gemini gak menyakiti dia sama sekali," ucap Mos, mencoba menenangkan suasana.
"Yaudah, biar nanti abang yang ajak adek bicara," ucap Dew dengan bijaksana. "Lagian, dia belum cerita langsung sama abang," lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEVER LEAVE ME AGAIN (GEMINIFOURTH)
Romancesebelum baca follow dulu yuk! jangan lupa vote ya!! ⚠️⚠️semua gambar yang ada di cerita ini dari pinterest⚠️⚠️ "Jangan pernah tinggalin aku, fourth. Kamu satu-satunya alasan aku bertahan hidup", Gemini "Fot benci kamu, Gemi! Kamu pembohong!", Fourth...