NLMA PAGE 5

32 5 0
                                    


Happy reading guys...


Setelah beberapa minggu, waktu liburan hampir habis, dan saatnya bagi Fourth untuk menjadi mahasiswa semakin dekat. Di hari Minggu, keluarganya memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama di rumah, mempererat hubungan keluarga mereka.

Hari menjelang siang, suasana di ruang keluarga terasa santai. Fourth merasa gugup karena akan memulai kuliah di universitas terbaik di kotanya. Meskipun ia sibuk menonton acara TV, ekspresi wajahnya dan gerak tubuhnya mengungkapkan ketegangan. Fourth menggenggam tangannya erat-erat, kadang menggeleng-gelengkan kepala atau menggaruk belakang kepalanya dengan cemas.

"Ada apa, Nak? Kenapa terlihat cemas?" tanya Apo, yang memperhatikan Fourth.

"Eh, anu, Papo, fot bentar lagi masuk kuliah," ucap Fourth gugup. "Fot takut, Papo. Meski ada Satang dan Ford yang fot kenal, tapi fot takut ada pembullyan, fot tak—"

"Ssst, sudahlah, jangan terlalu dipikirkan," potong Apo dengan lembut.

"Tapi, Papo—" ucapan Fourth kembali terpotong.

"Ada Abang, tugas Abang adalah menjaga adek. Abang jamin gak ada yang bisa menyakiti adik," kata Mos.

"Kalau ada yang macam-macam sama adek, langsung lapor ke Daddy. Biar Daddy yang menyelesaikan, berani berurusan dengan Fourth, berarti berani berurusan dengan Daddy," tambah Mile, tangannya menepuk bahu fourth lembut.

Keempat abang Fourth tersenyum mendengar ucapan dari Mile. Mereka yakin bahwa adik mereka akan baik-baik saja di bawah pengawasan mereka.

"Besok hari pertama adek kuliah, sudah disiapkan semuanya?" tanya Nicha pada Fourth.

Fourth menganggukkan kepalanya. Sifat overthinking-nya membuatnya harus mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang, bahkan jauh sebelum hari-H tiba.

"Dew, Fort," seru Mile.

"Iya, Daddy?" jawab mereka seraya menghadapkan badannya pada Mile.

"Sudah mendapatkan pekerjaan?" tanya Mile.

Dew mengangguk, "Sudah, hanya saja dimulainya minggu depan. Jadi, sekarang aku bisa fokus untuk menjaga adik," jawabnya.

Sementara itu, Fort menggelengkan kepalanya. Ia tidak tahu pekerjaan apa yang harus ia mulai di sini. Penghasilannya dari bar masih terus mengalir karena ada yang mengurus bar miliknya di sana. Oleh karena itu, Fort tidak terlalu memikirkan tentang pekerjaan baru.

"Abang tertarik bergabung dengan Daddy, Papo, dan Bang Nicha?" tanya Mile.

Fort yang mendengar hal itu sedikit terkejut. Ia tidak pernah memiliki pengalaman dalam menjalankan perusahaan besar seperti abang dan kedua orang tuanya. Bahkan ketika di bar, ia lebih sering berkelahi dengan orang-orang yang membuat onar daripada memikirkan kestabilan bisnisnya. Fort mempercayakan asistennya untuk mengurus bar tersebut.

"Tapi, Daddy, aku tidak punya keahlian," jawab Fort.

"Daddy tahu kamu sering berantem, ilmu bela diri kamu juga sangat baik. Itu bisa menjadi modal besar untuk pekerjaan kamu di tempat Daddy," jelas Mile.

Apo yang mengetahui rencana Mile pun tidak setuju, "Tidak, tidak bisa, Daddy. Bagaimana bisa kamu berpikir Fort akan mengambil pekerjaan itu? Kamu ingin mencelakakan anakmu sendiri?" gerutu Apo.

Fort yang mendengar hal itu tersenyum, "Apakah pekerjaannya menjadi bodyguard? Kalau iya, Abang mau. Setidaknya, orang yang Abang jaga itu bukan orang lain, tapi orang-orang yang Abang sayangi."

NEVER LEAVE ME AGAIN (GEMINIFOURTH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang