→« ᵎᵎ (つ•˕•)つ☆ » ←
"Huaaaaa! Pulangnya jadi telat banget kann??! Huh guru seenaknya aja kasih tugas," gerutu Yeji kesal.
"Tau tuh. Orang udah jam pulang masih dikasih tugas lagi. Mana banyak banget," geram Giselle menambahkan.
"Huhh terima ajalah. Dia itu guru senior jadi susah juga buat ngelawannya," kali ini Karina ambil suara.
Mereka bertiga menghela nafas panjang. Lelah akibat soal-soal yang banyak tadi.
"Eh, lo pada udah dijemput tuhh," ucap Karina tiba-tiba.
Kedua maniknya menangkap Yeonjun disisi kanan dan Jihoon di sisi kiri. Menunggu pacar mereka masing-masing.
"Eh hehe iyaa, duluan yaa," pamit Yeji dan Giselle bersamaan.
"Hum gini nih, punya temen yang punya pacar. Gue begitu aja ditinggalin," Karina berpura-pura manyun sambil melipat kedua lengannya diatas dada.
Melihat itu sontak Yeji dan Giselle memeluk Karina dengan erat.
"Huhu kasiannn.. byeee," setelah berpelukan singkat. Mereka langsung kembali berlari menuju pacar mereka masing-masing. Hanya Karina yang masih berdiri disana sendirian.
"Huh dasar, temen gue pada bucin semua. Huftt gue jadi tambah kangen Hyunjin," sungut Karina.
Dengan lesu, Karina melangkahkan kakinya menuju ke rumahnya. Sebenarnya ia sedikit tak berani karena jalanan terasa lebih gelap dari biasanya.
Namun tiba-tiba, seseorang menghampirinya dengan sebuah motor.
"Naik,"
Suara yang sangat akrab ditelinga Karina. Ia langsung menoleh dan benar-benar mendapati sosok Hyunjin dihadapannya.
"Yeay makasih," tanpa aba-aba, Karina langsung menaiki motor besar Hyunjin. Dengan sedikit berpegangan pada belakang motor.
Hyunjin kemudian melajukan motornya. Mungkin karena sudah terbiasa sebelumnya, Karina sama sekali tak protes saat Hyunjin membawa motor sangat cepat.
Perjalanan mereka cukup lama. Entahlah mengapa disekitar rumah mereka tak ada sekolah yang dekat. Sehingga mengharuskan mereka untuk sekolah ditempat yang sedikit lebih jauh.
"Jin, boleh minta tolong?" tanya Karina memberanikan diri.
Hyunjin hanya mengangguk kecil karena cukup fokus pada pandangan jalan.
"Boleh mampir ke sirkuit balapan lo gak?" tanya Karina dengan cepat.
Hyunjin mengernyit heran, "Mau ngapain?" tanyanya.
"Huh kalung gue. Gue rasa jatuh disitu kemarin, itu benda penting gue dari masa depan. Gue gak mau kehilangannya," jelas Karina.
Hyunjin sedikit terdiam. Kalung yang Karina maksud ada padanya. Namun, bagaimana ia memberikannya ke Karina? Ia cukup bingung memikirkan hal itu sejak disekolah tadi.
Hyunjin tak membalas ucapan Karina. Justru ia malah berhenti disebuah taman yang letaknya masih cukup jauh dari sirkuit balapan maupun rumah mereka.
"Ehh eh kok berenti? Lo kagak mau yaa? Gak apa-apa langsung ke rumah aja," ucap Karina panik. Ia takut jika Hyunjin menurunkan dirinya sendirian di taman itu.
"Turun," ucap Hyunjin perlahan.
Namun Karina masih menolak. Ia memeluk erat Hyunjin dari belakang membuat Hyunjin tersentak seketika.
"Gue gak mau. Lo tau kan gue takut gelap," jelasnya masih sambil memeluk Hyunjin dengan erat.
"Gue cuma mau ngomong sesuatu," ucap Hyunjin dengan sedikit pelan.
Mendengar itu, Karina langsung melepaskan pelukannya, "Oh, hehe. Okee," Ia langsung turun dari motor Hyunjin dan berdiri disampingnya.
"Gue—
"Disini? Ditengah taman aja, disini gelap," ajak Karina. Tanpa aba-aba lagi, Karina menarik lengan Hyunjin menuju tengah taman.
Untung saja Hyunjin sempat mengunci motornya sebelum lengannya ditarik begitu saja oleh Karina.
"Uwahhh," Karina berdecak kagum melihat pemandangan taman itu.
Ia berkeliling sembari berputar-putar melihat indahnya taman yang dilengkapi dengan berbagai lampu hias yang terang.
"Rin, gue—
"Wahh lihat!" belum sempat mengucapkan sebuah kata, Hyunjin kembali ditarik Karina menuju suatu tempat.
"Jin, lo tau gak? Dimasa depan. Lo sering banget ngajak gue kesini. Pemandangan sekarang lebih bagus dibanding yang di masa depan. Disana banyak tanaman palsu," jelas Karina terkesima pada tanaman-tanaman asli ditaman itu. Tidak seperti dimasa depan saat tanaman asli banyak digantikan dengan tanaman palsu.
Sementara itu, Hyunjin hanya memperhatikan tingkah Karina. Perlahan-lahan ia semakin yakin jika Karina dihadapannya kini berasal dari masa depan.
"Lihat. Lo pernah nanem bunga mawar disini sama gue. Tempatnya persis," ucap Karina. Entah mengapa ia semakin rindu pada sosok Hyunjin dimasanya.
"Mawar?" tanya Hyunjin bingung. Sebenarnya ia tak terlalu mengerti tentang jenis-jenis bunga.
"Hm mawar. Jenisnya Primrose," jelas Karina.
Hyunjin menatap Karina dengan wajah kebingungan.
"Dan lo tau apa arti bunga Primrose?" tanya Karina sambil menatap lahan kosong dihadapannya.
Hyunjin kembali mengernyitkan dahinya, "Apa?" tanyanya penasaran.
Karina sedikit berjongkok pada lahan hijau dihadapannya, "Katanya Primrose itu artinya cinta yang abadi. Jadi kalo orang ngasih bunga primrose ke seseorang, cinta mereka abadi gak bisa hancur," jelas Karina.
Tak disadari, air mata Karina mengalir. Ia mengingat hubungannya dengan Hyunjin dimasa depan yang sangat akrab. Berbeda dengan Hyunjin dihadapannya kini yang masih dingin padanya.
"Lo gak apa-apa?" tanya Hyunjin perlahan.
Karina menggeleng dan kembali berdiri. Ia langsung hendak mendengarkan ucapan Hyunjin yang terpotong olehnya sedari tadi.
"Maaf, lo tadi mau bilang apa?" tanya Karina. Kedua matanya masih memerah karena tangisan singkatnya tadi. Sebenarnya jika dibiarkan, Karina masih tak bisa menahan air matanya.
"Lo duduk dulu sini," ucap Hyunjin perlahan. Ia membantu menuntun Karina untuk duduk disalah satu kursi taman terdekat.
Karina menurut dan duduk dikursi itu. Ia mencoba menahan kembali air matanya.
Hyunjin duduk disamping Karina. Perlahan-lahan, ia mengeluarkan sesuatu disaku hoodienya.
"Ini punya lo," ucap Hyunjin sembari memberikan kalung milik Karina.
Karina menatap kalung itu dengan mata berbinar, "Kalungnya. Lo dapet dari mana?" tanya Karina.
Tangannya dengan sigap mengambil kalung itu. Dan membuka isi poto dari liontin kalung itu.
"Kemarin lo ngejatuhinnya. Gue udah niat mau ngasih tau. Tapi gak ada nomor kontak lo," jelas Hyunjin.
Karina kembali bersemangat melihat kalung itu masih utuh. Namun dengan begitu air matanya kembali jatuh membasahi pipinya.
"Hyunjin, gue kangen," gumamnya perlahan.
Hyunjin kebingungan melihat tingkah Karina. Ia ingin membantunya namun tak bisa berbuat apa-apa.
"Rin, lo—
Belum sempat mengucapkan sesuatu, Karina kembali memeluk Hyunjin dihadapannya.
"Gue tau mungkin lo bisa belum terima gue sepenuhnya. Tapi gue mohon, jadi Hyunjin gue buat malem ini. Gue kangen banget sama lo," ucap Karina sedikit terbata-bata karena tangisannya.
Hyunjin mengagguk kecil. Dengan perlahan, ia mengelus rambut panjang Karina sembari mencoba menenangkannya.
Malam itu, Hyunjin menjadi Hyunjin Karina dimasa depan. Berharap itu cukup untuk mengurangi rasa rindu Karina dengan kehidupannya dimasa depan.
»
»
»
→ To be continued ↓
![](https://img.wattpad.com/cover/375575048-288-k311636.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Secret || Hyunrina [✓]
FanfictionSecara tiba-tiba Karina, seorang perempuan cantik yang bekerja di toko eskrim kembali ke masa lalu. Sembari mencari alasan dirinya kembali ke masa lalu, dirinya bertekad untuk menghalau kecelakaan yang akan dialami pacarnya dimasa depan. Name of sto...