NLMA PAGE 3

25 5 0
                                    


Happy reading guys...


Setelah memastikan adiknya itu sudah tertidur lelap, mos kembali ke ruang keluarga untuk berkumpul dengan abang-abangnya, ia merasa bahwa ia harus menceritakan ini pada ketiga abangnya. Ia tidak bisa menemukan solusi yang terbaik jika hanya ia yang mengetahui, mos membutuhkan saran dari ketiga abangnya, juga supaya mereka bisa menjaga fourth jika sewaktu-waktu ketahuan dan dimarahi oleh daddynya, mile.

"dari mana aja lu? Katanya ke kamar mandi, lama amat sampai hampir satu jam", sambutan Fort langsung menggelegar begitu Mos menghampiri ketiga abangnya di ruang keluarga.

Mos menghela nafas dalam dan menggelengkan kepala, ia duduk ditengah ketiga abangnya. "bang, gua mau ngomong sesuatu. Tapi janji dulu sama gua, abang kga bagal marah", ucap mos. "terutama lu, bang", mos menunjuk ke arah fort.

"cerita apa dulu", ucap fort dengan sedikit meninggikan suaranya. "kan, belum juga gua cerita", mos mendengus kesal.

"tenang napa fort, adek lu mau cerita ini", ucap dew menetralkan suasana.

"janji dulu sama gua", ucap mos. Ketiga abangnya itu mengangguk, "iya, janji".

Mos memulai ceritanya dengan hati-hati. "Okey, gini bang. Tadi gua lewat depan kamar Fourth, gua gak sengaja dengar suara tangisan. Saat gua ketuk pintu kamar adek dan minta izin buat masuk, bener aja itu suara adek yang nangis."

Fort langsung meledak. "Bangsat! Siapa yang bikin adek gua nangis?!" suaranya meninggi.

Nicha mencoba menenangkan situasi. "Sttt, tenang dulu, Fort! Biar Mos selesaikan dulu ceritanya," ucapnya.

Semua mata tertuju pada Mos menunggu kelanjutan cerita,

Setelah Mos selesai bercerita, ketiga abangnya saling bertatapan. Fort masih memandang Mos dengan tatapan tajam, namun ekspresi wajahnya mulai melunak. Dew menarik napas dalam-dalam, mencoba memahami situasi, sementara Nicha menggigit bibirnya, berusaha menahan emosi.

Mos merasa tegang. Dia bisa merasakan detak jantungnya berpacu kencang. Tangan-tangannya gemetar saat dia mengungkapkan rahasia yang selama ini dia simpan sendiri. Dia merasa seperti berada di atas tali tipis, takut akan reaksi ketiga abangnya.

"Jujur sama gua, selama ini lo tau kan Gemini itu?" tanya Fort. "Jangan pikir gua bego, lu yang paling dekat sama adek ya, Sat!" Fort menunjuk tajam ke arah Mos.

"Tenang, Fort!" Dew menekan ucapannya.

"Iya, gua salah. Gua merahasiakan ini dari kalian," ucap Mos. Pandangannya menunduk penuh penyesalan. Nicha mencoba menenangkan Mos, sementara Fort masih tersulut amarahnya.

"Bajingan!" ucap Fort. Matanya menatap tajam kepada Mos, wajahnya merah padam karena amarah.

"Fort! Dia adek lu, lagian Mos pasti ada alasan," ucap Dew.

"Gua udah melakukan yang terbaik buat tugas gua. Gua selalu mengawasi mereka kemanapun mereka pergi. Abang tau? Yang gua lihat, Gemini selalu melindungi Fourth," ucap Mos dengan suaranya yang gemetar. "Bahkan Gemini juga yang menolong Fourth waktu acara prom night sekolahnya. Saat itu Fourth lagi marah sama gua dan dia gak ngijinin gua buat menolong dia waktu dia hampir pingsan sebelum naik panggung."

Dew dan Nicha mengangguk paham atas apa yang adiknya ceritakan, Fort pun merasa sedikit tenang. Saat ini, Fort hanya merasa bersalah pada Mos, adiknya. Karena ia terlalu cepat tersulut emosi, ia mendekat ke arah Mos dan memeluk adiknya itu.

"Gapapa, de. Gapapa, lu udah melakukan yang terbaik," ucap Fort menenangkan Mos. "Maafin gua, maaf." Lanjut Fort.

Mos mengangguk untuk menjawab ucapan Fort, Dew dan Nicha tersenyum melihat keadaan di hadapan mereka. Fort, adiknya yang selalu keras itu akhirnya sedikit melunak.

NEVER LEAVE ME AGAIN (GEMINIFOURTH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang