☆ Prolog »

145 14 3
                                    

→« ᵎᵎ (⁠つ⁠•⁠˕•)つ☆ » ←

"Hentikan hal itu!!"

Praang!!

"HYUNJIN!!"

Suara vas bunga jatuh akibat dorongan keras oleh laki-laki yang mengenakan jas. Sementara seorang laki-laki lain tak menghiraukan hal itu dan terus berlalu meninggalkan tempat.

Raut wajahnya berwarna merah padam. Tangannya ia genggam sekuat mungkin. Sebisa mungkin ia mencoba menahan amarahnya.

Motor. Ya, hanya motor yang mengobatinya. Ia bergegas menaiki motornya. Dengan secepat kilat ia melajukan motornya. Tak peduli halangan lain.

Sementara itu, laki-laki yang mengenakan jas tadi mendengus marah. Ia masih saja melemparkan beberapa vas bunga yang terbuat dari kaca itu.

Praang!

Entah sudah berapa kali ia melemparkan barang-barang perabotan dirumah hingga rumahnya benar-benar hancur seperti hatinya. Tak merasa karena ulahnya keluarganya hancur seperti ini.

"Hyunjin, maafin Papa.....

••••

"Sial!"

Dilain sisi, laki-laki yang mengendarai motor itu masih melaju secepat mungkin. Spedometer di motornya sudah menunjukkan batas maksimal kendaraan dijalan itu, namun ia tetap melajukan motornya hingga..

Brugh!

"Ergh!"

"Heii ada kecelakaan!"

"Ada yang kecelakaan!!"

"Bagaimana bisa? Apa dia ditabrak orang?"

"Tidak, dia menabrak pohon. Tapi lajunya terlalu cepat, tabrakan itu pasti parah sekali,"

"Hei, ayo bantu!"

"Ambulan!! Panggil ambulan!"

(🚑 🚑 🚑 🚑 🚑)




« ☆☆☆ »

"Kayak ada yang gak beres. Perasaan gue gak enak. Semuanya baik-baik aja, kan?"

Sementara itu, dilain sisi seorang perempuan dengan rambut panjang tergerai bebas sedang berjalan bolak-balik dibalkon kamarnya.

Sudah sepuluh menit lebih, ia memutari tempat itu. Namun perasaannya tak kunjung tenang. Ia menatap langit malam yang penuh bintang, sembari menyatukan kedua tangannya.

"Bintang, semuanya baik-baik aja, kan? Kok perasaan gue gak tenang. Kenapa, gak ada masalah kan? Gue harap semuanya baik-baik aja,"

Perempuan itu bertanya pada bintang malam. Namun apa daya bintang yang hanya bisa berkedip itu. Angin malam berhembus dingin menerpa rambut panjang perempuan itu.

"Karina!!! Buka pintuu!" sampai sebuah teriakan didepan pintu kamar perempuan itu sukses membuatnya terbangun dari lamunannya.

Ia segera sadar dan membuka pintu kamarnya. Terlihat seorang perempuan yang tak kalah cantik dengan mata tajam kucing miliknya.

"Yeji? Ngapain?" tanya perempuan yang dipanggil Karina tadi.

"Oh, gue gak boleh kesini? Yaudah gue pulang lagi," perempuan bernama Yeji itu berbalik arah, hendak meninggalkan tepat saat tangan Karina menariknya terlebih dahulu.

"Gak gitu. Masuk aja," Karina menarik lengan Yeji masuk kedalam kamarnya.

Sebagai teman sejak lama, Karina dan Yeji sendiri sudah cukup akrab. Orang tua mereka juga sangat akrab, jadi tak heran jika mereka sering memutuskan untuk menginap disalah satu rumah.

Our Secret || Hyunrina [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang