☆ Chap 1 »

81 15 0
                                    

→« ᵎᵎ (⁠つ⁠•⁠˕•)つ☆ » ←

"Karinaa!!!"

"Cih nih bocah! Karinaa, bangunn!!!"

"Hah! Gak mungkin!!!"

"Dih kesambet nih bocah," ucap seorang perempuan dengan mata kucing yang tajam.

"Yeji? Giselle? Tunggu! Gue disekolah? Bukannya gue dirumah sakit?" tanya Karina pada dirinya sendiri.

"Rin, lo kerasukan ato kenapa nih?" tanya Giselle kebingungan.

"Tau tuh anak, mungkin kurang minum obat," sambar Yeji sembari mengetuk kepala Karina.

"Tunggu ini berarti mimpi, kan? Mana Hyunjin?" tanya Karina dengan semangat.

"Mimpi? Lo demam kah?" tanya Giselle tak habis pikir.

Entah keberuntungan atau kesialan yang dialami Karina kali ini. Sosok Hyunjin itu muncul didepan matanya bersama rombongan teman-temannya. Terlihat mereka seperti habis latihan.

"Hyunjin!! Lo baik-baik aja kan? Gue tau lo pasti baik-baik aja. Ini cuma mimpi," teriak Karina sembari berlari masuk kedalam pelukan Hyunjin.

Seisi ruangan kantin itu terkejut bukan main. Banyak diantara mereka mulai membicarakan Hyunjin dan Karina.

"Woy Rin! Lo gila kah??" teriak Yeji.

Begitupula dengan Giselle yang sedari tadi sudah terdiam melihat aksi Karina.

"Lepasin," ucap Hyunjin dingin.

"Eung? Jin? Eung? Kok aneh?" tanya Karina sambil perlahan melepaskan pelukannya.

Kini ia memperhatikan sekeliling, ia benar-benar berada di sekolahnya saat SMA. Semua orang menatapnya. Bukan. Ini bukan mimpi. Itu terlalu nyata untuk menjadi mimpi.

"Gue travel waktu?!" batin Karina.

"Wush Hyunjin. Bisa ae lo. Ternyata dingin-dingin gini, ada pacar lo? Kagak tau gue," ucap Han, teman Hyunjin tadi.

"Gue gak punya," jawab Hyunjin dingin. Tatapannya hanya sedikit berubah tepat saat Karina asal memeluknya tadi.

"Gak punya? Lah ini Karina? Baru tau juga sih gue. Keren lo sembunyiinnya," sahut Yeonjun menambahkan.

Karina hanya berdiri kaku. Ia sepertinya baru menyadari jika yang dialaminya kini adalah nyata bukan mimpi yang dipikirkannya.

"Gak. Gue cabut," Hyunjin langsung berbalik meninggalkan kantin tanpa makanan sedikit pun yang dibelinya.

"Eh eh Jin!!" teriak beberapa teman Hyunjin yang berlari mengejarnya. Sementara Yeonjun masih tetap tinggal karena penasaran.

Mati gue, Karina merutuki dirinya dalam hati. Entah apa yang dipikirkannya tadi.

"Eh Rin. Berani juga lo yaa. Gue tau kok, lo suka ama dia. Dianya juga suka diam-diam. Tapi pelukan tadi, gak expect sih gue," ucap Yeonjun sambil tertawa kecil.

"Dianya suka juga?" tanya Yeji dan Giselle baru tahu.

Yeonjun mengangguk perlahan, "Yup! Ketahuan sih meskipun diam-diam," jelasnya.

"Ohh pantesan! Eh Rin, pel-

"Gue mau ke kamar mandi!!" pamit Karina sambil setengah berlari meninggalkan kantin dan segala orang yang menatapnya.

"Eh tuh bocah. Meluk anak orang didepan orang kagak malu. Giliran diomongin dikit langsung malu," ejek Giselle.

"Baru muncul otaknya. Tadi kabur dikit," ejek Yeji menambahkan. Mendengar itu, mereka bertiga tertawa lepas karena tingkah aneh dan ajaib Karina kali ini.

Perlahan-lahan suasana kantin pun kembali normal. Meskipun berita itu sudah menyebar ke seluruh sekolah.

Tak terkecuali siswa perempuan yang sedang berkaca di kamar mandi. Mereka mengobrolkan hal yang sama, tepat saat Karina berada disalah satu bilik toilet disana.

"Ha? Yang bener aja. Hyunjin lho ini,"

"Iya bener! Dipeluk weh. Di.pe.luk!"

"Ih berani banget tuh cewek. Siapa dia?"

"Karina kelas 2-4. Denger-denger sih katanya dia emang suka sama Hyunjin dari kecil,"

"Iyayah? Katanya juga mereka itu tunangan,"

"Wahh agak lain nih. Gak percaya gue beneran,"

"Haha bener lo. Udah yok balik ke kelas,"

"Iya, ayok,"

Kedua siswa itu meninggalkan kamar mandi setelah membicarakan Karina-Hyunjin beberapa menit. Karina yang bersembunyi di bilik toilet itu akhirnya keluar dengan lega.

"Tunangan? Cih pembuat novel," umpat Karina kesal saat mendengar orang-orang menambah-nambahkan saat meluaskan berita. Terutama beritanya kali ini.

"Tunggu kalo gitu. Ini berarti gue benerin travel waktu?" Karina memasati tubuhnya baik-baik didepan cermin. Ia memakai seragam sekolah layaknya benar-benar seorang siswa berumur 16 tahun.

"Permisi, maaf tahun berapa sekarang?" tanya Karina saat melihat siswa lainnya yang baru saja keluar toilet.

"Ta-tahun 2016," jawabnya sedikit ketakutan sebelum berlari meninggalkan kamar mandi.

"Eh terimakasih!" teriak Karina.

Satu detik kemudian baru ia menyadari jelas dirinya melakukan perjalanan waktu.

"Rin, tahun 2016 lo emang masih SMA kelas 2. Gak salah lagi gue balik ke sini. Tapi, buat apa? Gue udah hidup di tahun 2027. Disana gue umur 27 tahun, udah kerja. Kenapa balik lagi coba?" tanya Karina tak habis pikir.

Ia menatap cermin dihadapannya. Ia kembali memasati seragamnya. Hingga akhirnya ia sadar ada sebuah kertas kecil di saku kemejanya.

Karina mengambil kertas itu dengan perlahan, "Apa ini?" ujarnya bingung.

"Cari kebenaran dan cegah tragedi,"

"Maksudnya?" Karina masih tak mengerti mengapa alasannya ia bisa kembali ke tahun ini, ditambah lagi teka-teki di kertas itu semakin membuatnya pusing.

Hyunjin di tahun 2016 adalah siswa yang sangat pintar. Ia hebat di segala hal. Itu sebabnya menjadi kesayangan semua guru dan siswa.

Tak terkecuali dengan Karina. Sebenarnya mereka sudah mengenal satu sama lain sejak masih kecil. Hyunjin pernah menjadi tetangga Karina beberapa tahun sebelum akhirnya ia pindah.

Karina yang dulu dan yang sekarang memang sangat menyukai Hyunjin. Awalnya Hyunjin memang sangat dingin kepadanya hingga saat mereka kuliah barulah Hyunjin menerima Karina dan mereka bersama di tahun 2027, seperti kehidupan mereka sebelumnya.

Namun entah karena alasan apa, Karina kembali ke tahun 2016, tahun dimana Hyunjin masih belum menerimanya.

Saat dimana Hyunjin masih bersikap dingin pada semua siswi perempuan yang mendekatinya. Karina malah bertingkah seperti tadi. Ia benar-benar memikirkan jika ini hanyalah mimpi. Namun terlalu nyata untuk menjadi mimpi.

Sejak awal, Karina memang tahu masalah Hyunjin dengan keluarganya. Mama Hyunjin meninggalkan Hyunjin dan Papanya saat Hyunjin masih berusia tujuh tahun. Sementara Papa nya terlalu fokus pada pekerjaannya.

Hyunjin kecil selalu sendirian dan bebas bermain diluar. Itu sebabnya ia sering memperhatikan para pembalap motor dijalanan hingga saat besar ia menjadi pembalap yang mana itu sendiri yang mengakibatkannya mengalami kecelakaan di tahun 2027.

"Gue harus cegah kecelakaan itu!"

»
»
»
→ To be continued ↓

Hiks:) baru juga upload story ini, eh malah kelupaan kalo ada story yang

Our Secret || Hyunrina [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang