NLMA PAGE 12

29 4 0
                                    


Happy reading guys...


Akhir tahun sudah tiba, tanda pergantian tahun akan segera menyapa. Fourth dan keluarganya sedang berbincang di ruang keluarga yang hangat dan nyaman. Lampu-lampu gantung dengan cahaya hangat menghiasi ruangan, memberikan nuansa hangat. Mile, apo dan nicha duduk diatas sofa yang menjadi tempat duduk yang nyaman, sementara yang lainnya duduk di atas karpet tebal dengan bulu-bulu yang sangat lembut sehingga membuat rasa hangat.

"Adek, Abang, sepertinya malam tahun baru besok, Daddy sama Papo gak bisa di sini membersamai kalian," ucap Apo pada anak-anaknya dengan nada lembut namun penuh penyesalan. Mile hanya mengangguk-anggukkan kepalanya mendengar ucapan Apo, matanya tertuju pada fourth yang menjadi anak bungsunya.

"Kenapa, Papo?" tanya Fourth pada Apo. Ia mengubah posisi duduknya yang semula menghadap TV ke arah Papanya itu, wajahnya menunjukkan rasa ingin tahu yang mendalam.

"Papo sama Daddy mau ke luar negeri, ada beberapa urusan yang harus kami selesaikan," ucapnya sambil tersenyum tipis, mencoba menenangkan anak-anaknya. Tangannya meremas lembut bahu Fourth, memberikan rasa tenang.

Fourth mengangguk paham atas apa yang diucapkan Papo, meskipun sedikit kecewa terlihat di wajahnya. Ia menundukkan kepala sejenak sebelum kembali menatap Papo.

"Berapa lama?" tanya Dew pada Apo, suaranya terdengar pelan namun penuh harap. Ia merapatkan kedua tangannya di pangkuan, menunjukkan kegelisahannya.

"Papo kurang tahu," jawab Papo sambil menghela napas panjang, wajahnya tampak sedikit cemas. Ia mengusap wajahnya dengan tangan, mencoba menghilangkan rasa cemas.

"Paling tidak satu bulan, tapi bisa saja lebih," ucap Mile, mencoba memberikan gambaran yang lebih jelas, meskipun ada kekhawatiran di matanya. Ia menyilangkan tangan di dada, menunjukkan rasa tidak nyaman.

"Daddy sama Papo tenang aja ya, di rumah biar Abang yang urus," ucap Nicha sebagai anak pertama, dengan nada tegas namun penuh kasih sayang, membuat suasana menjadi sedikit lebih ringan. Senyum kecil muncul di wajahnya, berusaha memberikan rasa aman kepada adik-adiknya. Ia menepuk-nepuk punggung Dew dengan lembut, serta mengusap pucuk kepala fourth memberikan dukungan.

Mendengar ucapan anak sulungnya itu, Mile dan Apo tersenyum lega. Kekhawatirannya sedikit berkurang, meski masih terlihat kegelisahan dan kekhawatiran di wajah keduanya. Seluruh adik Nicha terlihat begitu berat karena tidak bisa berkumpul untuk merayakan tahun baru bersama kedua orang tuanya. Namun, lain halnya dengan Fort, ia terlihat tenang, santai, bahkan seolah tidak peduli, dengan tangan yang terlipat di dada dan pandangan yang kosong.

"Adek," ucap Mile pada Fourth, sambil menepuk pelan bahu anak bungsunya itu. "Daddy boleh tanya sesuatu?" lanjutnya dengan nada lembut namun penuh perhatian.

Mendengar itu, keempat abang Fourth terlihat cemas, begitu juga Fourth. Satu-satunya hal yang mereka takuti adalah bagaimana jika Mile tahu tentang hubungan Fourth dengan Gemini, dan apa yang akan Mile lakukan pada Fourth jika ia mengetahuinya.

Fourth tampak menatap abang-abangnya secara bergantian, sorotan matanya terlihat cemas dengan begitu jelas sebelum akhirnya ia menjawab pertanyaan daddynya itu. Ia menggigit bibir bawahnya, tangannya bermain-main dengan ujung bajunya.

"Iya, Daddy, boleh," ucapnya sambil menganggukkan kepalanya, suaranya terdengar sedikit gemetar.

"Akhir-akhir ini Daddy gak pernah lihat adek diantar jemput sama Mos. Adek pulang-pergi kampus sama siapa?" tanya Mile pada Fourth, senyumnya tetap terjaga meski matanya menyiratkan rasa ingin tahu yang mendalam.

NEVER LEAVE ME AGAIN (GEMINIFOURTH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang