☆ Chap 9 »

44 10 5
                                    

→« ᵎᵎ (⁠つ⁠•⁠˕•)つ☆ » ←

"Bunda, Karina berangkat!"

Karina langsung berlari saat matahari telah terbit. Ia hendak mampir terlebih dahulu ke siruit balapan. Berharap bisa menemukan kalung miliknya.

"Ck jauh lagii,"

Karina menggerutu kesal karena jarak kedua tempat yang hendak dikunjungi itu berbeda arah.

"Aduh jam berapa ini??" Karina menghela nafas kasar. Jam sudah menunjukkan beberapa menit lagi masuk sekolah, namun dirinya bahkan belum sampai di sirkut balapan itu.

"Astaga, gue udah hampir telat, tapi ini masih belum sampe jugaa?!"

Karina akhirnya memilih berhenti. Ia kembali berbalik menuju sekolahnya.

"Kalo gue gak masuk sekolah bisa-bisa ngaruh ke kehidupan gue dimasa depan. Gue harus pergi sekolah dulu,"

Karina berlari sekuat tenaga menuju sekolah. Entah mengapa hari ini sangat sial bagi Karina. Tak ada satupun pengendara motor maupun mobil yang lewat. Sehingga Karina benar-benar hanya bisa mengandalkan kedua kakinya.

"Sial!! Bisa-bisa telat guee!!"

••••

"Karina mana?"

Yeji menggedikkan kedua bahunya tak tahu. Sudah beberapa menit ia berdiri di depan pintu kelas, menunggu sosok Karina.

"Jin, karina gak bareng lo?" tanya Yeji pada Hyunjin yang sibuk dengan bukunya.

"Gak, tadi gue cuma bareng Seungmin," jelas Hyunjin santai.

"Duh mana tuh bocah. Bel bentar lagi bunyi jug—

Kringg!

"Dahh panjang umur belnya. Udah duduk ajalah. Mungkin dia gak masuk," ucap Seungmin.

Yeji dan Giselle menurut saja. Karena memang Karina jarang sekali terlambat. Kecuali hari itu ia benar-benar tidak masuk sekolah.

Sementara dilain sisi, Karina baru saja sampai di sekolah. Tepat saat bel berbunyi. Kepala sekolah sudah berdiri menghadang siswa yang terlambat.

"Kau terlambat?" tanya kepala sekolah dengan tatapan tajam.

Karina berjengit, "Maaf Pak," ucapnya.

"Kau boleh masuk. Tapi ingat hukumanmu sepulang sekolah. Sapu halaman belakang!!" tegas kepala sekolah.

Karina menunduk dan menyanggupi perintah Kepala sekolah. Barulah akhirnya ia kembali berlari menuju kelasnya.

Sial, pagi-pagi udah dimarahi. Tau tadi mending gue cari kalung aja huftt, pikirnya.

••••

"Pagii, hari ini kita akan belajar tentang Anuitas. Siapa disini yang tau tentang Anuitas?" tanya sang Guru.

Semua siswa terdiam. Banyak dari mereka tak tau. Ada yang tau, tapi tak berani untuk mengungkapkan.

"Tak ada satu pun?" tanya sang guru sekali lagi.

Lagi-lagi siswa hanya menunduk. Takut jika tertunjuk untuk menyelesaikan soal dipapan tulis.

"Astagaa tak ada satu pun? Bapak akan menuliskan soal disini. Jika kalian tak ada yang berani maju, bapak akan pilih acak," ungkap Pak Xiumin, guru matematika disekolah itu.

"Astaga, mati-mati,"

"Gimana nih, suruh Hyunjin aja maju,"

"Woy dia anak fisika, bukan matematika!"

Our Secret || Hyunrina [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang